Deklarasi Balfour menjadi titik berdirinya Israel dan kerugian besar Palestina Diterima orang Palestina dan Arab? Dilansir Aljazirah, pada 1919, Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson menunjuk sebuah komisi untuk melihat opini publik tentang sistem mandat di Suriah dan Palestina. Penyelidikan itu dikenal sebagai komisi Raja-Bangau. Diketahui bahwa mayoritas warga Palestina menyatakan oposisi yang kuat terhadap zionisme. Tokoh Politik dan Nasionalis Palestina, Awni Abd al-Hadi mengutuk Deklarasi Balfour dalam memoarnya. Dia mengatakan itu dibuat oleh orang asing Inggris yang tidak memiliki klaim atas Palestina kepada seorang Yahudi asing yang tidak memiliki hak. Pada 1920, Kongres Palestina Ketiga di Haifa mengecam rencana pemerintah Inggris untuk mendukung proyek zionis dan menolak deklarasi tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional dan hak-hak penduduk asli. Surat kabar yang memuat opini Palestina ditutup oleh Ottoman pada awal perang 1914 dan baru muncul kembali 1919 di bawah pengawasan militer Inggris. Pada November 1919, ketika surat kabar al-Istiqlal al-Arabi yang berbasis di Damaskus dibuka kembali, salah satu artikel menanggapi pidato publik oleh Herbert Samuel, seorang menteri kabinet Yahudi di London pada ulang tahun kedua Deklarasi Balfour. Dia mengatakan “Negara kita adalah Arab, Palestina adalah Arab, dan Palestina harus tetap Arab.” Sebelum deklarasi dan mandat Inggris, surat kabar pan-Arab sudah memperingatkan motif gerakan zionis dan hasilnya yang menggusur warga Palestina dari tanah mereka. Meningkatnya imigrasi Yahudi di bawah mandat menciptakan ketegangan dan kekerasan antara orang Arab Palestina dan Yahudi Eropa. Selain Inggris? Meskipun Inggris secara umum dianggap bertanggung jawab atas Deklarasi Balfour, penting untuk dicatat bahwa pernyataan tersebut tidak akan dibuat tanpa persetujuan sebelumnya dari kekuatan Sekutu selama Perang Dunia I. Dalam rapat Kabinet Perang pada September 1917, para menteri Inggris memutuskan pandangan Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson harus diperoleh sebelum deklarasi dibuat. Menurut risalah kabinet pada 4 Oktober, para menteri mengingat Arthur Balfour yang membenarkan bahwa Wilson sangat mendukung gerakan tersebut. Selain Amerika Serikat, Prancis juga terlibat dan mengumumkan dukungannya sebelum dikeluarkannya Deklarasi Balfour. Surat Mei 1917 dari Diplomat Prancis, Jules Cambon kepada zionis Polandia, Nahum Sokolow mengungkapkan pandangan simpatik pemerintah Prancis terhadap penjajahan Yahudi di Palestina. Apa dampaknya? Mulai 1920 dan seterusnya, orang Arab Palestina menandai peringatan deklarasi tersebut dengan protes yang terkadang berubah menjadi kekerasan. Sementara itu, Arthur Balfour tidak pernah menyesal atas deklarasi yang ia keluarkan. Ketika Israel mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1948, terjadi perang sebagai tanggapan penolakan itu. Di tahun yang sama, orang Palestina harus menerima malapetaka atau yang dikenal sebagai Hari Nakbah. Sebanyak 700 ribu orang Palestina diusir dengan kejam dari rumah mereka dan dipaksa untuk hidup di bawah pendudukan atau di luar Palestina. Di sisi lain, para zionis merayakan sosok Balfour. Jalan-jalan di kota besar termasuk Yerusalem mengabadikan namanya. Misal, Balfouria, sebuah pemukiman di selatan Nazareth yang didirikan untuk menghormati Balfour 1922. Bahkan pada 2 November Israel memperingati sebagai Hari Balfour. n Meiliza Laveda Sumber: middleeasteye, alj

Deklarasi Balfour, 112 Kata yang Menjerumuskan Palestina

Deklarasi Balfour menjadi titik berdirinya Israel dan kerugian besar Palestina

Konflik antara Israel dan Palestina tak berhenti hingga saat ini. Penyerangan selama 11 hari pada Mei 2021 adalah serangan terakhir yang menyoroti perhatian dunia. Perang ini ditengahi Mesir dengan gencatan senjata yang dilanggar beberapa jam kemudian pada Jumat lalu.

Jika menelusuri sejarah, awal dari konflik ini adalah adanya Deklarasi Balfour yang dikeluarkan pada tanggal 2 November 1917. Percaya atau tidak, sebanyak 112 kata yang diketik itu bisa mengubah nasib rakyat Palestina. Inggris secara terbuka berjanji untuk mendirikan “rumah nasional” bagi orang-orang Yahudi di Palestina. Dokumen Balfour dianggap paling kontroversial dan diperdebatkan dalam sejarah modern dunia Arab dan telah membingungkan para sejarawan selama beberapa dekade.

Apa itu Deklarasi Balfour?

Deklarasi Balfour adalah perjanjian berisi 112 kata oleh Inggris pada tahun 1917 yang menyatakan tujuannya untuk membangun “rumah nasional” bagi orang-orang Yahudi di Palestina. Pernyataan itu datang dalam bentuk surat dari Menteri Luar Negeri Inggris Arthur Balfour yang ditujukan kepada tokoh komunitas yahudi Inggris Lionel Walter Rothschild. Itu dibuat selama Perang Dunia I (1914-1918) dan dimasukkan dalam persyaratan mandat Inggris untuk Palestina setelah pembubaran Kekaisaran Ottoman.

Deklarasi ini bermula pada 1897 dan pendirian organisasi zionis di Swiss oleh Theodore Herzl. Organisasi itu berusaha mewujudkan aspirasi politik zionisme, rumah bagi orang-orang Yahudi di Palestina. Beberapa tahun kemudian, zionis politik mulai mendorong migrasi lebih lanjut ke Palestina dengan harapan Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat akan mendukungnya.

Dikutip MEE, Selasa (25/5), Perdana Menteri Inggris David Lloyd George adalah orang Kristen Evangelis Welsh dan salah satu dari sekelompok politisi Kristen yang taat. Dia menganggap pendirian tanah air Yahudi sebagai pemenuhan nubuatan alkitabiah, bahwa orang-orang yang telah lama teraniaya akan dapat kembali dari pengasingan ke tanah air mereka.

Pada 1914, Pemimpin Zionis Chaim Weizmann melakukan kontak dengan Rothschild dan mulai melobi anggota pemerintah Inggris. Setahun kemudian, kabinet Inggris untuk pertama kalinya membahas gagasan tanah air bagi orang Yahudi di Palestina.

John Bond dari Proyek Balfour mengatakan diskusi di antara para politisi Inggris tidak terlalu berfokus pada agama dan lebih pada keamanan geopolitik. Dia menyebut motifnya adalah imperialisme. Di sini, Inggris melihat adanya manfaat strategis. Sejak dimulainya mandat, Inggris mulai memfasilitasi imigrasi orang-orang yahudi Eropa ke Palestina. Antara 1922 dan 1935, populasi Yahudi meningkat dari sembilan persen menjadi hampir 27 persen.

Meskipun Deklarasi Balfour menyatakan tidak ada yang boleh dilakukan yang dapat merugikan hak-hak sipil dan agama dari komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, mandat Inggris menerapkan cara yang mengorbankan orang Arab Palestina.

Mengapa kontroversial?

Selain soal perjanjian tanah orang yahudi di pemukim Arab Palestina, Deklarasi Balfour merupakan salah satu dari tiga janji masa perang yang saling bertentangan dibuat Inggris. Inggris telah menjanjikan kemerdekaan Arab dari Kekaisaran Ottoman dalam Korespondensi Hussein-MacMahon 1915.

Inggris juga berjanji kepada Prancis dalam perjanjian terpisah, Perjanjian Sykes-Picot 1916 bahwa mayoritas Palestina akan berada di bawah administrasi internasional. Sementara wilayah lainnya akan dibagi antara dua kekuatan kolonial setelah perang.

Bagaimanapun, perjanjian itu membuat Palestina di bawah pendudukan Inggris dan orang Arab Palestina yang tinggal tidak akan memperoleh kemerdekaan. Akhirnya, dalam Deklarasi Balfour memperkenalkan sebuah gagasan rumah nasional. Gagasan ini belum pernah terjadi dalam hukum internasional. Penggunaan istilah “rumah nasional” membuat maknanya menjadi multitafsir.

Republika.co.id