Berbuka puasa merupakan salah satu amalan penting bagi umat Islam yang menjalankan ibadah puasa. Rasulullah SAW menekankan pentingnya untuk menyegerakan waktu berbuka, karena dalam hal ini terdapat kebaikan bagi manusia. Sebagaimana yang disampaikan dalam hadis riwayat Sahl bin Sa’ad, “Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.”
Hadist ini memberikan pelajaran pentingnya menyegerakan (takjil) berbuka puasa karena adanya kebaikan-kebaikan. Takjil atau bersegera berbuka yang dalam istilah Indonesia lebih dikenal sebagai barangnya sejatinya memiliki nilai-nilai kebaikan.
Kebaikan pertama tentu karena ittiba’ atau mengikuti sunnah Nabi yang menyegerakan berbuka. Kebaikan berikutnya adalah untuk membedakan diri dari umat-umat terdahulu seperti Yahudi dan Nasrani ketika berpuasa mengkahirkan berbuka. Sebagaimana hadits Nabi :
“Agama (Islam) senantiasa mendapatkan kejayaan selama manusia menyegerakan berbuka puasa karena Yahudi dan Nasrani mengakhirkannya.” (HR Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Khuzaimah, dan yang lainnya)”
Kebaikan berikutnya tentu saja persoalan kesehatan. Menyegerakan puasa berarti menyegerakan tubuh mendapat asupan nutrisi dan cairan setelah seharian berpuasa. Tentu saja ini akan menghindarkan tubuh kekurangan kadar gula darah dan mengalami dehidrasi.
Kebaikan lainnya adalah menjamin ibadah yang khusuk dan fokus setelah berbuka. Pikiran tidak lagi memikirkan tentang makanan karena sudah tercukupi. Hal ini juga menjamin kekuatan badan untuk melaksakanakan shalat sunnah tarawih.
Jangan Salah Waktu Berdoa Buka Puasa
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga waktu berbuka sebagai bagian dari ibadah puasa yang dianjurkan. Hal yang seringkali terjadi kebingungan terkait kapan seharusnya membaca doa berbuka puasa.
Sebagian dari kita keliru dengan membaca doa tersebut sebelum memulai makan atau minum ketika masuk waktu Magrib. Namun, sesungguhnya doa berbuka yang paling tepat adalah dibaca sesaat setelah selesai berbuka puasa. Penjelasan ini dapat ditemukan dalam kitab Hasyiyah I’anah at-Thalibin yang menyatakan bahwa maksud dari “setelah berbuka” adalah selesainya berbuka puasa, bukan sebelumnya atau pada saat berbuka.
Pemahaman yang benar terkait penempatan membaca doa berbuka setelah berbuka puasa dapat dipertegas dengan melihat makna yang terkandung dalam doa tersebut. Doa berbuka puasa, “Allahumma laka sumtu wa ‘ala rizqika aftartu, dhahaba alzzama’u wabtallatil ‘uruqu, wa thabata al-ajru in sha Allahi ta’ala,”.
Dalam doa tersebut mengandung ungkapan syukur kepada Allah atas nikmat rezeki-Nya yang memungkinkan seseorang untuk berbuka puasa. Selain itu, doa ini juga mencerminkan rasa lega dan syukur atas hilangnya rasa haus setelah berbuka, serta keyakinan akan keberkahan dan pahala yang tetap teguh jika Allah menghendaki.
Dalam praktiknya, menyegerakan waktu berbuka dan membaca doa berbuka puasa sesaat setelah selesai berbuka menjadi bagian penting dalam menjalankan ibadah puasa dengan baik.
Ini merupakan bentuk ketaatan kepada ajaran Islam dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah. Dengan demikian, setiap individu yang menjalankan ibadah puasa diharapkan dapat mengikuti tuntunan yang benar dalam berbuka puasa, baik dalam hal waktu maupun doa yang dibacakan.