Wahai Syaikh, Sadarkanlah Jiwaku dari Keterpurukan

DALAM suatu kesempatan, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin ditanya oleh seorang pemuda, “Saya sebenarnya adalah seorang pemuda yang Multazim (teguh menjalankan agama).”

“Namun beberapa waktu terakhir ini saya merasa iman saya lemah. Ditandai dengan banyaknya saya melakukan maksiat seperti meninggalkan salat atau mengakhirkannya, mendengarkan hal-hal yang tidak bermanfaat, dan tenggelam dalam berbagai kenikmatan dunia. Dan saya sudah berusaha untuk menyadarkan jiwa saya dari keterpurukan ini, namun saya tidak sanggup. Dapatkan anda membimbing saya untuk dapat kembali ke jalan yang lurus yang bisa menyelamatkan saya dari keburukan jiwa saya?”.

Syaikh menjawab: Aku memohon kepada Allah agar memberikan hidayah kepadaku dan juga kepada anda. Dan jalan untuk menuju hidayah adalah dengan:

– Bersemangat dalam membaca Alquran dan mentadabburinya. Karena Alquran itu dikatakan oleh Allah:

“Wahai Sekalian Manusia! Sungguh telah datang kepada kalian pelajaran (Alquran) dari Tuhan kalian, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman” (Q.S Yunus : 57)

– Kemudian juga dengan sebisa mungkin melihat kembali apa yang ada dalam perjalanan hidup Nabi Shallallahualaihi Wasallam dan sunah-sunah beliau. Karena ini adalah penerang jalan bagi orang yang hendak menuju kepada Allah azza wa jalla.

– Bersemangat untuk berteman dengan orang-orang saleh dan bertaqwa. Yaitu para ulama rabbani dan teman-teman yang bertakwa.

– Sebisa mungkin menjauhi teman duduk yang buruk, yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam:

“Berteman duduk yang buruk itu semisal dengan berteman dengan pandai besi. Bisa jadi pakaianmu ikut terbakar atau engkau mendapatkan bau yang tidak sedap”

– Senantiasa sesasilah diri anda atas apa yang terjadi pada anda, yaitu perubahan diri anda tersebut, hingga penyesalan tersebut membuat anda kembali sebagaimana semula.

– Jangan sampai masuk perasaan kagum ke dalam hati anda terhadap amalan shalih yang pernah anda lakukan. Karena perasaan kagum tersebut terkadang menghapus pahala amalan. Sebagaimana firman Allah Taala:

“Mereka mengungkit keislaman mereka kepadamu. Katakan, “Janganlah kamu mengungkit keislaman kalian kepadaku, tetapi Allahlah yang memberikan kepada kalian hidayah kepada iman jika kalian adalah orang-orang yang benar”” (QS. Al Hujurat: 17).

– Namun senantiasalah periksa amalan-amalan saleh anda, dan senantiasalah merasa kurang, sehingga membuat anda senantisa beristighfar kepada Allah azza wa jalla. Dengan juga senantiasa berhusnuzhan kepada Allah Taala. Karena seorang manusia ketika kagum dengan amalan shalihnya, dan ia merasa dirinya memiliki hak yang wajib ditunaikan oleh Allah, maka ini menjadi perkara yang berbahaya dan bisa menghapuskan pahala amalan. Nasalullah as salamah wal afiah[]

 

 

MOZAIK INILAH