Mendakwahkan Kebaikan

Allah SWT di dalam Alquran menegaskan, setiap amal kebaikan atau amal saleh akan diberikan balasan yang setimpal. Balasan tersebut beragam jenisnya. Di dalam surah al-Maidah ayat 9, misalnya, Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh bahwa mereka akan mendapatkan ampunan dan pahala yang besar. Dalam surah al-Baqarah ayat 25, Allah berjanji akan menyediakan surga dengan sungai yang mengalir di dalamnya.

Pada surah an-Nisa’ ayat 173 berbeda lagi, di dalamnya dijelaskan bahwa Allah akan menambah karunia-Nya bagi mereka yang beramal saleh. Adapun dalam surah Yunus ayat 9, Allah akan memberi balasan dengan mendatangkan petunjuk ke jalan yang benar.

Ragam balasan bagi orang yang berbuat kebaikan di dalam Aquran tak sekadar hal-hal di atas. Masih banyak balasan-balasan lain yang Allah sediakan. Mulai dari ampunan, pahala yang besar, dan terus mengalir, hidayah, kebahagiaan, hingga mendapatkan tempat yang baik yakni surga.

Ini artinya tidak akan rugi orang yang terus beramal saleh. Apalagi, kebaikan yang dihitung oleh Allah tidak terbatas pada kebaikan yang telah mewujud dalam perbuatan. Bahkan, kebaikan yang masih dalam niat sekalipun akan diberikan pahala.

Hal ini sebagaimana diisyaratkan Nabi Muhammad SAW melalui hadis riwayat Bukhari dan Muslim, “… Barang siapa berniat mengerjakan kebaikan tetapi tidak dikerjakannya, Allah mencatatnya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Jika ia berniat untuk berbuat kebaikan lalu ia mengerjakannya, Allah mencatatnya sebagai 10 sampai 700 kali kebaikan atau lebih banyak lagi.” Syekh an-Nawawi dalam Syarah Arba’in Nawawiyah fil Akhaditsi as-Shahihati an-Nabawiyyati menjelaskan, hadis ini adalah hadis yang sangat mulia dan berharga.

Nabi SAW menjelaskan betapa banyak kelebihan yang Allah berikan kepada makhluk-Nya. Di antaranya yaitu orang yang berniat melakukan kebaikan sekalipun belum dilaksanakan mendapatkan satu pahala, sedangkan orang yang berniat berbuat dosa tetapi tidak jadi dikerjakan maka mendapatkan satu pahala, dan bila ia laksanakan mendapatkan satu dosa.

Orang yang berniat baik kemudian melaksanakannya, Allah tetapkan baginya 10 kali pahala. Ini adalah suatu keutamaan yang sangat besar, yaitu dengan melipat gandakan pahala kebaikan, tetapi tidak melipatgandakan siksa atas perbuatan dosa. Allah tetapkan keinginan berbuat baik sebagai suatu kebaikan, karena keinginan berbuat baik itu merupakan perbuatan hati yang ditekadkannya.

Mengingat betapa tidak ternilainya keuntungan yang diperoleh dengan beramal saleh, maka menjadi tugas kita bersama untuk terus mendakwahkannya. Kita ajak teman, tetangga, handai tolan, dan saudara-saudara kita sesama Muslim untuk terus menempa kebaikan.

Jangan sampai kebaikan yang istimewa ini kita sembunyikan untuk diri sendiri. Bukankah Nabi SAW memerintah kita untuk mengajak kebaikan dan memberikan reward yang fantastis bagi orang yang mau mengajak kebaikan?

Inilah yang tersurat dalam hadis riwayat Muslim bahwa siapa yang mengajak kepada petunjuk, dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengikutinya, tidak kurang sedikit pun dari pahala mereka. Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa seperti orang yang mengikutinya, tidak kurang sedikit pun dari dosa mereka.

Dengan mengajak kebaikan kepada orang lain, kita bisa bersama-sama berlomba dalam kebaikan atau yang disebut sebagai fastabiqul khairat. Berlomba dalam kebaikan tentu akan menambah semangat kita dalam beramal. Terlebih kalau kondisi kita sedang terbelenggu kemalasan, maka dengan berlomba dalam kebaikan kita tertantang untuk terus berpacu dalam beramal.

Oleh: Fatkhul Anas

REPUBLIKA