Amalan Setelah Beramal

Setelah kita melakukan suatu amal kebaikan, baik yang bersifat habluminallah maupun hablumminannas bukan berarti urusan selesai. Masih ada amalan lanjutan yang harus kita lakukan. Yakni, berdoa agar amal yang telah kita lakukan diterima oleh Allah SWT.

Berdoa agar amalan yang telah kita lakukan diterima oleh Allah SWT merupakan bentuk dari kekhawatiran diri kita atas amal yang telah dilakukan karena tidak setiap amal yang dilakukan itu diterima-Nya.

Allah SWT berfirman, Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan (QS al-Furqon [25]:23).

Khawatir terhadap amal yang telah kita lakukan yang dilanjutkan dengan berdoa semoga amal kita diterima-Nya merupakan bagian dari sikap seorang mukmin. Al Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan, Sesungguhnya seorang mukmin mengumpulkan amal kebaikan dan rasa takut, sedangkan seorang munafik menggabungkan amal keburukan dan rasa aman.

Dalam Alquran, Allah SWT menjelaskan tentang hal ini, sebagaimana terdapat di dalam surah al-Mukminun (23) ayat 60, Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.

Aisyah RA mengatakan, Wahai Rasulullah! Apakah yang dimaksudkan dalam ayat ‘Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, adalah orang yang berzina, mencuri dan meminum khamr?

Nabi SAW lantas menjawab, Wahai putri Ash Shidiq! Yang dimaksud dalam ayat tersebut bukanlah seperti itu. Bahkan, yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah orang yang yang berpuasa, yang bersedekah dan yang shalat, tapi ia khawatir amalannya tidak diterima.

Sikap seperti ini diamalkan oleh para salafussalih.Sebagaimana yang dikatakan oleh Abdul Aziz bin Abi Rawwad rahimahullah:

Aku perhatikan mereka bersungguh-sungguh dalam beramal saleh. Jika mereka telah merampungkannya, mereka pun merasa prihatin; apakah amal mereka itu diterima ataukah ditolak.

Bahkan, sikap ini pun dilakukan oleh para nabi dan rasul. Hal ini bisa kita lihat di dalam Alquran surah al- Baqarah (2) ayat 127, Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan, kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Banyak hikmah dan pelajaran yang dapat kita raih bila kita membiasakan diri berdoa agar amal yang telah kita lakukan diterima oleh Allah SWT sebagai bentuk kekhawatiran kita terhadap amal yang telah kita lakukan.Pertama, akan menjauhkan diri kita dari sikap sombong atas amal yang telah kita lakukan.

Allah SWT berfirman, Dan Tuhanmu berfirman:’Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina (QS al-Mukmin [40]: 60).

Kedua, memotivasi diri kita untuk meningkatlan kualitas amal-amal yang akan kita lakukan. Karena ketika kita kekhawatiran amal tidak diterima berkumpul dengan keinginan agar amal kita diterima akan menjadikan kita bersungguh-sunnguh dalam setiap beramal. Ketiga, menghantarkan kita meraih kemuliaan. Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah dibandingkan doa(HR at-Tirmidzi).

 

OLEH MOCH HISYAM

REPUBLIKA