Buku-Buku Sejarah Islam Perlu Direvisi

Ketua Umum Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga, Syarief Rahmat menilai banyak terjadi pengaburan sejarah Islam nusantara. Menurutnya, hal ini bisa ditemukan di berbagai buku sejarah dan lainnya yang selama ini masyarakat Indonesia pelajari saat sekolah.

“Begitu banyak sejarah Indonesia terutama Islam yang telah mengalami pengaburan karena adanya intervensi suatu pihak dan sebagainya,” ungkap Syarief Rahmat saat Seminar Nasional di UIN Jakarta dengan tema ‘Menelusuri Indikasi Pengaburan Sejarah Islam Nusantara’, Kamis (12/3).

Syarief menjelaskan dalam makalahnya mengenai temuan pengaburan sejarah Islam Nusantara. Dia mengaku telah menemukan pengaburan di dalam sebuah buku yang berjudul Pembahasan  Tuntas Perihal Khilafiyah pada halaman 681. Menurutnya, pengungkapan buku yang menjelaskan nama ‘Paseban’ berasal dari kata ‘Ba Syaiban’ itu keliru.

Menanggapi kekeliruan tersebut, Syarief pun langsung memberikan penjelasan atas pengaburan informasi yang bersejarah itu. Menurutnya, ‘Paseban’ itu berasal dari bahasa Jawa yang berarti tempat pertemuan dengan raja. Syarief mengaku ini merupakan salah satu bukti adanya pengaburan sejarah Islam Nusantara.

Dengan adanya kondisi demikian, Syarief menilai bahwa buku-buku sejarah terutama berkaitan dengan Islam Nusantara perlu direvisi. Sebelumnya, hal ini sebaiknya didiskusikan terlebih dahulu dengan para cendekiawan dan ulama.

“Mudah-mudahan pemerintah bisa membuat buku sejarah terbaru, terbersihkan, yang sudah direvisi, dan bebas dari campur tangan pihak manapun,” tutupnya.

 

sumber: Republika Online