Rasulullah Berdoa untuk Umatnya di Pagi Hari

Tangisan Nabi Muhammad SAW

TAWA Rasulullah ﷺ, bukan tertawa yang terbahak-bahak. Apalagi dengan tangisannya. Tentu tangisannya tidak sedu dan tidak keras. Sekadarnya tangis dengan kesedihan maupun tangis kegembiraannya.

Tangisan Rasulullah ﷺ adalah disertai tetesan yang membasahi pipinya, sedang dari dalam dadanya terdengar gemuruh. Kapan kita bisa tahu Nabi menangis? Tersirat dalam sirah, Nabi ﷺ menangis di saat mengakkan shalat malam. Ketika mendengarkan bacaan al-Qur’an. Nabi menangis juga ketika ditinggal kasih sayangnya dan sahabatnya yang wafat. Atau di saat Nabi ﷺ merasa ketakutatan karena ancaman dan kemahakuasaan Allah ditampakkan.

Dalam kisah yang disampaikan Abdillah bin Syikhir, beliau menjumpai Nabi ﷺ sedang melaksanakan shalat. Dia mendengar gemuruh dari dalam dada Nabi dalam tangisnya, sebagimana diriwayatkan Ahmad, Abu Dawud, An-Nasai, dan Tirmidzi dalam Kitab Asy Syama’il.

Dilain waktu, Nabi ﷺ khusyu menengarkan Al-Qur’an hingga mencucurkan air mata, disamping sahabatnya Abdullah bin Ma’ud. Hal itu tejad tatkala Ibnu Mas’ud membaca Surah Nisa’ ayat 41.

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِن كُلِّ أُمَّةٍۭ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ شَهِيدًا

“Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).”

Persis di ayat ini, Abdullah bin Mas’ud diminta untuk berhenti membacanya. “Cukup,” ujar Nabi ﷺ. Ibnu Mas’ud menyaksikan, mata Nabi ﷺ bercucuran air mata.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Menangisnya Nabi, bisa disaksikan oleh para sahabatnya, manakalah di antara kerabatnya ada yang wafat. Ibnu Abbas mengkisahkan, Suatu kali Nabi ﷺ membawa cucunya, anak dari putrinya Zainab yang kala itu sedang berjuang menjemput ajalnya. Nabi meraih cucunya itu dan meletakkan di hadapannya. Cucunyapun akhirnya wafat di hadapannya.

Menghadapi kenyataan itu, Ummu AIman menaingis dan berteriak. “Engkau menangis seperti  ini di hadapan Rasulullah ﷺ? Tegus Nabi ﷺ saat melihat Ummu Aiman menangis dengan tangisan yang dilarang agama disertai dengan teriakan. Tangis yang menunjukkan ketidakrelaan terhadap takdir kehidupan seseorang.

“Aku tidak menangis, tetapi itu adalah rasa kasih sayang. Sesungguhnya seorang mukmin itu selalu dalam kebaikan di setiap keadaan, ruhnya dicabut dari jasadnya dan dia dalam keadaan memuji Allah.“ (HR:  Ahmad, an Nasai, dan Tirmidz dalam Asy-Syamail).

Rasulullah ﷺ merupakan manusia yang paling sayang dan kasih kepada ummatnya. Nabi ﷺ sering menangis, ketika ingat atau mengetahui ummat-Nya berbuat durhaka. Diriwayatkan dari Abdullah Ibn Amr Ibn al-Ash ra, Rasulullah ﷺ bersabda:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَلاَ قَوْلَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ فِي إِبْرَاهِيْمَ : رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيْرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي. وَقَالَ عِيْسَى: إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ العِزِيْزُ الحَكِيْم. فَرَفَعَ يَدَ يْهِ. وَقَالَ: أُمَّتِي …أُمَّتِي … وَبَكى فَقَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ : يَا جِبْرِيْلُ إِذْهَبْ إِلَى مُحَمَّدٍ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ فَسَلْهُ : مَا يَبْكِيْكَ ؟. فَأَتَاهُ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَلاَمُ فَسَأَلَهُ فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَا قَالَ وَهُوَ أَعْلَمُ ؟ فَقَالَ اللهُ : يَا جِبْرْيلُ إِذْهَبْ إِلَى مُحَمَّدٍ. فَقُلْ : إِنَّا سَنُرْضِيْكَ فِي أُمَّتِكَ وَلاَ نَسُؤُكَ

“Sesungguhnya Nabi Muhammad ﷺ membaca firman Allah ‘Azza wa Jalla tentang do’a Nabi Ibrahim: “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan dari manusia, maka barang siapa yang mengikutiku, maka sungguh orang itu termasuk golonganku.” (dalam QS: Ibrahim : 14). Dan Nabi ﷺ (membaca firman Allah Swt tentang doa Nabi ‘Isa : Jika Engkau (Allah) menyiksa, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu. Dan jika Engkau mengampuninya, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS: al-Maidah : 118).

Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, “Sesungguhnya ini adalah rahmat. Mata menangis, hati bersedih, dan kita tidak mengatakan kecuali yang membuat Tuhan kita ridha. Sesungguhnya saat berpisah denganmu, wahai Ibrahim kami sangat bersedih,” sabda Nabi.

Nabi juga tiba-tiba menangis, manakala mengkhawatirkan umat beliau. Diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam Syama’il juga Ahmad dan Nasai pernah suatu terjadi gerhana matahari. Nabi lantas shalat dan menangis dengan bibir seakan meniup sesuatu. Beliau berkata, “ Wahai Tuhanku, tidaklah Engkau berjanji untuk tidak menghukum mereka sedang aku bersama mereka dan mereka pun memohon ampunanmu. Kami mohon ampunanMu, wahai Tuhan kami.*/ Akbar Muzakki

HIDAYATULLAH