Harga Keadilan

“Tuhanmu berfirman, ‘Wahai anak Adam! Sempatkanlah beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhi hatimu dengan rasa cukup dan Aku akan memenuhi tanganmu dengan rezeki. Wahai anak Adam! Janganlah menjauh dari-Ku. Jika demikian, Aku akan memenuhi hatimu dengan kefakiran dan Aku akan memenuhi tangan-Mu dengan kesibukan’” (HR. Al Hakim).

Harga keadilan meningkat pesat di zaman sekarang. Hal ini terjadi karena banyak orang memperturutkan hawa nafsunya dan melupakan ibadah kepada Allah.

Karena semakin mahalnya harga keadilan, hanya orang-orang yang banyak harta bisa membelinya. Bahkan bila sanggup menyediakan uang banyak, yang salah bisa dibenarkan dan yang benar bisa disalahkan. Hal ini tidak akan terjadi bila para pengadil mengutamakan nilai ibadah kepada Allah, bukan mementingkan hawa nafsu.

Bila dalam bekerja bukan memperturutkan hawa nafsu tetapi lebih mengutamakan nilai-nilai ibadah kepada Allah, keadilan pasti akan ditegakkan walau tak didorong dengan uang. Sebab, menegakkan keadilan dianggap sebagai bagian dari upaya melaksanakan perintah Allah. Orang-orang yang bekerja seperti ini akan merasakan ketenangan dalam hidupnya dan merasa cukup dengan harta yang halal yang diperolehnya.

 

Oleh: Jarjani Usman

sumber: Serambi Indonesia