Khalifah Umar Bin Khattab

Khalifah Umar Bin Khattab Memberikan Harta Baitul Mal pada Yahudi dan Kristen Miskin

Saban hari, teriakan ”Allohu akbar” diseru, dengan pelbagai ekspresi; ada rasa marah, emosi, takut, atau kadang khidmat. Bersamaan dengan pekikan takbir itu, bom bunuh diri meledak. Meruntuhkan bangunan Gereja, Biara, dan Sinagog. Sasarannya terukur, tak diacak. Rumah ibadah umat beragama di luar Islam.

Pada saat bom bunuh diri itu meledak, puluhanya nyawa melayang. Orang yang sedang ibadah, berujung kematian. Bom memisahkan anak dengan ibu. Istri dengan suami. Keluarga dengan kirabatnya. Semua mati dengan pekikan memuji Tuhan. Apakah Tuhan haus darah manusia?

Di belahan dunia lain, kata “Islam” diseru dengan marah. Pelaku yang mengatasnamakan Islam, memancung leher manusia tak berdosa. Leher yang diputus, dipamerkan depan televisi. Para gadis-gadis muda diculik dari rumahnya. Dipisahkan dari keluarganya. Dan dijadikan budak seks.

Di tangan teroris, Islam menampilkan wajah marah. Penuh emosi. Yang ada hanya kekerasan dan kebrutalan. Tak terima dengan keberadaan umat lain. Orang yang berbeda keyakinan, adalah musuh yang haus dibinasakan. Kristen dan Yahudi pennyebab penderitaan kaum muslim.

“Islam bukanlah agama perdamaian,” tulis Ayaan Hirsi Ali dalam buku, Heretic: Why Islam Needs  a Reformation Now. Bagi dia Islam adalah agama yang penuh dendam. Islam ibarat burung yang dikurung dalam sangkar puluhan tahun. Suatu waktu, burung itu lepas. Dan berniat balas dendam. Itulah Islam. Agama ganas, dan sumber malapetaka.

Apa sebenarnya Islam? Apakah Islam agama yang brutal dan penuh kebencian terhadap pemeluk agama lain? Dari sejarah kita belajar, Islam sejak dulu era awal hidup dalam masyarakat yang beragam. Hidup dan berinteraksi dengan pemeluk agama yang beragam pula. Rasulullah berinteraksi dengan pemeluk agama lain dengan penuh cinta. Tak ada sedikit pun rasa benci Nabi pada umat agama lain.

Sikap toleransi Nabi itu kelak menjadi acuan para sahabat ketika bergaul dengan non-Muslim. Termasuk sahabat, sekaligus khalifah kaum muslimin, Umar bin Khattab. Umar merupakan sahabat dan pemimpin yang adil. Seorang mulia akhlaknya. Penuh cinta dan kasih terhadap manusia, tanpa memandang agama dan keyakinannya.

Ada kisah menarik yang melukiskan kecintaan Umar terhadap non Muslim.  Kisah ini antara khalifah Umar bin Khattab dan lelaki tua renta dari  Yahudi. Suatu waktu Umar berjalan menyusuri wilayah tempat ia berkuasa. Di tengah blusukan ia lewat depan rumah seorang kakek tua renta yang beragama Yahudi.

Abu Yusuf  dalam kitab al Kharraj menceritakan, ketika lewat rumah itu, ada seorang lelaki tua sedang sedang duduk di depan pintu. Umar mengajaknya berdialog. Dan menanyakan apa yang sedang ia lakukan. Si lelaki tua menjawab, “Aku sedang susah. Untuk memenuhi kehidupan ku sehari hari,“ katanya.

Mendengar itu, Umar lantas memberikan harta dari baitul mal kepada lelaki Yahudi tua renta itu. Harta dari baitul mal itu juga digunakan untuk membiayai hidupnya sehari-hari dan keluarganya. Umar tak memandang agamanya.  Yang ia lihat, lelaki miskin itu adalah rakyatnya. Yang harus ditolong dan diselematkan jiwanya dari kelaparan.

Yusuf Qardhawi dalam buku Fiqh az Zakat, menulis Umar bin Khattab setelah memberikan harta dari kas baitul mal itu kepada Yahudi tua itu, lantas mengutip ayat Q.S At Taubah ayat 60. Umar beralasan, orang tua Yahudi itu adalah orang miskin, ia berhak mendapatkan uang dari pajak  tersebut. Qardhawi menulis;

فعمر يأمر بصرف معاش دائم ليهودي وعياله من بيت مال المسلمين، ثم يقول: قال الله تعالى: {إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ} [التوبة: 60], وهذا من مساكين أهل الكتاب

Artinya: Maka Umar menyuruh memberikan penghidupan (bayaran) bagi Yahudi tua  dan menyediakannya dari harta Baitul mal. Kemudian Umar membacakan firman Allah, (esungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, Q.S at Taubah; 60), Ini (kakek tua) adalah orang miskin dari ahli kitab.

Ternyata kemurahan hati Khalifah Umar tak pada Yahudi semata. Dalam buku kitab Fiqh az Zakat, karya Yusuf al Qardhawi tercantum kisah kebaikan hati Umar pada kaum mustadafhin dari orang-orang Kristen.

Suatu hari Umar melakukan perjalan ke negeri Syiria. Perjalanan itu dilaksanakan bersama rombongan dari kalangan sahabat yang lain.  Di tengah perjalanan menyusuri padang pasir nan tandus, mereka lantas bersua dengan sekelompok kaum miskin.

Kaum miskin ini dari agma Kristen. Mereka orang pinggiran. Jauh dari akses pemerintahan. Melihat kehidupan mereka yang memprihatinkan, Umar memerintahkan menolong kaum Kristen yang mustadafhin ini. Umar menyuruh mengeluarkan harta dari baitul mal untuk membantu perekonomian mereka.

Yusuf Qardhawi mendokumentasikan kisah ini dengan apik. Ia mencatat;

ويمر في رحلته إلى الشام بقوم مجزومين من النصارى, فيأمر بمساعدة اجتماعية لهم من بيت مال المسلمين

Artinya; Ketika melakukan perjalan ke Syiria, Umar melewati suatu kaum yang lemah perekonomiannya, mereka dari agama Kristen. Maka Umar lantas memerintahkan menolong kaum Kristen ini, dengan mengambil harta yang bersumber dari Baitul Mal.

Demikianlah sekilas kisah  Khalifah Umar bin Khattab. Seorang ulama penuh kasih dan cinta kemanusiaan. Tak pernah membedakan manusia dari latar belakang agam, suku, keyakinan, dan rasnya. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH