Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was

Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 3)

Bismillah wal hamdulillah, wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Hadits Ketiga dan Keempat

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

لَا يَزَالُ النَّاسُ يَتَسَاءَلُونَ حَتَّى يُقَالَ هَذَا خَلَقَ اللَّهُ الْخَلْقَ فَمَنْ خَلَقَ اللَّهَ فَمَنْ وَجَدَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا فَلْيَقُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ 

“Manusia senantiasa saling bertanya (satu sama lain dalam masalah yang tidak bermanfaat), sampai dibisikkan (oleh setan) ucapan berikut ini,

“Allah menciptakan makhluk, lalu siapa yang menciptakan Allah?” Maka barangsiapa yang mendapatkan sesuatu (dari bisikan hati) tersebut, maka ucapkanlah, Aamantu billaah” (Saya beriman kepada Allah).” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ مَنْ خَلَقَ السَّمَاءَ؟ مَنْ خَلَقَ الْأَرْضَ؟ فَيَقُولُ اللَّهُ ثُمَّ ذَكَرَ بِمِثْلِهِ وَزَادَ وَرُسُلِهِ 

“Setan datang kepada salah seorang di antara kalian, lalu mengatakan, “Siapa yang menciptakan langit?”  “Siapa yang menciptakan bumi?” Lalu dia berkata, “Allah.” Kemudian beliau menyebutkan lafazh semisalnya dan menambahkan, wa Rusulihi” (dan para Rasul-Nya).” (HR. Muslim)

Terdapat dua hal yang bisa dijadikan sebagai pelajaran dari dua hadits tersebut, yaitu:

Pertama, Was-was yang menyerang penderita was-was itu pada hakikatnya berasal dari setan, sebagaimana dalam hadits keempat.

Kedua, Solusi ketika mendapatkan was-was setan dalam hati berupa lintasan pikiran-pikiran kekufuran adalah dengan berhenti seketika itu juga, tanpa memikirkan dalil untuk membantahnya. Karena hanya sekedar was-was setan yang tidak menetap dalam hati, lalu mengatakan, Aamantu billaah wa Rusulihi” (Saya beriman kepada Allah dan para Rasul-Nya).

Ulama menjelaskan tentang solusi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits di ats bahwa perintah untuk berhenti dan berpaling dari was-was setan tersebut adalah tanpa memikirkan dalil dalam menyatakan kebatilannya dan tanpa membahasnya. Hal ini karena was-was tersebut sekedar lintasan batin yang tidak menetap dalam hati dan berasal dari bisikan setan yang jelas-jelas kebatilannya.

Kesimpulan 

Dari hadits kedua, ketiga, dan keempat disimpulkan bahwa solusi was-was setan berupa bisikan kekufuran adalah sebagai berikut.

Pertama, Berdoa memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala, misalnya dengan mengucapkan,  “A’uudzu billaah minasy-syaitoonir rajiim.

Kedua, Berhenti dari was-was setan tersebut dengan makna “berhenti” yang telah disebutkan dalam penjelasan hadits kedua.

Ketiga, Mengucapkan, “Aamantu billaah wa Rusulihi” (Saya beriman kepada Allah Ta’ala dan para Rasul-Nya).

Hadits Kelima

Seseorang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berkata,

“Ya Rasulullah, sesungguhnya salah seorang di antara kami mendapatkan pada dirinya sesuatu (bisikan setan), yang mana dia dibakar sampai menjadi arang itu lebih baik baginya daripada dia harus mengucapkan bisikan tersebut.”

Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda,

اللهُ أكبرُ، اللهُ أكبرُ، اللهُ أكبرُ، الحمدُ للهِ الذي ردَّ كيدَه إلى الوسوسةِ

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian kesempurnaan hanya bagi Allah yang telah menolak tipu daya setan kepada (sekedar) was-was (saja).” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Albani)

Hadits tersebut menunjukkan bahwa was-was adalah tipu daya setan setelah dia gagal menggoda orang shalih dengan ucapan dan perbuatan kekufuran dan dosa. Setan hanya mampu membisikkan was-was ke dalam hati seorang muslim dan ingin membuatnya sedih dan tersibukkan dari beribadah kepada Allah Ta’ala.

Hal ini menunjukkan bahwa was-was adalah tipu daya setan yang tidak membahayakan agama orang yang terkena, selama dia tidak mengucapkan atau melakukan isi was-wasnya dalam hati tersebut. Was-was itu tidak merusak ibadahnya (ibadahnya sah) dan tidak merusak imannya (imannya juga tetap sah). Bahkan seandainya terucapkan pun -tanpa ada keinginan dan tanpa kehendaknya, namun karena terpaksa karena dikuasai oleh waswas-, maka hal itu tidak membahayakannya karena keadaan akalnya memang tertutup.

Kesimpulan 

Dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

 الحمدُ للهِ الذي ردَّ كيدَه إلى الوسوسةِ

“Segala pujian kesempurnaan hanya bagi Allah yang telah menolak tipu daya setan kepada (sekedar) was-was (saja)”, dapat disimpulkan bahwa tipudaya was-was setan tersebut tidaklah sedikit pun membahayakan orang-orang yang beriman kecuali hanya sekedar ingin membuat mereka sedih, bingung, dan galau, serta berpaling dari beribadah kepada Allah Ta’ala.

[Bersambung]

***

Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah

Artikel: Muslim.or.id