Loon, Penyanyi Rap Terkenal AS yang Masuk Islam

kisahmuallaf.com – Grup music rap Bad Boy amatlah kesohor di Amerika. Loon adalah penyanyi yang terkenal bersama grup tersebut yang memiliki nama asli Chauncey L. Hawkins. Setelah masuk Islam, Loon merubah namanya menjadi Amir Junaid Muhaddith. Bukan hanya Loon yang masuk Islam, isteri dan anak-anaknya juga ikut langkah baik pemimpin keluarga mereka.

Tidak berapa lama setelah masuk Islam, Amir berangkat ke tanah suci Makkah, bertemu dengan para Imam Masjidil Haram.

Di depan Ka’bah itulah Amir menemukan jati dirinya sebagai seorang hamba Allah yang memiliki misi ibadah kepada-Nya. Amir masuk Islam setelah kumpulan lagu terakhirnya terjual 7 juta copy. Coba bayangkan, kalau per copy saja keuntungannya $ 1.00, maka maka sekitar $ 7 juta masuk kekantong Loon, atau sekitar 70 miliyar rupiah.Sungguh uang yang sangat banyak bukan ?

Uang yang melimpah yang ia hasilkan dari musik itu ternyata tidak membuat Amir semakin menikmati hidup ini. Bukan uang yang melimpah dan ketenaran sejagat yang membuat Amir menikmati kebahagiaan hidup. Soal uang, ketenaran dan berbagai penghormatan manusia sudah ia dapatkan, baik di Amerika sendiri maupun dari kawasan dunia lainnya. Lalu, lah yang ia pilih untuk menggapai kebahagiaan hakiki itu. Ternyata semua bentuk kesuksesan dunia yang ia dapatkan, tak menghalanginya untuk masuk Islam dan memilih Islam sebagai the way of life-nya.

Tak heran jika setiap Muslim yang melihat atau mendengar kisah Loon ini, spontan terucap di lidah mereka :

Alhamdulillah, selamat datang saudaraku seiman. Salut luar biasa. Harta yang melimpah dan ketenaran sejagat ditinggalkan demi hidup sebagai seorang Muslim yang taat. Sementara di negeri kami yang terkenal sebagai negeri Muslim, malah orang berlomba-lomba mengejar fatamorgana dunia dan ketenaran itu.

Sungguh besar pengorbananmu. Uang, harta dan ketenaran itu mungkin tidak akan Anda dapatkan lagi seperti saat sebelum memilih agama yang benar ini sebagai jalan hidup. Pasti Amir sudah memperkirakan itu semua dengan penuh kesadaran dan pemahaman yang mendalam. Itulah resiko menjadi Muslim taat, khususnya di Amerika yang terkenal pemerintahnya anti Muslim taat seperti Amir.

Amir menemukan cahaya Islam belum genap satu tahun, atau sekitar 10 bulan lalu. Musim Haji yang lalu, ia datang ke Makkah untuk menunaikan ibadah Haji dan berkunjung ke Madinah, kota Rasul Saw. Amir juga berkunjung ke Riyadh, ibu kota Kerajaan Arab Saudi dan bahkan ke beberapa kota di negara-negara Arab teluk, seperti United Arab Emirates. Dalam kunjungannya itu, Amir mendapatkan sambutan yang luar biasa. Beberapa media pun antri untuk mewawancarainya, termasuk Aljazeera, stasiun tv terkemuka di Qatar yang mampu melawan kebohongan dan hegemoni CNN milik raja media Yahudi bernama Murdoch.

Amir yang saat ini berusia 34 tahun menceritakan isi hatinya yang paling dalam tentang keislamannya sambil berkata : Saya meraih ketenaran yang luar biasa di kalangan masyarakat Amerika karena musik. Saya sukses luar biasa dalam dunia musik sehingga saya menjadi 10 penyanyi top Amerika berdasarkan rating media Amerika sendiri. Ketenaran saya meningkat tajam saat berduet bersama penyanyi kelas dunia Bop Diddy sehingga penjualan kaset rekaman lagunya lebih dari 7 juta copy. Saya telah menulis 52 lagu.

Amir menambahkan; Anda boleh percaya atau tidak. Kendati memiliki harta yang melimpah dan ketenaran, saya tidak pernah merasakan kebahagiaan dan ketenangan jiwa. Sampai ketika saya berkunjung ke Abu Dhabi 7 bulan yang lalu, saya terkaget-kaget dengan budaya kaum Muslimin Arab. Saat itu saya mendengar lantunan suara azan dan saya melihat orang-orang bergerak menuju Masjid-Masjid yang terdekat untuk menunaikan shalat. Mereka terlihat berakhlak mulia dan berinteraksi dengan baik dengan siapa saja. Saat itu timbul pertanyaan dalam benak saya tentang hakikat agama mereka (Islam). Apakah Islam itu hanya khusus untuk bangsa Arab, atau untuk semua manusia? Sampai akhirnya saya mendapat jawaban yang konprehensif bahwa Islam itu adalah agama untuk semua manusia, tanpa membedakan keturunan, suku dan bangsa.

Setelah berfikir mendalam, saya putuskan masuk Islam dan saya shalat pertama kali saat kembali ke tempat tinggal saya di New York. Sejak itulah saya berubah total. Saya tinggalkan musik secara total. Saya keluar total dari komunitas di mana saya habiskan hidup saya sebelumnya selama 17 tahun. Sekarang saya merasakan ketenangan batin yang sejak lama saya rindukan. Saya merasa bertambah tenang lagi setelah isteri dan anak saya juga masuk Islam.

Semangat saya untuk belajar dan mengenal Islam semakin bertambah, karena tertanam niat dan tekad untuk mengajak orang lain kembali kepada Islam. Saya juga telah bergabung dengan lembaga dakwah Islam Kanada, bidang penyebaran Islam. Saya memiliki program khusus terkait masalah tersebut, yakni mengajak para penyanyi dan seniman top dunia untuk mengenal Islam dan prinsip-prinsipnya.

Terakhir Amir menyampaikan nasehatnya kepada generasi muda Muslim di mana saja berada : Ini adalah ucapan saya yang keluar dari lubuk hati yang dalam. Kepada setiap pemuda dan generasi Muda Muslim. Jangan sekali-kali terpengaruh oleh peradaban Barat, demikian juga dengan tradisi mereka.

Jangan sekali-kali meniru lagu-lagu Barat dan prilaku mereka serta apa saja yang dilakukan oleh penyanyi Amerika atau Barat lainnya. Berbanggalah dengan Islam dan agama ini yang sekarang sedang dicari-cari oleh orang-orang kaya dan orang-orang terkenal di dunia. Setelah mereka mengenal Islam, mereka akan tahu bahwa apa yang mereka kerjakan bertahun-tahun sebelumnya tidaklah bermutu dan berguna.

Banggalah Anda sebagai Muslim. Kenalilah Allah sebagai Tuhan Pencipta dan kenalilah Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul yang membawa misi keselamatan. Shadaqta ya Amir. Anda benar saudaraku.

Mukjizat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Mencengangkan Para Ilmuwan Barat

KisahMuallaf.com – Pada sebuah penelitian ilmiah yang diberitakan oleh sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies, menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.

Para ilmuwan selama hampir 3 tahun meneliti fenomena yang mencengangkan ini berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhoiyah) dengan sebuah alat canggih yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik!!!

Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengisyaratkan setelah dicapainya hasil bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut. Padahal seperti diakui oleh sang profesor bahwa pihaknya telah menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-universitas serta pusat-pusat kajian di Amerika juga Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menafsirkan fenomena bahkan semuanya tercengng tidak tahu harus berkomentar apa.

Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari Britania, dan di antara mereka ada seorang ilmuwan muslim yang berasal dari India. Setelah 5 hari mengadakan kajian dan penelitian ternyata para ilmuwan dari Inggris tersebut angkat tangan. Sang ilmuwan muslim tersebut mengatakan: “Kami umat Islam tahu tafsir dan makna dari fenomena ini, bahkan semenjak 1.400 tahun yang lalu!”

Maka para ilmuwan yang hadir pun tersentak dengan pernyataan tersebut, dan meminta dengan sangat untuk menunjukkan tafsir dan makna dari kejadian itu.

Sang ilmuwan muslim segera menyitir firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : “…Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra’: 44)

Tidaklah suara denyutan halus tersebut melainkan lafazh jalalah (nama Allah Subhanahu wa Ta’ala) sebagaimana tampak dalam layar.

Maka keheningan dan keheranan yang luar biasa menghiasi aula di mana ilmuwan muslim tersebut berbicara.

Subhanallah, Maha suci Allah Subhanahu wa Ta’ala! Ini adalah salah satu mukjizat dari sekian banyak mukjizat agama yang haq ini! Segala sesuatu bertasbih mengagungkan nama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akhirnya orang yang bertanggung jawab terhadap penelitian ini, yaitu profesor William Brown menemui sang ilmuwan muslim untuk mendiskusikan tentang agama yang di bawa oleh seorang Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) sebelum 1.400 tahun lalu tentang fenomena ini. Maka ilmuwan tersebut pun menerangkan kepadanya tentang Islam, setelah itu ia memberikan hadiah al-Qur`an dan terjemahnya kepada sang profesor.

Selang beberapa hari setelah itu, profesor William mengadakan ceramah di Universitas Carnich – Miloun, ia mengatakan: “Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam Al-Qur’an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan syahadatain: “Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya!”

Seorang profesor ini telah mengumumkan Islamnya di hadapan para hadirin yang sedang terperangah.

Allahu akbar! Kemuliaan hanyalah bagi Islam, ketika seorang ilmuwan sadar dari kelalaiannya, dan mengetahui bahwa agama yang haq ini adalah Islam!

Lady Evelyn bangsawan inggris yang pertama kali naik haji

Pada musim haji tahun 1933 silam, menyimpan cerita tersendiri bagi masyarakat Kota Suffolk, Inggris, khususnya umat Islam. Sebab, pada tahun itu, salah seorang penduduknya pergi ke Tanah Suci Makkah untuk menunaikan ibadah haji.

Hebatnya lagi, ia adalah seorang perempuan. Namanya adalah Lady Evelyn Zainab Murray Cobbold. Konon, dialah Muslimah pertama aslaI Inggris yang menunaikan ibadah haji. Sebagai negara yang mayoritas penduduknya memeluk kepercayaan Anglikan, berita kepergian Evelyn Cobbold ke Makkah itu membuat kaget masyarakat Inggris, terutama penduduk Kota Suffolk.

Mengingat Evelyn Cobbold berasal dari keluarga bangsawan Suffolk yang paling berpengaruh. Karuan saja, kabar tersebut menghiasi pemberitaan media-media di Inggris saat itu. Sejumlah media bahkan menempatkannya sebagai headline di halaman depan.

Laman Wikipedia menyebutkan bahwa Lady Evelyn merupakan putri tertua dari pasangan Charles Adolphus Murray-Earl of Dunmore ketujuh-dan Lady Gertrude Coke-yang merupakan putri dari Earl of Leicester kedua. Perempuan yang lahir di Edinburgh pada 1867 ini, disebut-sebut masih keturunan dari Pangeran William I Inggris, yang juga dikenal sebagai William Sang Penakluk dan William dari Normandia.

Dalam tulisannya yang bertajuk “From Suffolk to Saudi”, editor berita BBC Suffolk, Lis Henderson, mengungkapkan bahwa Lady Evelyn memutuskan untuk memeluk Islam pada akhir 1800-an atau menjelang abad ke-19. Di usia kanak-kanak, ia sudah mempelajari berbagai macam keyakinan. Sewaktu kecil, ia kerap menghabiskan liburan musim dinginnya dengan mengunjungi wilayah Afrika Utara. Di benua hitam inilah Evelyn tertarik dengan Islam.

Lady Evelyn menikah dengan salah seorang anggota keluarga Cobbold, John Dupius Cobbold, pada 1891. Di negeri Inggris, keluarga Cobbold dikenal luas sebagai pendiri Cobbold Brewery, industri pembuatan bir. Namun, pernikahannya dengan John Cobbold hanya bertahan selama tiga dasawarsa. Pada 1922, pasangan ini memutuskan untuk berpisah.

Obat pelipur lara

Kandasnya bahtera rumah tangga yang telah dibinanya selama 31 tahun membuat Lady Evelyn mengalami kesedihan yang teramat dalam. Berbagai usaha telah ditempuhnya untuk menghapus kesedihan tersebut, tetapi tidak juga berhasil. Hingga akhirnya, ia pun memutuskan untuk pergi ke Afrika. Di benua hitam ini, ia menemukan obat pelipur laranya tersebut, yaitu agama Islam.

Dalam buku Islam Our Choice, bangsawan asal Suffolk ini mengungkapkan bahwa ia tidak mengetahui secara pasti kapan dia mendapatkan hidayah tersebut. “Saya merasa kalau saya selamanya sebagai seorang Muslim. Ini tidaklah aneh, bila mengingat Islam adalah agama fitrah, di mana seorang anak dibiarkan tumbuh menurut fitrahnya,” ujarnya. “Karena itu, saya sependapat dengan perkataan seorang sarjana Barat bahwa Islam adalah agama rasional dan sesuai dengan akal sehat manusia.”

Ia mengakui, makin banyak mempelajari dan membaca literatur tentang agama Islam, semakin bertambah pula keyakinannya akan keistimewaan agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW ini dibandingkan agama lainnya. Menurutnya, Islam adalah agama yang paling sesuai dengan kehidupan dan segala problematikanya. Ia juga menegaskan, Islam adalah agama yang paling mampu menyelesaikan segala kesulitan dan kepincangan di dunia ini, serta yang dapat membawa manusia pada perdamaian dan kebahagiaan.

“Saya sudah tidak ragu bahwa Allah adalah tunggal. Dan Musa, Isa, Muhammad, serta banyak nabi-nabi dan rasul-rasul sebelum mereka adalah nabi dan rasul yang mendapatkan wahyu dari Allah, Tuhan mereka. Setiap umat diutus Allah kepadanya seorang rasul. Kita terlahir ke dunia ini tidak membawa dosa asal, karenanya kita tidak membutuhkan orang lain untuk menanggung atau menebus dosa kita,” paparnya.

Lady Evelyn menambahkan, Islam identik dengan kedamaian. Muslim adalah seorang yang harmonis dalam melaksanakan ajaran Pemilik dan Pencipta Alam ini. Di samping itu, seorang Muslim adalah orang yang hidup damai dengan Allah dan hidup damai pula dengan makhluk ciptaan Allah.

Wanita Inggris Pertama Menjadi Hajah

Pada April 1933, ia berkesempatan untuk menunaikan ibadah haji. Ia menjadi wanita Inggris pertama yang melakukan perjalanan ibadah haji. Saat menunaikan haji, usianya terbilang lanjut, 65 tahun. Lady Evelyn mengakui, ibadah haji memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupannya. Ia pun merasa takjub dengan ritual ibadah rukun Islam ini.

“Bayangkan! Seseorang menceburkan diri ke dalam kelompok manusia yang begitu besar dengan jumlahnya mencapai jutaan orang, dan datang dari segenap penjuru dunia untuk melakukan ibadah suci di tempat yang suci. Mereka meleburkan diri ke dalam kelompok manusia, lalu dengan segala kerendahan hati, khusyuk, dan tunduk bersama-sama memuji, membesarkan, dan menyucikan Allah,” ujarnya.

Mengunjungi negeri tempat awal munculnya agama Islam dan menyaksikan tempat-tempat bersejarah dalam perjuangan Rasulullah SAW, menjadi pengalaman yang hebat sepanjang hidupnya. “Dari pengalaman ini, saya terdorong untuk mencontoh kehidupan Rasulullah,” paparnya.

Ia juga melihat ibadah haji sebagai sarana untuk memperkokoh rasa persaudaraan di kalangan kaum Muslimin di seluruh dunia. Perbedaan warna kulit dan jarak antara satu dan yang lain tidak menjadi penghalang. Segala perbedaan kesukuan dan mazhab dikesampingkan pada saat itu. “Kesatuan akidah umat Islam telah menjadi persaudaraan yang kokoh kuat, persaudaraan yang telah memberikan inspirasi kepada mereka untuk dapat mewarisi kebesaran nenek moyang mereka,” tukasnya.

Pengalamannya selama menunaikan haji ini, kemudian ia tuangkan dalam sebuah buku berjudul Pilgrimage to Mecca. Buku ini dirilis pertama kali pada 1934. Seiring perjalanan waktu dan usia yang cukup lanjut, perempuan bangsawan kerajaan Inggris ini akhirnya wafat pada Januari 1963. [republika.co.id]

Travel umrah berizin juga perlu diteliti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Travel umrah yang berizin harus lebih teliti apabila ditumpangi pihak yang tidak mengantongi izin. Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Rinto Rahardjo menegaskan peringata itu agar tidak terjadi penelantaran jamaah. 

“Asosiasi memberikan peringatan kepada travel yang memiliki izin jika ditumpangi oleh travel yang tidak punya izin harus lebih teliti,” ujar Rinto kepada ROL, Jumat (22/5). Rinto mengatakan, pihak travel yang tidak memiliki izin berinduk pada travel lain yang berizin. 

Rinto meminta agar pemeriksaan administrasi dilakukan secara lebih teliti. “Jamaahnya sudah bayar atau belum? Tiket pesawat dan bukti reservasi hotelnya juga harus diperiksa betul-betul,” ujar Rinto. 

Rinto lantas mengimbau kepada pemerintah agar memberi peringatan keras kepada semua penyelenggara umrah. 
Selain itu, ia juga mengimbau kepada masyarakat agar lebih jeli dalam memilih biro perjalanan umrah.
“Pilihlah biro perjalanan yang mempunyai izin,” ujarnya.

Rinto mengaku, asosiasi juga memiliki aturan tegas apabila ada travel anggota asosiasi yang melakukan pelanggaran. “Kalau bandel pasti kita keluarkan dari asosiasi,” ujarnya. 

sumber : republika.co.id

Hindari akad umrah tak sesuai syariah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Sekjen Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji Khusus (Himpuh) Anton Subekti mengatakan, banyak travel yang menawarkan harga murah dengan menggunakan sistem kongsi dan mendapatkan keuntungan berlipat dari sistem perekrutan jaringan calom jamaah umrah.

”Banyak model bisnis biro perjalalan umrah sekarang menawarkan harga yang sangat murah untuk keberangkatan satu hingga dua tahun mendatang. Itu adalah salah satu sistem bisnis yang perlu ditelusuri karena ada indikasi permainan uang dan investasi yang tidak jelas,” kata Antondi Jakarta belum lama ini.

Dari segi penerapan hukum syariah dalam pelaksanaan ibadah umrah, anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis mengingatkan semua pihak, termasuk Kemenag untuk mengkaji kembali kebijakan dan sistem bisnis ini dalam pendangan syariah.

Ia pun meminta Kemenag untuk bersinergi dengan pihaknya bagaimana menjalankan proses keberangkatan ibadah umrah ini menjadi sesuatu yang bernilai ruhiyah bagi para jamaah dan juga memberikan kesadaran hukum secara syariah.

“Salah satu yang sangat perlu diperhatikan adalah akad antara penyelenggara ibadah umrah dan jamaah. Supaya jelas semuanya dan terhindar dari permasalahan seperti yang sekarang banyak terjadi,” katanya.

Terkait berbagai masalah yang kerap muncul dalam penyelenggaraan umrah, Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia (JPMI) terus menampung aduan dan keluhan dari masyarakat.

Sejumlah laporan terkait menunjukkan penyelenggaraan umrah dengan harga yang sangat murah berpotensi menimbulkan kerugian pada jamaah.

“Masih, sering terjadi wanprestasi atau ingkar janji yang dilakukan penyelenggara umrah terhadap jamaahnya. Karena itu, kami dari JPMI akan tetap membuka posko pengaduan jamaah,” ujar Ketua JMPI DKI Jaya Bimo Prasetio.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Pembinaan Haji dan Umrah Kemenag Muhajir Yanis mengatakan, pihaknya akan terus menindak penyelenggara umrah yang menimbulkan kerugian kepada jamaah.

Bagi biro perjalanan umrah yang memiliki izin, kata Muhajir, bisa langsung diberikan sanksi jika mereka ketahuan merugikan jamaah. Misalnya, menelantarkan atau menunda keberangkatan.

Sedangkan, untuk biro perjalanan umrah yang nekat memberangkatkan tanpa memiliki izin, sambung dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bareskrim Polri untuk langsung melakukan tindak pidana.

sumber : republika.co.id

Agar tidak ditipu travel haji nakal begini caranya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) diminta untuk menggiatkan sosialisasi sampai ke daerah agar masyarakat dapat memilah agen travel yang akan mereka gunakan untuk membantu keberangkatan haji. hal tersebut guna menutup peluang kasus penipuan haji terulang. 

“Pemerintah kan punya kanwil sampai ke pelosok, harusnya memaksimalkan itu untuk mengedukasi dan sosialisasi intensif ke masyarakat,” ujar Ketua Dewan Kehormatan DPP Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Rinto Rahardjo kepada ROL , Kamis (23/10).

Dikatakannya, agar terhindar dari penipuan haji, masyarakat harus cerdas menyelidiki travel haji yang berizin dan yang tidak. Kalau perlu, penyelidikan calon jamaah ketika akan bekerja sama dengan travel yang akan dipilih, harus sampai mengetahui rumah dan identitas lengkap pengelola. Jangan pula masyarakat yang ingin berhaji cepat percaya dengan orang-orang yang mengaku “Ustad”, padahal seorang penipu atau mereka yang ingin memanfaatkan calhaj sebagai ladang bisnis. 

Di samping itu, masyarakat harus mencurigai travel haji dan umrah yang menawarkan jasa layanan pemberangkatan haji dengan harga miring. “Kalau harganya sudah sangat murah, itu biasanya //ngaco//,” tuturnya. 

Bisa jadi, travel yang menawarkan harga murah dapat memberangkatkan calhaj ke Tanah Suci, tapi kebanyakan dari mereka bisa saja menelantarkan jamaah ketika sampai di Arab Saudi. Misalnya, kata dia, jamaah ditempatkan di apartemen murah dan berdesakan dengan jamaah lain, sehingga timbul kasus jamaah haji Indonesia terlantar. 

Lebih jauh, ia meminta pemerintah untuk menyediakan layanan informasi soal penyelenggaraan haji dari mulai pendaftaran haji, secara merata. Melalui penyuluhan intensif,sosialisasi kepada masyarakat dilakukan bukan hanya untuk masyarakat perkotaan, tapi juga harus sampai ke daerah. 

Di samping itu, yang terpenting adalah calhaj meninjau ulang niat berhajinya. Boleh jadi, secara tidak sengaja calhaj meniatkan berhaji karena ingin dipuji, dan tidak murni untuk menyerahkan diri kepada Allah. “Insya Allah, niat yang baik selalu dilancarkan dan diberi keselamatan,” pungkasnya. 

Ini Cerita Mahasiswa Muslim AS Berhaji

REPUBLIKA.CO.ID,  MAKKAH —  Danish Vaiyani tak mampu menahan tangis ketika melihat Kabah secara langsung untuk kali pertama. Tak henti-hentinya ia mengucapkan syukur atas kesempatan yang diberikan yang Maha Kuasa untuk melaksanakan rukun Islam ke lima.

Perjalanan haji Danish bermula di Dubai. Ia kenakan baju ihram. Awalnya, ia merasa kesulitan mengenakan ihram. Usai mengatasi masalahnya itu, rasa kagunm muncul. “Begitu sederhana namun elegan,” komentar dia seperti dilansir onislam.net, Jumat (7/0).

Ihram, kata Danish, menghilangkan segala perbedaan dikalangan umat Islam. Tidak ada lagi seorang yang kaya atau miskin, tidak ada lagi seorang Arab atau bukan Arab. “Ini kesetaraan yang menganggumkan,” kata dia.

Setibanya di Makkah, Danis menyepakan umrah. Ia laksanakan Tawaff, lalu shalat dua rakaat selesai Tawasm dan ia tunaikan Sai. Lalu bertahalul.
“Umrah adalah momen istimewa dalam hidup saya,” kata dia.

Usai menghabiskan beberapa malam di Makkah, perjalanan Danish berlanjut ke Madinah untuk mengunjungi Masjid Nabawi. Iapun berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah.

Setiba di Masjid Nabawi, rasa kagum muncul. Usai melaksanakan shalat Sunnah, ia kunjungi Makam Rasulullah, dan dua sahabatnya, Abu Bakar dan Umrah bin Khattab. Ia juga berkesempatan beribadah di Raudah, taman surga.

“Sesuai Hadist, doa di Raudah itu sama dengan 10.000 doa. Umat Islam berlomba-lomba beribadah di sini,” kata dia.

Selesai beribadah di Madinah, Danish bersiap menuju Mina untuk memulai haji. Sesuai dengan ruku haji, Danis bermalam di sana. Lalu melanjutkan perjalanan ke Muzdalifah. “Di Mina, Anda tidur di tenda. Sebagian waktu Anda belajar hidup sederhana dan memperbanyak ibadah,” kata dia

Di Padang Arafah, Danish melihat lautan manusia. “Ini satu tempat yang paling damai. Anda tidak merasakan apapun kecuali kedamaian batin,” kata dia. Selanjutnya, Danish bersama umat Islam merayakan Idul Adha, melempar jumrah, lalu kembali ke Makkah,  untuk melaksanakan Tawaf, Sai, dan Bertahalul.

“Haji adalah pengalaman yang luar biasa. Hadiah untuk haji adalah pengampunan dosa bagi setiap Muslim. Semoga Allah menerima haji setiap Muslim, dan memberikan kesempatan kepada mereka yang belum melaksanakannya,” ucapn dia.

sumber : www.republika.co.id

Lagi, Jamaah Umrah Telantar di Jeddah

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH — Sudah lima hari jamaah umrah tertahan di Jeddah, 15 jamaah umrah ini berangkat tanggal 5 Mei 2015 dan rencana pulang pada 14 Mei 2015, hingga saat ini masih tertahan di sana. Seluruhnya ada 49 jamaah dari penyelenggaraan travel Jaya Mandiri Bersama Indonesia (JMBI) yang tertahan di Jeddah.

Jamaah tidak dapat pulang karena paspor mereka ditahan oleh pihak hotel. Sedangkan dari pihak hotel manahan paspor mereka karena pihak travel yang belum melunasi pembayaran di hotel.

“Sebenarnya para jamaah sudah berinisiatif untuk membeli tiket pulang atas biaya sendiri, namun tidak bisa membeli tiket karena paspor disandera pihak hotel,” ujar Produser MNC Bisnis, Anzar Rasyid, yang menjadi jamaah umrah yang juga tertahan di sana.

Menanggapi terlantarnya jamaah umrah Indonesia, Ketua Rabithah Haji Umrah Indonesia Ade Mafruddin meminta Keduataan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk segera menindak lanjuti hal tersebut secara serius.

“KBRI yang berada di Jeddah harus segera bertanggung jawab melindungi warga kita yang berada di tanah Arab Saudi,” kata Mafruddin saat di hubungi Republika, Rabu (20/5).

Mafrudin mengatakan jika warga Indonesia yang memiliki paspor luar negeri, secara otomatis berhak mendapatkan perlindungan dari negara dan negara juga memiliki tanggung jawab untuk melindungi warganya saat di luar negeri.

Terkait dengan maslah yang menimpa para jemaah umrah korban travel JMBI ini, Mafrudin meminta dengan tegas supaya KBRI segera mengambil tindakan. Masalah pihak travel dan pihak hotel, tidak seharusnya jamaah yang menjadi korban.

“Negara harus menjamin keselamatan dan melindungi mereka hingga sampai di tanah air sendiri,” kata Mafruddin.

Artinya, Mafruddin meminta supaya sebisa mungkin pemerintah mengeluarkan jamaah Indonesia dari hotel terkait. KBRI segera memulangkan warga negara Indonesia, supaya tidak lagi terlunta-lunta dan terbebani, belum lagi ada jamaah umrah yang sudah lanjut usia (lansia) dan sakit-sakitan. “Jangan sampai mereka menderita di sana,” kata Mafruddin tegas.

Redaktur : Bilal Ramadhan
Reporter : C30

Pesan Umar Bin Khattab RA menjelang wafat

….

Siapa pun dari kalian
yang menggantikanku
ia harus takut pada Allah
dan tidak mengutamakan kepentingan golongannya
di atas Kaum Muslimin.

Kutegaskan padanya agar memperhatikan
Kaum Muhajirin pendahulu.
Dan menghargai kedudukan mereka
sebagai pemeluk Islam terdahulu.

Kutegaskan agar ia memperlakukan
Kaum Anshor dengan baik
menghargai mereka yang melakukan
amal baik dan belajar dari masa lalunya.
Merekalah yang membuat
jumlah kita jadi banyak
dan membawa kemenangan bagi kita.

Kuminta padanya untuk memperlakukan
penduduk gurun pasir dengan baik.
Karena mereka adalah akar Bangsa Arab
yang juga mempengaruhi Islam.

Kutegaskan agar memperlakukan Non Muslim
yang membayar dhimmah dengan baik.
Ia harus memerangi mereka
yang melanggar batas.
Ia tak boleh memaksakan sesuatu
yang di luar batas kemampuan mereka.

Aku mohon pada kalian semua agar
memohon ampun bagi Kaum Muslimin.
Perlakukan para orang tua
dengan penuh hormat

saling menyayangi kepada yang muda
dan menghormati kaum cendekiawan.

Jangan memukul orang lain
hingga mempermalukan mereka…

Jangan berebut harta rampasan perang
karena akan memicu kemarahan.

Jangan biarkan kekayaan hanya berputar
di kalangan orang kaya.

Jangan membanting pintu
terhadap orang yang datang
karena ini akan memberi kesan
yang kuat menindas yang lemah.
Itu adalah pesan-pesanku
kepada penggantiku.
Maafkanlah aku.

…..

diambil dari OMAR movie series (kisah Sahabat Umar Bin Khattab RA)

Murad Wilfried Hoffman: Kisah Islamnya Mantan Direktur NATO

Islam adalah agama yang rasional dan universal. Ia bisa diterima dan sesuai dengan akal sehat. Agama Islam adalah rahmat bagi seluruh alam. Sebab, kendati diturunkan di Jazirah Arabia, agama Islam bukan hanya untuk orang Arab, tetapi juga bisa diterima oleh orang yang bukan Arab (Ajam).

Bahkan, ilmu-ilmu dan ajaran yang terkandung dalam Al-Quran, sesuai dengan pandangan hidup umat manusia. Karena itu, tak heran, bila agama yang dibawa oleh Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ini, dengan mudah diterima oleh orang-orang yang senantiasa menggunakan akal pikirannya. Itulah yang dialami Dr. Murad Wilfried Hoffman, mantan Diplomat Jerman. Ia menerima agama Islam, disaat kariernya berada di puncak.

Dr Hoffman, menerima Islam pada 25 September 1980. Ia mengucapkan syahadat di Islamic Center Colonia yang dipimpin oleh Imam Muhammad Ahmad Rasoul. Ia dilahirkan dalam keluarga Katholik Jerman pada 3 Juli 1931. Dia adalah lulusan dari Union College di New York dan kemudian melengkapi namanya dengan gelar Doktor di bidang ilmu hukum dan yurisprodensi dari Universitas Munich, Jerman tahun 1957.

Selain itu, Hoffman dulunya adalah seorang asisten peneliti pada Reform of federal Civil Procedure. Dan pada tahun 1960, ia menerima gelar LLM dari Harvard Law School. Kemudian, pada tahun 1983-1987, ia ditunjuk menjadi direktur informasi NATO di Brussels. Selanjutnya, ia ditugaskan sebagai diplomat (duta besar) Jerman untuk Aljazair tahun 1987 dan dubes di Maroko tahun 1990-1994. Tahun 1982 ia berumrah, dan 10 tahun (1992) kemudian melaksaakan haji.

Namun, justru sebelum di Aljazair dan Maroko inilah, Hoffman memeluk Islam. Dan ia baru mempublikasikan keislamannya setelah dirinya menulis sebuah buku yang berjudul Der Islam als Alternative (Islam sebagai Alternatif) tahun 1992. Setelah terbit bukunya ini, maka gemparlah Jerman.

Dalam buku tersebut, ia tidak saja menjelaskan bahwa Islam adalah alternatif yang paling baik bagi peradaban Barat yang sudah kropos dan kehilangan justifikasinya, namun secara eksplisit Hoffman mengatakan, bahwa agama Islam adalah agama alternatif bagi masyarakat Barat.

”Islam tidak menawarkan dirinya sebagai alternatif yang lain bagi masyarakat Barat pasca industri. Karena memang hanya Islam-lah satu-satunya alternatif itu,” tulisnya.

Karena itu, tidak mengherankan saat buku itu belum terbit saja telah menggegerkan masyarakat Jerman. Mulanya adalah wawancara televisi saluran I dengan Murad Hoffman. Dan dalam wawancara tersebut, Hoffman bercerita tentang bukunya yang sebentar lagi akan terbit.

Saat wawancara tersebut disiarkan, seketika gemparlah seluruh media massa dan masyarakat Jerman. Dan serentak mereka mencerca dan menggugat Hoffman, hingga mereka membaca buku tersebut.

Hal ini tidak hanya dilakukan oleh media massa murahan yang kecil, namun juga oleh media massa yang besar semacam Der Spigel. Malah pada kesempatan yang lain, televisi Jerman men-shooting Murad Hoffman saat ia sedang melaksanakan shalat di atas Sajadahnya, di kantor Duta Besar Jerman di Maroko, sambil dikomentari oleh sang reporter: “Apakah logis jika Jerman berubah menjadi Negara Islam yang tunduk terhadap hukum Tuhan?”

Hoffman tersenyum mendengar komentar sang reporter. ”Jika aku telah berhasil mengemukakan sesuatu, maka sesuatu itu adalah suatu realitas yang pedih.” Artinya, Ia paham bahwa keislamannya akan membuat warga Jerman marah. Namun ia sadar, segela sesuatu harus ia hadapi apapun resikonya. Dan baginya Islam adalah agama yang rasional dan maju.

Sebagai seorang diplomat, pemikiran Hoffman terkenal sangat brilian. Karena itu pula, ia menambah nama depannya dengan Murad, yang berarti yang dicari. Leopold Weist, seorang Muslim Austria yang kemudian berganti nama menjadi Muhamad Asad, mengatakan, dalam pengertian luas, Murad adalah tujuan, yang tujuan tertinggi Wilfried Hoffman.

Keislaman Hoffman dilandasi oleh rasa keprihatinannya pada dunia barat yang mulai kehilangan moral. Agama yang dulu dianutnya dirasakannya tak mampu mengobati rasa kekecewaan dan keprihatinannya akan kondisi tersebut.

Apalagi, ketika ia bertugas menjadi Atase di Kedutaan besar Jerman di Aljazair, ia menyaksikan sikap umat Islam Aljazair yang begitu sabar, kuat dan tabah menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan dari umat lain. Atas dasar itu dan sikap orang Eropa yang mulai kehilangan jati diri dan moralnya, Hoffman memutuskan untuk memeluk Islam.

Ia merasa terbebani dengan pemikiran manusia yang harus menerima dosa asal (turunan/warisan) dan adanya Tuhan selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mengapa Tuhan harus memiliki anak dan kemudian disiksa dan dibunuh di kayu salib untuk menyelamatkan diri sendiri. ”Ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak punya kuasa,” tegasnya.

Bahkan, sewaktu masa dalam masa pencarian Tuhan, Hoffman pernah memikirkan tentang keberadaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. ia lalu melakukan analisa terhadap karya-karya filsuf seperti Wittgenstein, Pascal, Swinburn, dan Kant, hingga akhirnya ia dengan yakin menemukan bahwa Tuhan itu ada.

Ia kemudian bertanya; ”Bagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berkomunikasi dengan manusia dan membimbingnya?” Disini ia menemukan adanya wahyu yang difirmankan Tuhan. Dan ketika membandingkan agama Yahudi, Kristen, dan Islam, yang umatnya diberi wahyu, Hoffman menemukannya dalam Islam, yang secara tegas menolak adanya dosa warisan.

Ketika manusia berdoa, mereka harusnya tidak berdoa atau meminta kepada tuhan lain selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sang Pencipta.

”Seorang Muslim hidup di dunia tanpa pendeta dan tanpa hierarki keagamaan; ketika berdoa, ia tidak berdoa melalui Yesus, Maria, atau orang-orang suci, tetapi langsung kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala,”
tegasnya.

Karena itulah, saya melihat bahwa agama Islam adalah agama yang murni dan bersih dari kesyirikan atau adanya persekutuan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan makhluknya. ”Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak beranak dan tidak diperanakkan,” ujarnya.

Dalam bukunya Der Islam Als Alternative, Annie Marie Schimmel memberikan kata pengantar dengan mengutip kata-kata Goethe. ”Jika Islam berarti ketundukan denga penuh ketulusan, maka atas dasar Islam-lah selayaknya kita hidup dan mati.”

Dalam bukunya Trend Islam 2000, Hoffman menyebutkan, potensi masa depan peradaban Islam. Ia menjelaskan, ada tiga sikap muslim terhadap masa depan mereka. Yakni, kelompok pesimis (yang melihat perjalanan sejarah selalu menurun), kelompok stagnan (yang melihat sejarah Islam seperti gelombang yang naik turun), dan ketiga kelompok optimis (umat yang melihat masa depannya terus maju). Karena itu, ia mengajak umat Islam untuk senantiasa bersikap optimis dan menatap hari esok yang lebih baik.

Hoffman juga banyak terlibat aktif dalam organisasi keislaman, seperti OKI. Ia senantiasa menyampaikan pemikiran-pemikiran briliannya untuk kemajuan Islam. Pada pertengahan September 2009 lalu, ia dinobatkan sebagai Muslim Personality of The Year (Muslim Berkepribadian Tahun Ini), yang diselenggarakan oleh Dubai International Holy Quran Award (DIHQA). Penghargaan serupa pernah diberikan pada Syekh Dr Yusuf al-Qaradhawi.

Beberapa Alasan Hoffman Memilih Islam
Ada beberapa alasan yang membuat Murad Wilfried Hoffman akhirnya keluar dari Katholik dan memilih Islam. Dan alasan-lasan itu sangat membekas dalam pikirannya.

Tahun 1961, ketika ia bertugas sebagai Atase di Kedutaan Besar Jerman, ia mendapati dirinya berada di tengah-tengah perang gerilya berdarah antara tentara Prancis dan Front Nasional Aljazair yang telah berjuang untuk kemerdekaan Aljazair, selama delapan tahun. Disana ia menyaksikan kekejaman dan pembantaian yang dialami penduduk Aljazair. Setiap hari, banyak penduduk Aljazair tewas.

”Saya menyaksikan kesabaran dan ketahanan orang-orang Aljazair dalam menghadapi penderitaan ekstrem, mereka sangat disiplin dan menjalankan puasa selama bulan Ramadhan, rasa percaya diri mereka sangat tinggi akan kemenangan yang akan diraih. Saya sangat salut dan bangga dengan sikap mereka,” ujarnya.

Alasan lain yang membuatnya memilih Islam, Hoffman adalah seorang penyuka seni dan keindahan. ”Seni punya beragam kesenian yang sangat menarik dan indah, termasuk seni arsitekturnya. Hampir semua ruangan dimanifestasikan dalam seni keindahan Islam yang universal. Mulai dari kaligrafi, pola karpet, ruang bangunan dan arsitektur masjid, menunjukkan kuatnya seni Islam,” jelasnya.

Dari beberapa alasan diatas, persoalan yang benar-benar membuatnya harus memeluk Islam, karena hanya agama ini yang tidak mengajarkan doktrin tentang dosa warisan.

Pernyataan yang terdapat dalam Al-Quran sangat jelas, rasional dan tegas. ”Tak ada keraguan bagi saya akan kebenaran Islam dan misi yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu’AlaihiWasallam,” paparnya.

Biodata
Nama : Wilfried Hoffman
Nama Muslim : Murad Wilfried Hoffman
Lahir : Jerman, 6 September 1931
Masuk Islam : 25 September 1980
Pekerjaan :
– Direktur Informasi NATO di Brussels Belgia (1983-1987)
– Duta Besar Jerman untuk Aljazair (1987-1990)
– Duta Besar Jerman untuk Maroko (1990-1994).
– Penulis