Imsyak dan Sahurnya Rasulullah SAW

Rasulullah SAW menamakan sahur dengan istilah ’makan pagi yang diberkahi’ sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud, Nasai dan Ahmad dari la ’Irbadh bin Sariyah berkata, ”Rasulullah saw mengajakku untuk bersahur didalam bulan Ramadhan dengan bersabda,”Mari kita makan pagi yang diberkahi.”

Di dalam riwayat Ahmad dari Abu Said bahwa Rasulullah SAW bersabda,”sahur seluruhnya adalah keberkahan maka janganlah anda meninggalkannya walaupun seseorang dari kalian hanya meminum seteguk air. Sesungguhnya Allah swt dan para malaikatnya memberi salam kepada orang-orang yang bersahur.”

Di dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa Aisyah pernah ditanya tentang dua orang yang salah satunya menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur sedangkan yang lainnya mengakhirkan berbuka dan menyegerakan sahur maka dia menjawab, ”Siapa dari keduanya yang menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur?’ orang itu menjawab,”Dia adalah Abdullah bin Mas’ud.” Aisyah menjawab, ”Demikianlah Rasulullah saw melakukannya.”

Diriwayatkan oleh Ahmad dari Bilal berkata, ”Aku mendatangi Rasulullah saw dan mengadzankan shalat. Beliau saw ingin berpuasa maka dia pun meminum kemudian beliau saw memberikannya kepadaku dan keluar untuk shalat, ini adalah sebelum masuknya fajar.”

Riwayat dari Anas didalam ash Shahihain disebutkan,”Sesungguhnya Bilal telah mengumandangkan adzan pada waktu malam (sebelum fajar) maka makan dan minumlah sehingga Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzannya.” Sesungguhnya Ibnu Ummi Maktum adalah seorang buta yang tidak mengumandangkan adzan kecuali jika dikatakan kepadanya, ”Telah shubuh, telah shubuh.”

Terdapat riwayat yang membatasi waktu antara sahur dengan shalat didalam hadits Zaid bin Tsabit yang berkata, ”Kami (menyelesaikan) sahur bersama Rasulullah saw kemudian kami mengerjakan shalat.” Anas berkata, ”Berapa lama antara keduanya?” Zaid menjawab, ”Sekitar lima puluh ayat” (Muttafaq Alaihi)

Dari hadits Bilal diatas dapat difahami bahwa adzan pertama yang dikumandangkannya adalah untuk membangunkan seorang yang hendak berpuasa keesokan harinya agar bersahur. Sedangkan adzan kedua yang dikumandangkan Ibnu Ummi Maktum adalah datangnya waktu shubuh yang menandakan berhentinya waktu sahur.

Waktu imsak yang ditentukan sepuluh menit sebelum shubuh itu adalah perkiraan para ulama yang setara dengan seorang yang membaca sebanyak 50 ayat Al Qur’an, yaitu batas waktu antara selesainya sahur dengan adzan waktu shubuh. Dan 50 ayat ini adalah waktu yang cukup atau tengah-tengah, ia tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.

Pada dasarnya waktu akhir dari sahur seseorang adalah sedikit menjelang masuknya waktu fajar akan tetapi diharamkan baginya jika telah masuk waktu fajar. Namun demikian dianjurkan agar seorang yang bersahur menghentikan sahurnya pada sepuluh menit sebelum masuknya shubuh agar dirinya memiliki kesiapan penuh untuk berpuasa esok harinya dan agar dirinya juga bersiap-siap untuk melaksanakan shalat shubuhnya.

 

ERA MUSLIM

Sahur, Waktu Paling Mustajab Untuk Berdoa

WAKTU sahur merupakan salah satu waktu yang sangat mustajab untuk berdoa di bulan Ramadan. Sebab sunah waktu sahur sama dengan sepertiga malam terakhir yang disabdakan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tentang keutamaannya.

“Rabb kita Tabaraka wa Taala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdoa kepadaKu, niscaya akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepadaKu, niscaya Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepadaKu, niscaya akan Aku ampuni.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Lalu, bacaan apa yang paling utama di waktu sahur? Doa apa yang paling utama dipanjatkan di waktu itu?

Al Quran mengisyaratkan agar waktu sahur diisi dengan memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Taala. Jadi bacaan paling utama di waktu sahur adalah istighfar. Doa yang paling utama di saat itu adalah doa memohon ampun kepada Allah.

Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

“(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17)

Dalam menjelaskan, Ibnu Katsir menerangkan bahwa ayat ini menunjukkan keutamaan beristighfar di waktu sahur.

Para sahabat biasa mengamalkan istighfar di waktu sahur. Misalnya Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu. Beliau biasa bertanya kepada Nafi. “Hai Nafi apakah waktu sahur telah masuk?” Jika ternyata waktu sahur telah dimulai, Abullah bin Umar berdoa dan memohon ampun hingga waktu Subuh.

Ibnu Masud radhiyallahu anhu juga mengamalkan waktu sahur untuk memperbanyak istighfar. Beliau berdoa:

“Ya Tuhanku, Engkau telah memerintahkan kepadaku, maka aku taati perintah-Mu. Dan inilah waktu sahur, maka berikanlah ampunanmu kepadaku.”

Demikianlah waktu sahur merupakan waktu paling mustajabah. Maka manfaatkan waktu mustajabah tersebut dengan memperbanyak istighfar. Baik istighfar pendek “Astaghfirullah” atau “Astaghfirullahal adhiim” maupun sayyidul istighfar. Wallahu alam bish shawab.

– See more at: http://ramadhan.inilah.com/read/detail/2383454/sahur-waktu-paling-mustajab-untuk-berdoa#sthash.JYEk8Gtz.dpuf

4 Alasan Waktu Imsak Justru Waktu Terbaik untuk Sahur

Siapa yang sering sahur sejam atau bahkan dua jam sebelum adzan Shubuh? Wuih, mungkin makan sahurnya bermacam-macam dan makannya sambil nonton jadi butuh waktu lama untuk mengunyah yaa?

Padahal kalau kita mau mengikuti sunah Rasulullah, justru makan sahurlah begitu mendekati waktu adzan Shubuh, kira-kira lima belas menit sampai tiga puluh menit sebelum adzan Shubuh, karena cara inilah yang dilakukan oleh Rasul dan para Sahabat. Bahkan beberapa kalangan menyatakan waktu imsak sebagai waktu untuk berhenti makan sahur adalah bid’ah yang menyesatkan.

“Dahulu para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-orang yang paling segera berbuka dan paling lambat sahur.” (HR. Abdurrozaq di dalam Al-Mushonnaf 4/226, no. 7591; dishahihkan oleh Al-Hafizh di dalam Al-Fath)

Dalam hadits lainnya, Zaid bin Tsabit menyatakan bahwa setelah sahur biasanya Rasulullah langsung melaksanakan shalat Shubuh, artinya… beliau biasanya mengakhirkan sahur.

“Bahwa Zaid bin Tsabit telah memberitahunya bahwa mereka makan sahur bersama Rasulullah saw. Kemudian mereka berdiri mengerjakan shalat. Aku bertanya kepada Zaid: “Berapa lama tempo antara selesai makan sahurdengan shalat?” Zaid Menjawab, “Kira-kira 50 atau 60 ayat (al-Qur’an).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ada beberapa alasan bahwa sebaiknya kita sahur mendekati waktu imsak atau adzan Shubuh:

1. Tidak berlebihan dalam menyantap makan sahur

Kalau waktunya kelamaan, kita bisa kebanyakan makan dan minum, akhirnya perut malah kembung dan kekenyangan karena segala jenis makanan dimasukin ke perut.

Padahal Rasulullah hanya sahur dengan kurma kering:

“Hidangan sahur seorang mukmin yang paling baik adalah kurma kering” (HR. Ibnu Hiban, Abu Dawud, dan al-Baihaqi)

2. Tidak terpikir untuk tidur lagi setelah santap sahur

Gara-gara kelamaan menunggu waktu shubuh, akhirnya ngantuk lagi, ketiduran, dan shalat Shubuh bablas ke masjidnya.

 

3. Mendapat keberkahan sahur karena mengikuti sunah mengakhirkan sahur

“Dahulu para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-orang yang paling segera berbuka dan paling lambat sahur.” (HR. Abdurrozaq di dalam Al-Mushonnaf 4/226, no. 7591; dishahihkan oleh Al-Hafizh di dalam Al-Fath)

 

4. Terasa kenyang lebih lama

Karena sahurnya mendekati fajar Shubuh, in syaa Allah masih terasa kenyang ketika pagi tiba. Sedangkan orang yang sudah sahur dari jam 2, setengah 3 atau jam 3 mungkin sudah terasa lapar lagi.

 

sumber: Ummi Online