Ibn Al-Mubarak dan Tradisi Menulis yang Bermanfaat

TULISAN ini saya buat di atas pesawat Qantas dari Sydney menuju Wellington New Zealand. Alhamdulillah sempat tertidur 1 jam dari total perjalanan 3 jam 10 menit. Mau menggunakan waktu berbincang dengan teman kursi sebelah sepertinya sedang sibuk dengan film yang ditontonnya. Mau membaca buku, ternyata ada di atas kabin. Karena HP saja yang ada di kantong maka ditulislah tulisan ini.

Teringat dengan jawaban ulama salaf Ibn al-Mubarak saat ditanya mengapa beliau terus menulis dan sampai kapan beliau akan menulis. Beliau berkata: “Mungkin saja kalimat yang aku bisa mendapatkan manfaat darinya tak akan aku tuliskan setelahnya.”

Maksud beliau adalah bahwa selama beliau masih hidup maka beliau akan tetap menuliskan kalimat-kalimat yang mungkin akan menjadikan beliau mendulang manfaat darinya, mendapatkan pahala karena manfaat kalimat yang ditulisnya itu.

Kalau memang ada pandangan, ide atau kutipan yang baik dan bermanfaat maka tulislah dan sebarkanlah. Kalaupun kita sendiri belum bisa melakukannya, siapa tahu orang lain melaksanakannya dan dengannya maka kita mendapatkan kebaikan. Kalau ada pandangan, ide, kutipan dan niat tak baik maka buanglah jauh-jauh dan jangan dishare ke publik. Jangan-jangan walau kita tak melaksanakannya, ada orang yang melakukannya karena kita. Maka kitapun menuai dosa.

Ibn al-Mubarak adalah salah satu rujukan saya mengapa saya terus menulis walau dalam perjalanan. Siapa tahu ada manfaat untuk saya dan siapa tahu juga memberi manfaat bagi yang lainnya. Alhamdulillah sudah terkumpul menjadi tiga buku dari kumpulan tulisan pendek di FB dan WA. Salah satunya adalah buku “Selamat Tinggal Derita, Selamat Datang Bahagia.” Sudah membacanya? Semoga bermanfaat. Salam, AIM. [*]

 

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi

INILAH MOZAIK