Yang Harus Kita Hindari: Penyakit Hati dalam Islam

Setelah sempat mengulas lima penyakit hati, kami akan mengulas lima penyakit hati lainnya dalam artikel ini, yaitu berburuk sangka, khianat, fitnah, hasut, dan mencintai harta/barang dunia.

Nah, berikut adalah penyakit hati dalam Islam yang sebaiknya kita jauhi.

Berburuk Sangka

Di dalam Alquran sudah dipaparkan dengan sangat jelas bahwa setiap muslim dilarang untuk berburuk sangka, karena (sebagian) perilaku berburuk sangka digolongkan dalam perbuatan dosa.

Berburuk sangka ialah perilaku curiga dan menganggap orang lain telah bersikap buruk kepada diri Anda. Padahal, ini baru ada di benak saja, tanpa ada bukti secara nyata. Tentu saja, sikap curiga ini dapat membuat hubungan antar sesama menjadi tidak harmonis.

Sebagai contoh, istri yang merasa curiga kepada sang suami tanpa dasar yang jelas, akan merusak keharmonisan rumah tangga. Saudara yang berpikiran buruk pada saudara yang lain akan memecah belah bahkan memutuskan tali persaudaraan. Rekan bisnis yang berprasangka buruk dengan rekannya yang lain, akan merusak hubungan bisnis yang telah terjalin.

Khianat

Khianat adalah mangkir dalam amanah yang sudah diberikan padanya. Ini merupakan sikap yang dibenci dalam Islam. Sikap khianat ini akan merugikan diri sendiri dan orang lain.

Sikap khianat tidak hanya akan merugikan orang lain, tetapi juga diri sendiri. Orang yang telah memberikan kepercayaan dan amanah tentu saja akan tersakiti dan kecewa saat dikhianati. Pun demikian dengan orang yang berkhianat, dia tidak akan diberi kepercayaan lagi.

Fitnah

Pernah dengar istilah “fitnah lebih kejam dari pembunuhan”? Ya, istilah ini bisa dibilang benar. Karena, dampak fitnah cukup besar bagi orang yang terkena fitnah. Fitnah akan akan meninggalkan pengalaman buruk bahkan traumatis, serta dapat memicu tindakan-tindakan yang berbahaya.

Hasut

Hasut adalah menebar kebencian dan amarah kepada orang lain maupun sekelompok orang. Sifat hasut tentu saja sangat tidak terpuji karena dapat memecah belah persaudaraan dan menghilangkan keharmonisan. Bahkan, dapat pula “menggiring” publik untuk membenci suatu kaum atau seseorang.

Tanpa di sadari, hasut ini banyak ditemui di sekitar kita. Untuk menyudahinya, tentu saja menjaga hati dan terus beribadah kepada-Nya merupakan “fondasi” awal untuk mencegah diri dari perilaku hasut.

Dan itulah mengapa kita dilarang untuk berprasangka buruk, dan membicarakan keburukan orang lain. Karena dua sikap ini dapat membuat Anda mudah terhasut. Cara termudah untuk menghindari hasutan orang adalah dengan tidak menelan mentah-mentah informasi yang kita terima, apalagi jika hal itu menyangkut keburukan orang lain.

Selain itu, apabila mendengar tentang aib orang lain, hendaklah kita tidak menyebarkannya. Bagaimanapun, kita juga manusia yang tak luput dari aib. Terlebih, Allah berjanji akan menjaga aib kita apabila kita menjaga aib saudara.

mencintai harta/barang dunia akan memunculkan sikap tidak bersyukur, kikir/pelit, berbuat curang, egois, bahkan memicu tindak kejahatan seperti korupsi.

Mencintai Harta/Barang Dunia

Penyakit hati dalam Islam yang terakhir ialah mencintai harta atau barang dunia. Sifat dasar manusia ialah tidak pernah merasa puas. Sebesar apa pun harta dunia dikejar, maka akan semakin terasa kurang. Padahal, mencintai harta/barang dunia akan memunculkan sikap tidak bersyukur, kikir/pelit, berbuat curang, egois, bahkan memicu tindak kejahatan seperti korupsi.

 

Agar kita tidak termasuk dalam golongan ini, kita perlu sama-sama menyadari bahwa setiap harta di dunia ini adalah milik Allah, dan rezeki yang kita miliki berasal dari Allah.

Dengan menjalani hidup sesuai tuntunan dan perintah dari-Nya, Allah akan memelihara hidup kita. Namun demikian, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika ia tidak mau mengubah nasibnya sendiri. Maka, teruslah bekerja dan berusaha mengubah nasib. Bukan untuk mengejar harta dunia, melainkan demi mendapat rida dari-Nya.

Demikian ulasan kami tentang penyakit hati dalam Islam. Semoga bermanfaat.

 

UMRAH.TRAVEL