MENGAJARI anak kecil untuk bisa berbicara itu membahagiakan dan seringkali lucu menggelikan. Mengajari orang dewasa untuk bisa berhenti bicara itu menyedihkan dan seringkali perih menyesakkan dada. Seringkali, orang tua yang tak dewasa tak tahu kapan harus bicara apa dan dimana serta bagaimana. Saat emosi memuncak, perasaan orang lain kadang tak menjadi pertimbangan.
Menjaga mulut menjadi sangat penting, karenanya Rasulullah bersabda bahwa selamatnya manusia itu ada pada penjagaannya akan lisannya. Dalam sabdanya yang lain Rasulullah menyatakan: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhirat maka berbicaralah yang baik atau lebih baik diam saja.”
Kalimat yang tak baik itu bagai duri yang menusuk serta menyakitkan walau dibungkus dengan gurauan. Kalimat yang diniatkan menyakiti itu tetap akan terasa menyakitkan walaupun disampaikan dengan bermanis muka dan bermanis senyum. Pesan hati itu tajam, saudaraku, sahabatku.
Sempatkan membaca al-Qur’an surat al-Hujurat. Di sana ada tatakrama berbicara yang harus diikuti. Bagaimana berbicara dengan orang mulia, bagaimana mengatur intonasi suara dan bagaimana pula menyusun kalimat yang baik serta menata niat yang baik. Bacalah dan amalkanlah maka kita akan menjadi manusia mulia penuh pahala.
Singkat cerita: “Jangan sampai mulutmu mengeluarkan kata-kata yang membuat gigi mulutmu rontok. Jangan pula mulutmu sampaikan kata yang menyebabkan mulut orang lain membungkam mulutmu.” Mari kita jaga mulut kita masing-masing. Maafkan saya jika mulut saya sempat membuat dirimu tersakiti.
Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi