Jangan Heran Sudah Diprediksi Nabi, Sering Bikin Gaduh dengan Fatwa tanpa Ilmu

Jangan Heran Sudah Diprediksi Nabi, Sering Bikin Gaduh dengan Fatwa tanpa Ilmu

Terkadang kita susah membedakan antara ulama yang fasih ilmu fikih dengan hanya penceramah. Banyak pula penceramah yang berposisi seolah ahli fikih bahkan kadang mengeluarkan fatwa sembarangan. Akhirnya, ia mudah mengeluarkan hukum-hukum tanpa dasar ilmu dan terkadang menyesatkan dan membuat heboh masyarakat.

Ada seorang ustadz dengan semangat berceramah, ia lupa posisi dirinya. Ia berfatwa lantang tentang kesesatan sesuatu amalan dan menyalahkan orang lain. Bermodal dengan kelihaian pidato dan orasi, ia tampil mengambil panggung.

Nabi sejatinya sudah memperingatkan hal tersebut dalam sebuah hadist hadits:

وعن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول:”إن الله لا يقبض العلم انتزاعا ينتزعه من الناس، ولكن يقبض العلم بقبض العلماء حتى إذا لم يبق عالما، اتخذ الناس رؤوسا جهالا فسئلوا، فأفتوا بغير علم، فضلوا وأضلوا” متفق

Artinya:”diriwayatkan dari Abdillah bin Amr bin Ashim RA berkata:”Saya mendengar Rasulullah bersabda:”Sesungguhnya Allah akan mencabut ilmu di masyarakat, tetapi Allah mencabutnya dari  diri para ulama sampai tak ada satupun orang alim. Akhirnya manusia menjadikan seorang ulama’ dari golongan orang yang tak mengerti ilmu maka pada saat mereka bertanya kepadanya, ia memberikan jawaban atau fatwa tanpa didasari ilmu maka mereka tersesat dan saling menyesatkan. (Muttafaq Alaihi).

Menjadi ulama itu bukan sekedar panggilan atau karena populer. Menjadi ulama butuh tempaan pendidikan yang panjang. Bukan karena baru mendalami agama lalu ia layak dipanggil ulama. Bukan karena ia baru masuk Islam atau muallaf lalu dia diundang penceramah yang seolah menjadi ulama.

Ulama adalah kumpulan orang alim yang mendalami ilmu agama dengan tekun dan gigih. Ulama melakukan kajian dan mengeluarkan penemuan (ijtihad) hukum yang nantinya menjadi dasar fatwa.

Berbeda dengan sekedar penceramah. Parahnya, sedikit sekali penceramah yang merangkap sebagai ulama. Mereka hanya pandai berkata-kata dengan mengetahui sedikit ilmu dan berbekal hadist : sampaikanlah walaupun satu ayat. Sehingga seolah-olah siapapun bisa mengeluarkan fatwa.

Namun, jangan juga terkejut karena kita sudah sampai pada satu masa yang juga sudah diprediksi oleh Rasulullah. Saya mendengar Ibnu Mas’ud berkata: “Sesungguhnya saat ini kalian hidup di masa banyak ulama (ahli fikih) dan sedikit ahli ceramah, sedikit yang meminta-minta, banyak yang memberi, dan amal perbuatan bisa mengendalikan hawa nafsu. Dan akan datang nanti masa setelah kalian sedikit ulama (ahli fikih) banyak ahli ceramah, banyak yang meminta-minta, sedikit yang memberi, amal perbuatan menuruti hawa nafsunya”. (HR. Al-Bukhari).

Hari ini umat Islam harus berhati-hati. Jangan hanya karena populer atau karena tampilan lalu dianggap sebagai ulama dan layak berceramah. Akhirnya, yang ia sampaikan membuah gaduh masyarakat. Setelah gaduh pada akhirnya meminta maaf.

ISLAM KAFFAH