Tidak Perlu Terlena dengan Pujian

Tidak Perlu Terlena dengan Pujian

Jangan tertipu pujian manusia dan jangan bersedih dengan cercaan mereka

KEHIDUPAN tak lepas dari penilaian mausia. Sebagian orang menganggap kita sebagai orang yang bertakwa, sebagian memandang kita pendosa dan ada pula yang melihat dengan pandangan sebelah mata.

Banyak di antara kita sering terlena oleh pujian. Bahkan, banyak di antaranya yang akan merasa sangat tidak dihargai jika hasil pekerjaan atau pengorbanan yang telah kita lakukan.

Padahal, jika kita mau mengambil pelajaran dan merenungkannya, sungguh pujian ini sangat membahayakan.

Mengenai Pujian

Pujian sering diberikan kepada kerabat dekat, teman, maupun orang yang mereka kagumi. Namun, sering kali pujian tersebut akan mengakibatkan seseorang yang dipuji merasa tinggi hati dan terlena dengan pujian yang diterimanya.

Kita lupa dengan maha pencipta sehingga membuat hati keras dan terlalu menginginkan dunia. Seseorang yang mendapat pujian lebih mudah jatuh daripada seseorang yang mendapat celaan dari orang lain.

Ibnu ‘Ajibah mengatakan; “Janganlah engkau tertipu dengan pujian orang lain yang menghampirimu. Sesungguhnya mereka yang memuji tidaklah mengetahui dirimu kecuali yang nampak saja bagi mereka. Sedangkan engkau sendiri yang mengetahui isi hatimu.”

Ya, pujian memang bisa menjadi ancaman bagi diri kita sendiri. Terkadang kita hanya disibukan dengan urusan dunia demi mengejar sebuah pujian dari orang-orang disekitar. Padahal pujian yang kita dapat belum tentu sesuai dengan apa yang ada dalam diri kita sendiri.

Bahkan pujian yang diterima dapat menjauhkan diri kita dari Dia, sang maha mengetahui segalanya.

Jangan Sibuk Menilai Manusia
Kita selalu diajarkan bahwa tidak ada pujian yang berarti selain pujian Allah. Dan tidak ada celaan yang berarti, selain dari celaan Allah. Karna Dia-lah Dzat yang mengetahui kondisi hamba-Nya lahir batin.

“Allah ﷻ berfirman :

فَلا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ التَّقَى ( النجم : ٣٢ )

“Janganlah kalian memuji-muji diri kalian sendiri,karena DIA-lah yang paling tahu siapa yang bertaqwa.”  (QS: An-Najm:32)

Sebagai seorang mukmin, kita harus pandai menjaga serta memperhatikan kondisi batin ketimbang harus sibuk dengan penilain makhluk.

Harus kita sadari, manusia itu terbatas dan tentu hanya menilai berdasarkan apa yang dilihatnya, sedangkan masalah amalan hati(batin),manusia tidak punya kemampuan untuk menilai itu.

Karena itu jangan tertipu dengan pujian manusia. Jangan pula bersedih dengan cercaan mereka. Tidak ada yang mengetahui hubungan kita dengan Allah kecuali diri kita sendiri. Bukanlah Allah berfirman,

بَلِ الْإِنْسَانِ عَلَى نَفْسِهِ بَصِيْرَةٌ ( القيامة : ١٤ )

“Bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri.” (QS: Al-Qiyamah:14)

Doa Ketika Dipuji

Ketika ada pujian, sangat dianjurkan untuk menganggap pujian itu muncul lebih karena ketidaktahuannya tentang sisi kejelekan diri sendiri. Rasulullah ﷺ dalam menanggapi pujian, berdoa;

اللّهُمَّ لا تُؤَاخِذْنِي بِمَا يَقُوْلُوْنَ، وَاغْفِرلِي مَالاَ يَعْلَمُوْنَ وَجْعَلْنِي خَيْراً مِمَّا يَظُنُّوْن

YA ALLAH, jangan engkau menghukumku di sebabkan pujian yang dia ucapkan, ampunilah aku, atas kekurangan yang tidak mereka ketahui.dan jadikan aku lebih baik dari pada penilaian yang mereka berikan untuk ku.” (HR Bukhari).

Semoga Allah ﷻ senantiasa melindungi dan membimbing kita dari penyakit hati yang mana bisa merusak seluruh pahala kebaikan yang selama ini telah kita lakukan. Wallahu a’alam bish shawab.*/ Nur Hafidzatul Jannah

HIDAYATULLAH