Yahudi dan Nasrani akan Masuk Islam Semua Saat Nabi Isa Turun ke Bumi Kelak?

Yahudi dan Nasrani akan beriman kepada risalah Muhammad SAW

Ketika Nabi Isa alaihissalam diturunkan Allah SWT ke bumi menjelang hari kiamat, maka setiap orang-orang ahli kitab akan beriman kepada Nabi Isa, bahwa Nabi Isa adalah hamba Allah SWT dan utusanNya. 

Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An Nisa berikut ini:

وَاِنْ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ اِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهٖ قَبْلَ مَوْتِهٖ ۚوَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ يَكُوْنُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًاۚ

“Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada hari Kiamat dia (Isa) akan menjadi saksi mereka.” (QS An Nisa 159). 

Ibnu Jarir Ath Thabari dalam tafsirnya menjelaskan qabla mautih adalah sebelum kematiannya nabi Isa putra Maryam. Maksudnya sebelum Nabi Isa diwafatkan Allah SWT di bumi menjelang kiamat, pada saat itu tidak ada ahli kitab yang tidak beriman kepada Nabi Isa.

Sedangkan saat ini Nabi Isa masih hidup. Dan kelak ketika telah diturunkan kembali ke bumi maka orang-orang ahli kitab akan beriman pada Nabi Isa mengakui bahwa Nabi Isa bukan Tuhan melainkan hamba Allah SWT, dan bukan putra Tuhan melainkan putra Maryam. 

  في قوله: ﴿ وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ ﴾ قال: “قبل موت عيسى، والله إنه الآن لحي عند الله، ولكن إذا نزل آمنوا به أجمعون”؛ [تفسير ابن جرير الطبري ج: 9 ص: 380].

Dalam kalimat wa in min ahlil kitabi illa layuminanna bihi qobla mautihi, dia berkata bahwa (maknanya) sebelum kematiannya Nabi Isa. Demi Allah bahwa Nabi Isa sekarang hidup di sisi Allah, akan tetapi ketika turun Nabi Isa ke bumi orang-orang ahli kitab semuanya beriman kepada Nabi Isa.

Sementara itu Imam Nawawi menjelaskan bahwa sebagaimana menukil keterangan Abu Hurairah bahwa dhomir lafaz mautihi itu kembali atau menunjuk pada Nabi Isa alaihissalam.

Maknanya bahwa tidak ada dari ahli kitab yang pada zaman ketika Nabi Isa diturunkan kembali ke bumi kecuali mereka beriman kepada Nabi Isa. Mereka mengetahui bahwa Isa adalah hamba Allah SWT dan putra Maryam. Ini merupakan pendapat sebagian mufasirin. 

Sementara itu dalam tafsir Tahlili Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ) ada dua makna. 

Pertama bahwa ayat itu maksudnya tidak ada seorangpun dari ahli Kitab, baik Yahudi maupun Nasrani, melainkan akan beriman kepada Nabi Isa dengan iman yang sebenarnya sebelum mereka itu mati, yaitu ketika menghadapi sakaratul maut.

Orang-orang Yahudi akan beriman, bahwa Nabi Isa itu utusan Allah SWT dan roh yang ditiupkan kepada Maryam dan sebagai makhluk ciptaan Allah SWT.

Orang-orang Nasrani pun akan beriman bahwa Nabi Isa adalah hamba Allah SWT dan kalimat-Nya, bukan Allah SWT dan bukan pula anak Allah SWT.

Keimanan mereka yang sedemikian itu tidak berguna lagi, sebab dinyatakan setelah mereka sampai di tenggorokan, setelah mereka melihat tanda-tanda di alam akhirat. Sebagaimana firman Allah SWT.

يَوْمَ يَأْتِيْ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا اِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ اٰمَنَتْ مِنْ قَبْلُ 

“Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu.” (QS Al Anam ayat 158)

Kedua, ada pula sebagian ulama yang menafsirkan bahwa surat An Nisa ayat 159 maksudnya  tidak ada seorang pun dari ahli kitab melainkan akan beriman kepada Nabi Isa dengan iman yang sebenarnya sebelum Nabi Isa wafat.

Nabi Isa akan diturunkan lagi ke dunia dari langit pada akhir zaman untuk memperbaiki nasib umat Islam setelah dirusak oleh Dajjal. Berdasarkan beberapa hadis sahih riwayat al Bukhari dan Muslim dan lain-lain: 

Nabi Isa akan turun ke dunia, nanti pada akhir zaman. Beliau akan memecahkan salib lambang umat Nasrani, akan memusnahkan babi dan segala kekejian. Setelah itu dunia akan mengalami kesuburan, keamanan dan kesejahteraan yang adil dan merata.

Ketika itu Ahli Kitab dari Yahudi dan Nasrani akan beriman semuanya kepada Nabi Isa sebelum wafat, dan setelah wafat beliau dimakamkan di samping makam Nabi Muhammad di Madinah.

Turunnya Nabi Isa ke dunia ini adalah untuk menegakkan syariat Muhammad SAW sehingga Nabi Muhammad tetap menjadi saksi atas keimanan atau kekafiran ahli Kitab, seperti dijelaskan dalam firman Allah SWT:

فَكَيْفَ اِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ اُمَّةٍۢ بِشَهِيْدٍ وَّجِئْنَا بِكَ عَلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ شَهِيْدًا 

“Dan bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka.” (QS An Nisa ayat 41).   

ISLAM DIGEST