akhlak Rasulullah

Ketika Nabi Muhammad Mendoakan Kebaikan untuk Seorang Yahudi

 Warisan terbesar yang ditinggalkan Nabi bagi umat Islam adalah toleransi dengan non muslim. Nilai luhur itu senantiasa dijaga oleh generasi sahabat, tabi’in, dan tabi tabi’in. Budi luhur itu terpelihara sebab masyarakat Islam yang dipimpin Nabi, hidup dalam hegemoni pluralitas agama. Ada agama Yahudi, Kristen, Zoroaster, pagan, ateis dan agnostik.

Nabi juga menjalin persahabatan dengan non Muslim. Juga bertetangga dengan mereka yang berbeda agama. Dan itu tak dipermasalahka Nabi. Mereka hidup harmonis. Saling menjaga satu sama lain. Bahkan dalam salah satu riwayat Nabi tak sungkan untuk mendoakan non muslim untuk kebaikan mereka. Sekalipun ia kafir.

Dalam kitab al Adzkār, karya Imam Nawawi termaktub sebuah hadis Nabi Muhammad yang mendoakan ketampanan untuk seorang Yahudi. Pasalnya, ketika itu sedang kehausan, dan meminta minuman pada seorang yang beragama Yahudi. Setelah meneguk air pemberian Yahudi tersebut, Nabi lantas mendoakannya agar selalu tampan sepanjang hayat. Berkat doa itu, ia tidak beruban hingga mati. Hadis tersebut bersumber dari Ibnu Sunni. Berikut teksnya;

استسقى النبيُّ صلى الله عليه وسلم فسقاه يهوديٌّ، فقال له النبيّ صلى الله عليه وسلم ;جَمَّلَكَ اللَّهُ فما رأى الشيب حتى ماتَ.

Artinya: Nabi Muhammad Saw meminta air minum, lalu ada seorang yang beragama Yahudi memberinya minum. Kemudian Nabi berkata kepadanya, ‘Semoga Allah menjaga ketampananmu.’ Maka berkat doa ini, orang Yahudi tersebut tidak terlihat ubannya hingga mati.

Menurut Imam Nawawi, seorang muslim boleh mengucapkan doa yang berisi kebaikan dan kebahagiaan untuk non Muslim, seperti agar mendapat hidayah, diberi kesehatan badan, dan senantiasa bahagia. Akan tetapi  doa berupa ampunan Allah dilarang Imam Nawawi diucapkan bagi non muslim.  Dalam al Adzkār, hal 282 ia berkata;

لا يجوز أن يُدعى له بالمغفرة وما أشبهها مما لا يُقال للكفار، لكن يجوزُ أن يُدعى بالهداية وصحةِ البدن والعافية وشبهِ ذلك.

Artinya: Tidak boleh mendoakan ampunan dan doa semisalnya yang tidak boleh diucapkan untuk orang-orang non-Muslim, tetapi boleh mendoakannya agar mendapat hidayah, kesehatan dan semisalnya.

Ibnu Abi Syaibah Al Kufi dalam kitab al-Mushannaf memuat kisah seorang Yahudi datang menemui Nabi Muhammad untuk meminta didoakan Nabi. Ia memohon Nabi mendoakan agar diberi kekayaan, harta melimpah, dianugerahi anak, dan juga panjang umur. Berikut kisah tersebut sebagaimana diriwayatkan oleh Ibrahim;

جاء رجل يهودي الى النبي صلى الله عليه وسلم فقال : ادع لي : فقال : اكثر الله مالك وولدك واصح جسمك واطال عمرك

Artinya: Ada seorang laki-laki Yahudi datang menemui Nabi Saw, kemudian dia berkata kepada beliau; ‘Doakanlah aku’. Kemudian beliau berdoa; ‘Semoga Allah memperbanyak hartamu, anakmu, menyehatkan tubuhmu, dan memperjang umurmu.

Demikianlah penjelasan terkait kisah ketika Nabi Muhammad mendoakan kebaikan untuk seorang Yahudi.Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH