Nikmatilah Apa yang Dihidangkan Islam

SUATU waktu, kita pasti menjumpai sekelompok orang yang membahas dan memperdebatkan agama bagai orang yang sedang asyik memperdebatkan tentang jeruk, tentang tipe dan jenisnya, cara menanamnya, cara mengupasnya yang paling efektif dan efisien, dan cara-cara yang lainnya.

Perdebatannya sengit sekali sampai mereka lupa akan rasa jeruk itu dan bahkan lupa memakan jeruk-jeruk yang ada di hadapannya. Mereka pulang dengan kepala pusing dan baru sadar belum makan apa-apa setelah sudah masuk ke dalam kamar rumahnya.

Agama itu bukan hanya dipelajari dan diperdebatkan, melainkan adalah untuk dijalankan. Agama itu tidak akan punya makna apa-apa jika hanya diperdebatkan tanpa dilaksanakan dan dinikmati pelaksanaannya itu. Karena itulah maka Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa pelaksanaan agama dengan seksama dengan menekankan pada makna, nilai, dan hikmah yang terkandung di dalamnya merupakan cara tercepat menuju Tuhan, menuju ridla Allah. Itulah yang disebut dengan tashawwuf.

Nikmatilah apa yang dihidangkan Islam. Ada keselamatan di sana, ada kedamaian di situ, ada keberkahan pula di dalamnya, dan ada pula keindahan dalam kandungannya. Yang masih belum menemukan hal-hal tersebut dalam berislam, jangan-jangan masih terjebak dalam kemacetan fikir, keruwetan perdebatan dan hingar-bingar lomba memenangkan perdebatan keagamaan.

Bukan tak boleh diskusi dan berdebat tentang keislaman. Tapi jadilah peserta diskusi yang cerdas, waspada dan bijaksana. Jangan lupakan manisnya jeruk, rasakanlah dan sampaikanlah pada yang lain agar berlomba untuk merasakannya, bukan berlomba memperdebatkannya dengan sibuk menantang kanan dan kiri serta menyalahkan orang yang di depan, di samping dan di belakangnya.

Sadarlah bahwa paling bodohnya orang adalah mereka yang ikut-ikutan memperdebatkan sesuatu yang dia sendiri sesungguhnya tak paham apa-apa tentang sesuatu itu. Salam, AIM. [*]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2324992/nikmatilah-apa-yang-dihidangkan-islam#sthash.z1r7L6nD.dpuf