sakit gigi

Kisah Allah Memberikan Obat Sakit Gigi pada Nabi Musa

Musa AS adalah salah satu nabi Allah yang wajib diketahui dan di-imani oleh setiap orang mukalaf. Beliau, saudara kandung nabi Harun adalah anak dari bapak Imran dan ibu Yuhanidz.

Seperti dikutip dari kitab Nur az-Zholām karya Syekh Nawawi al-Bantani al-Jāwī, pada suatu ketika, Nabi Musa As. mengalami sakit gigi. Bersamaan dengan itu, beliau mengadu kepada Allah Swt. agar nyeri tersebut segera disembuhkan. Kemudian Allah memberikan obat sakit gigi pada Nabi Musa dengan berfirman, “Ambillah rumput fulaniyah (nama jenis dari rumput) dan letakkan pada gigi yang sakit itu.” Nabi Musa pun melakukan apa yang disarankan-Nya. Ternyata, dengan seketika, obat itu bereaksi dan nyeri sakit gigi menjadi hilang.

Selang beberapa waktu setelah itu, rupanya nyeri sakit gigi kambuh lagi. Beliau tak berpikir lama, langsung saja mengambil rumput yang sebelumnya sudah menjadi obat herbalnya untuk menghilangkan rasa nyeri tersebut. Kemudian, ia meletakkan pada gigi yang sakit. Dan ternyata, malah bikin tambah nyeri, bahkan berkali lipat dari rasa sakit yang semula.

Kemudian, Nabi Musa As. berujar meminta tolong kepada Allah sembari berkata,

 إلهى ألستَ أَمرتَنى بهذا ودَلَلتَنى عليه

“Wahai Tuhanku, bukankah Engkau memerintahkan berobat menggunakan ini (rumput fulaniyah) sebelunya, dan bukankah Engkau yang memberi petunjuk terhadap obat ini.”

Lalu Allah berfirman kepada Nabi Saw. ,

يا مُوسى أنا الشّافى وأنا المُعافى وأنا الضارّ وأنا النافع قصدتَنى فى المرّة الأولى فأزَلتُ مرَضك والآن قصدتَ الحشيشة وما قصدتَنى

“Wahai Musa, Aku-lah Dzat yang menyembuhkan, yang memberi sehat, yang memberi bahaya dan yang memberi manfaat. Engkau bermaksud kepada-Ku pada saat sakit yang pertama, sehingga Aku menghilangkan rasa sakit itu. Sementara sekarang, engkau bermaksud kepada rumput itu (yang bisa menyembuhkan), bukan Aku.”

Kisah diatas juga dapat ditemukan dalam kitab tafsir al-Futūḥāt al-Ilāhiyyah karya Syekh Sulaiman bin ‘Umar al-‘Ajali as-Syāfi’i atau lebih dikenal dengan nama Sulaiman al-Jamal.

Pelajaran atau hikmah yang bisa diambil adalah, sudah sepantasnya bagi seorang hamba yang sedang diuji dengan suatu penyakit untuk selalu berdoa (meminta bantuan kepada Allah), yang kemudian diikuti dengan usaha (ikhtiar) untuk sembuh yaitu dengan cara mencari obat atau konsultasi kepada dokter. Bahkan, dua anjuran ini seyogyanya juga dilakukan ketika menghadapi segala urusan. Bukan hanya berdiam diri dengan berdalih sedang bertawakal kepada Allah tanpa berusaha, atau disisi lain merasa bahwa satu-satu yang menyebabkan kesembuhan adalah obat itu sendiri yang hakikatnya adalah bagian dari ciptaan Allah Swt. Wallahu A’lam.

BINCANG SYARIAH