Hidangan Penduduk Surga

Matan hadits

1. Abdul Malik bin Syu’aib bin Al-Laits telah memberitahukan kepada kami, bapakku telah memberitahukan kepadaku, dari kakekku, Khalid bin Yazid telah memberitahukan kepadaku, dari Sa’id bin Abi Hilal, dari Zaid bin Aslam, dari Atha` bin Yasar, dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Pada hari kiamat nanti, bumi bagaikan sepotong roti yang digoyang-goyangkan oleh Rabb Yang Maha Kuasa dengan tangan-Nya, sebagaimana seorang di antara kalian menggoyang-goyangkan rotinya dalam perjalanan yang menjadi hidangan bagi penduduk surga.”

Tiba-tiba datang seorang Yahudi lalu berkata, “Semoga Rabb Yang Maha Pengasih memberkatimu, wahai Abul Qasim! Maukah engkau mendengar pemberitahuanku tentang hidangan penduduk surga pada hari kiamat?”

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, “Ya”

Orang itu berkata, “Bumi bagaikan sepotong roti,” persis seperti yang disabdakan oleh RasulullahShallallahu Alaihi wa Sallam.

Mendengar perkataan itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memandang ke arah kami kemudian tertawa hingga tampak gigi-gigi geraham beliau.

Orang itu berkata lagi, “Maukah engkau aku beritahukan tentang lauk mereka?“

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, “Ya!“

Orang itu berkata, “Lauk mereka adalah palam dan nun.“ Para sahabat bertanya, “Apakah itu?“ Orang itu menjawab, “Yaitu banteng dan ikan paus, yang kelebihan hatinya saja (segumpal daging yang terpisah dan tergantung pada hati) dapat dimakan oleh tujuh-puluh ribu orang.“            (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

2. Yahya bin Habib Al-Haritsi telah memberitahukan kepada kami, Khalid bin Al-Harits telah memberitahukan kepada kami, Qurrah telah memberitahukan kepada kami, Muhammad telah memberitahukan kepada kami, dari Abu Hurairah ia berkata, “Bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Seandainya ada 10 orang Yahudi yang mengikutiku; tentu semua orang yahudi di muka bumi ini masuk agama Islam.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Tafsir hadits

Masalah makna Tangan Allah Ta’ala sudah dimaklumi dan maksudnya bukanlah tangan yang digunakan untuk menyakiti sesuai dengan keagungan-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS. Asy-Syuraa: 11).

Makna hadits, bahwa Allah Ta’ala menjadikan bumi ini seperti roti, roti yang besar seperti hidangan bagi penduduk surga. Dan Allah Ta’ala Maha Berkuasa atas segala sesuatu.

Perkataannya, “Lauk mereka adalah palam dan nun.” Para sahabat bertanya, “Apakah itu?“ Orang itu menjawab, “Yaitu banteng dan ikan paus, yang kelebihan hatinya saja (segumpal daging yang terpisah dan tergantung pada hati) dapat dimakan oleh tujuh-puluh ribu orang.”

Kata النُّوْنُ (nun) berdasarkan kesepakatan ulama maknanya ikan paus. Sedangkan بَالاَمُ banyak sekali pendapat ulama tentang maknanya, di antara pendapat yang shahih yang dipilih oleh Al-Qadhi dan ulama-ulama pentahqiq lainnya bahwa ternyata lafazh itu dari bahasa ibrani yang ditafsirkan maknanya dengan sapi jantan (banteng).

Karenanya ketika mendengar kalimat itu para shahabat bertanya kepada orang Yahudi tersebut; seandainya kalimat itu dari bahasa Arab; tentu para shahabat mengetahuinya dan tidak perlu bertanya tentang maknanya kepada orang Yahudi itu.

Pendapat inilah yang dipilih tentang penjelasan makna lafazh hadits tersebut.

Sedangkan lafazh, “kelebihan hatinya“ maksudnya, segumpal daging yang terpisah dari hati tapi bergantung padanya, dan itu merupakan bagian yang paling bagus dari hati.

Adapun perkataannya, “dapat dimakan oleh tujuh-puluh ribu orang.“

Al-Qadhi berkata, “Ada kemungkinan mereka itu adalah 70.000 orang yang masuk surga tanpa dihisab; maka disuguhkan pada mereka hidangan khusus yang paling bagus.

Mungkin juga lafazh 70.000 itu untuk mengungkapkan jumlah yang banyak dan bukan maksudnya membatasi jumlahnya sampai 70.000 orang saja; hal semacam ini sudah maklum dalam perkataan bahasa arab.“ Wallahu A‘lam.

Sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Seandainya ada 10 orang Yahudi yang berbai‘at kepadaku; tentu semua orang yahudi di muka bumi ini masuk agama Islam“ Pengarang kitab At-Tahrir berkata, maksudnya 10 orang yahudi itu adalah 10 rabi Yahudi.

 

sumber: Fimadani.com