Kita Tak Akan Mampu Halangi Malaikat Maut

KEMARIN saya sempatkan diri menjenguk sahabat sekaligus saudara saya yang sedang opname di RSUD Sumenep. Dulu, saat bersama-sama mondok di PPSS Sukorejo, dia adalah salah seorang pemuda yang gagah, kekar dengan dada berbulu.

Pencak silat dan karate adalah salah satu hobinya. Saat ini, dia takluk pada asam urat, kolestrol dan kencing manis. Allah mengujinya dengan penyakit stroke, yang semoga Allah segera sembuhkan.

RSUD Sumenep penuh sekali dengan pasien dan pengunjung. Entah apakah karena memang karena menjadi RS Favorit atau karena terpaksa tak ada lagi pilihan RS di Kabupaten yang kaya minyak ini. Lorong-lorong penghubung antar kamar penuh dengan pasien dengan fasilitas seadanya. Peralatan infus ditempelkan senempelnya di tembok yang tak bisa dibilang baru. Fasilitas dan suasananya betul-betul beraroma rumah “sakit.”

Sayapun berandai, walaupun saya tak pernah ada ingin untuk menjadi: “Anda saya jadi pemegang kuasa, rumah sakit adalah yang akan paling saya prioritaskan untuk diperbaiki dan dilengkapi agar orang sakit yang datang tak semakin sakit untuk kemudian mati.”

Di RSUD banyak yang cerita bahwa setiap hari selalu ada yang mati. Saya besarkan jiwa mereka dengan berkata bahwa kematian bukan urusan RSUD, melainkan memang karena sudah waktunya. Siapapun pasti mati pada waktunya, walaupun kaya dan berkuasa bisa membeli dan memerintahkan siapa saja.

Para presiden sudah banyak yang mati sebagaimana para hartawan atau konglomerat sudah banyak yang masuk kuburan. Lalu kita kapan? Ya jangan tanyakan saya, tapi siap-siap saja. Kematian pasti datang.

Seorang kaya yang sudah pensiun berupaya keras untuk tidak mati. Rumahnya dipagari tembok tinggi yang aksesnya cuma jalan masuk kecil selebar setengah meter kali 35 meter. Menurutnya tak akan ada yang bisa masuk tanpa terpantau. Suatu hari dia baca koran di depan rumahnya. Ketika khusuk, truk gandeng tabrakan di jalan raya, satu bannya copot dan berjalan sendiri melewati lorong masuk itu. Dengan cepat ban itu naik ke pangkuan orang itu, menabraknya dan kemudian dia mati.

Sekuat apapun kita berupaya tak mati bukan berarti kita mampu menghalangi datangnya malaikat maut. Selalu bersiap-siaplah dengan istiqamah dalam iman dan amal shalih. Salam, AIM. [*]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2293751/kita-tak-akan-mampu-halangi-malaikat-maut#sthash.GEMmYDa2.dpuf