5 Golongan yang Dibenci dan Dilaknat Malaikat

5 Golongan yang Dibenci dan Dilaknat Malaikat

Terdapat sejumlah golongan umat Islam yang dilaknat malaikat

Rasulullah SAW memberitahukan informasi bahwa sesungguhnya kebencian kepada Allah SWT adalah hal yang merantai manusia akibat menanggalkan keimanan. Sedangkan iman malaikat selalu konsisten, maka tak heran jika malaikat melaknat dan membenci golongan-golongan manusia tertentu.

Dilansir di Islamweb, Kamis (4/3), tak diragukan lagi bahwa atas keimanan yang konsisten maka malaikat dapat melaknat manusia atau menjatuhkan laknatnya terhadap golongan tertentu, sehingga tidak semua keturunan Nabi Adam dikutuk dan dilaknat malaikat. Namun demikian untuk dapat melaknat manusia tertentu, para malaikat meminta izin terlebih dahulu kepada Allah dan diterima.

Pertama, para malaikat mengutuk orang yang menyembunyikan pengetahuan dan hukum syariat. Yakni apa yang disampaikan bagi para ahli ilmu dan hukum berkebalikan dengan apa yang ada dalam syariat. Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 159: 

إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَىٰ مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ ۙ أُولَٰئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ

“Innalladzina yaktumuna maa anzalna minal-bayyinaati wal-huda min ba’di maa bayyannahu linnasi fil-kitaabi. Ulaika yal’anuhumullahu wa yal-anuhumulla’inuna.”

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati.” 

Dijelaskan bahwa ayat tersebut berisi tentang peringatan atas janji Allah yang tegas dan pasti kepada orang-orang yang menyembunyikan yang hak atas syariat. Orang-orang yang berpengetahuan tidak boleh melakukan penyimpangan atas ilmu yang ia miliki.

Kedua, malaikat melaknat orang-orang yang mengutuk/menista sahabat Nabi. Sebab para sahabat Nabi adalah orang-orang yang mendapatkan keridhaan Allah SWT sebab Nabi SAW sangat ridha akan mereka.

Para sahabat Nabi adalah murid-murid Nabi. Sehingga Allah memuji mereka dalam Alquran, dan memberikan pujian terhada mereka. 

Para sahabat digambarkan sebagai golongan orang yang paling terdepan dalam membela Nabi dan tangguh menemani dakwah Islam melawan orang-orang kafir.

 وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Wassabiqunal-awwaluna minal-muhaajirina wal-anshari walladzina hum bi-ihsaanin radhiyallahu anhum wa radhu anhu wa a-adda lahum jannatin tajri tahtahal-anhaaru khaalidina fiiha abadan, dzalikal-fauzul-azhimu.” 

Yang artinya: “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, maka Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya, itulah kemenangan yang besar.” (QS At-Taubah: 100)  

Ketiga, para malaikat melaknat orang yang berbuat kemungkaran. Berbuat kemungkaran jelas dilarang dalam Islam, dan malaikat membenci ini jika dilakukan manusia.

Nabi Muhammad bahkan mengingatkan dalam sebuah hadis tentang laknat dari malaikat kepada golongan ini:

عن أنس رضي الله عنه، أن النبي -صلى الله عليه وسلم-، قال: (من أحدَثَ حَدَثاً فعليه لعنة الله والملائكة والناس أجمعين) 

“Man ahdatsa fiiha hadatsan aw awa muhditsan fa-alaihi la’natullaha wal-malaikati wannasi aj’main.” 

Yang artinya: “Barangsiapa yang berbuat kemungkaran yang dilarang agama di dalamnya, atau membantu orang berbuat bid’ah maka orang itu akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat, dan seluruh manusia,”. (HR Bukhari dari Anas bin Malik RA)

Keempat, malaikat melaknat orang Islam yang menusuk saudaranya dengan sepotong besi (saling membunuh). Dalam Islam, ukhuwah Islamiyah adalah ikatan yang kuat yang harus dipertahankan. Karena itu adalah tuntutan tertinggi sebagai bagian dari melestarikan akhlak luhur sebagai karakteristik Islam. Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadits riwayat Abu Hurairah: 

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال أبو القاسم -صلى الله عليه وسلم-: (من أشار إلى أخيه بحديدة، فإن الملائكة تلعنه، حتى يدعه، وإن كان أخاه لأبيه وأمه) رواه مسلم

“Man asyaara ila akhihi bihadidatin fa-innal-malaaikata tal’anuhu hatta yada’ahu wa in kaana akhaahu li-abihi wa ummihi.” 

Yang artinya: “Barangsiapa yang menunjuk kepada saudaranya dengan sepotong besi, maka malaikat melaknatnya sampai ia menghentikan perbuatannya tersebut. Walalupun yang ia tunjuk adalah saudara kandung seayah dan seibu.” (HR Muslim) 

Hadits ini menjelaskan tentang beberapa orang yang saling mengangkat senjata untuk membunuh. Jelas perbuatan ini sangat merugikan, tak dibenarkan apalagi terhadap saudara seiman sendiri.

Kelima, malaikat mengutuk mereka yang mengahancurkan perjanjian. Salah satu sifat dan identitas seornag Muslim adalah bersikap amanah. Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadits riwayat Anas bin Malik RA: 

عن أنس بن مالك رضي الله عنه حين قال: ما خطبنا نبي الله -صلى الله عليه وسلم- إلا قال: لا إيمان لمن لا أمانة له، ولا دين لمن لا عهد له “Laa imanan liman laa amaanata lahu wa laa dina liman laa ahda lahu”.

Yang artinya: “Tidak beriman bagi orang yang tidak amanah, dan tidaklah baginya agama bagi orang yang tidak bisa memegang janji.”

Sumber: islamweb  

KHAZANAH REPUBLIKA