Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 4)

Baca pembahasan sebelumnya Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 3)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Bismillah wal hamdulillah, wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du :

Hadits Keenam

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إن الله تجاوز لي عن أمتي ما وسوست به صدورها ما لم تعمل أو تكلّم

“Sesungguhnya karenaku-lah Allah memaafkan ummatku dari waswas (bisikan) dalam hati mereka, selama mereka tidak melakukan atau mengucapkannya”. [HR. Al-Bukhari]

Penjelasan

Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan bahwa waswasah (waswas) adalah kebimbangan dalam hati yang tidak menetap dan tidak bersemayam dalam hati. 

Dalam hadits ini dijelaskan bahwa waswas atau bisikan hati seseorang yang tidak menetap di hati dan justru hatinya membencinya dan menolaknya, waswas seperti itu tidak akan menyebabkan orang tersebut disiksa, karena Allah memaafkannya selama ia tidak mengucapkannya (seperti dengan membicarakan aib orang tanpa alasan yang dibenarkan, ucapan adu domba, dusta, menuduh dan penyakit lisan lainnya), atau selama tidak melakukannya dengan melakukan bisikan buruk dalam hatinya (seperti dengan : mencuri, zina, membunuh, minum minuman yang memabukkan dan amalan maksiat lainnya). 

Ini adalah karunia Allah Ta’ala yang luas dan untuk meringankan hamba-hamba-Nya.

Oleh karena itu hendaklah orang yang mendapatkan bisikan tersebut tidak menghiraukannya, tidak condong kepadanya, tidak memikirkannya, dan hendaklah segera mengusir dari dalam hatinya.

Janganlah ia meyakini bahwa dengan waswas yang terdapat dalam hatinya itu ia menjadi berdosa. Bahkan hendaklah ia membencinya dan berusaha keras untuk menghilangkannya dengan berhenti dari memikirkannya serta bertaubat, berdoa, berdzikir, istighfar, dan banyak membaca Alquran Al-Karim serta kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.

Penutup : “Penyakit waswas adalah ujian keimanan!”

Syaikhul Islam rahimahullah dalam Majmu’ Fatawanya berkata :

“Seorang yang beriman diuji dengan waswas setan dan waswas orang kafir yang menyempitkan dadanya…oleh karena itulah waswas dan syubhat itu didapatkan pada diri para penuntut Ilmu Syar’i dan para ahli ibadah, yang justru hal ini tidak didapatkan pada selain mereka, karena selain mereka tidak meniti jalan Allah dan manhaj-Nya (dengan baik), bahkan ia menyambut hawa nafsunya dan (banyak) lalai dari dzikrullah, tentulah ini yang dikehendaki oleh setan (sehingga disini target setan telah tercapai, pent.), berbeda keadaannya dengan orang-orang yang perhatian besar terhadap ilmu Syar’i dan ibadah, maka musuh mereka (setan) mengincarnya untuk memalingkan mereka dari Allah Ta’ala 

Beliau juga mengatakan :

“Tatkala waswas itu diiringi dengan kebencian dan ketidaksukaan, maka ini hakekatnya adalah sharihul iman,  yaitu keimanan yang murni dan bersih, karena seorang munafiq dan kafir tidak mendapatkan (di diri mereka) kebencian dan ketidaksukaan saat ada waswas (pada diri mereka).”

Oleh karena itu, pernah disampaikan kepada sebagian Salaf Sholeh :

إن اليهود والنصارى يقولون: لا نوسوَس، فقال: صدقوا، وما يصنع الشيطان بالبيت الخراب

“Sesungguhnya Yahudi dan Nashara mengatakan : ‘kami tidak merasakan waswas!’ , Lalu Salaf Sholeh itupun menjawab : ‘Apa yang bisa diperbuat  oleh setan terhadap rumah yang sudah hancur!”

Dan upaya seorang mukmin yang menderita waswas memerangi waswasnya dengan kesabaran, ikhlas karena Allah dengan cara sesuai ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia akan memperoleh pahala berjihad melawan setan -bahkan ini adalah jihad yang besar-, dan ia akan mendapatkan pahala sabar, Allah berfirman :

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ    

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. [Az-Zumar: 10]

Dan orang yang bersungguh-sungguh berjihad melawan waswas setan, pasti Allah akan beri petunjuk kepada-Nya !

Allah berfirman :

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ       

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. [Al-‘Ankabut : 69].

Doa 

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala segera menyembuhkan saudara-saudaraku yang menderita penyakit waswas dan mengganjar mereka dengan pahala jihad dan sabar, serta mengampuni segala kesalahan mereka dan kita, serta menerima segala amal ibadah mereka dan kita semua! 

Amiin. 

Wallahu a’lam.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ

Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah

Artikel: Muslim.or.id

Resep Manjur untuk Sembuh dari Penyakit Was-Was (Bag. 3)

Bismillah wal hamdulillah, wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Hadits Ketiga dan Keempat

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

لَا يَزَالُ النَّاسُ يَتَسَاءَلُونَ حَتَّى يُقَالَ هَذَا خَلَقَ اللَّهُ الْخَلْقَ فَمَنْ خَلَقَ اللَّهَ فَمَنْ وَجَدَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا فَلْيَقُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ 

“Manusia senantiasa saling bertanya (satu sama lain dalam masalah yang tidak bermanfaat), sampai dibisikkan (oleh setan) ucapan berikut ini,

“Allah menciptakan makhluk, lalu siapa yang menciptakan Allah?” Maka barangsiapa yang mendapatkan sesuatu (dari bisikan hati) tersebut, maka ucapkanlah, Aamantu billaah” (Saya beriman kepada Allah).” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ مَنْ خَلَقَ السَّمَاءَ؟ مَنْ خَلَقَ الْأَرْضَ؟ فَيَقُولُ اللَّهُ ثُمَّ ذَكَرَ بِمِثْلِهِ وَزَادَ وَرُسُلِهِ 

“Setan datang kepada salah seorang di antara kalian, lalu mengatakan, “Siapa yang menciptakan langit?”  “Siapa yang menciptakan bumi?” Lalu dia berkata, “Allah.” Kemudian beliau menyebutkan lafazh semisalnya dan menambahkan, wa Rusulihi” (dan para Rasul-Nya).” (HR. Muslim)

Terdapat dua hal yang bisa dijadikan sebagai pelajaran dari dua hadits tersebut, yaitu:

Pertama, Was-was yang menyerang penderita was-was itu pada hakikatnya berasal dari setan, sebagaimana dalam hadits keempat.

Kedua, Solusi ketika mendapatkan was-was setan dalam hati berupa lintasan pikiran-pikiran kekufuran adalah dengan berhenti seketika itu juga, tanpa memikirkan dalil untuk membantahnya. Karena hanya sekedar was-was setan yang tidak menetap dalam hati, lalu mengatakan, Aamantu billaah wa Rusulihi” (Saya beriman kepada Allah dan para Rasul-Nya).

Ulama menjelaskan tentang solusi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits di ats bahwa perintah untuk berhenti dan berpaling dari was-was setan tersebut adalah tanpa memikirkan dalil dalam menyatakan kebatilannya dan tanpa membahasnya. Hal ini karena was-was tersebut sekedar lintasan batin yang tidak menetap dalam hati dan berasal dari bisikan setan yang jelas-jelas kebatilannya.

Kesimpulan 

Dari hadits kedua, ketiga, dan keempat disimpulkan bahwa solusi was-was setan berupa bisikan kekufuran adalah sebagai berikut.

Pertama, Berdoa memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala, misalnya dengan mengucapkan,  “A’uudzu billaah minasy-syaitoonir rajiim.

Kedua, Berhenti dari was-was setan tersebut dengan makna “berhenti” yang telah disebutkan dalam penjelasan hadits kedua.

Ketiga, Mengucapkan, “Aamantu billaah wa Rusulihi” (Saya beriman kepada Allah Ta’ala dan para Rasul-Nya).

Hadits Kelima

Seseorang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berkata,

“Ya Rasulullah, sesungguhnya salah seorang di antara kami mendapatkan pada dirinya sesuatu (bisikan setan), yang mana dia dibakar sampai menjadi arang itu lebih baik baginya daripada dia harus mengucapkan bisikan tersebut.”

Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda,

اللهُ أكبرُ، اللهُ أكبرُ، اللهُ أكبرُ، الحمدُ للهِ الذي ردَّ كيدَه إلى الوسوسةِ

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian kesempurnaan hanya bagi Allah yang telah menolak tipu daya setan kepada (sekedar) was-was (saja).” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Albani)

Hadits tersebut menunjukkan bahwa was-was adalah tipu daya setan setelah dia gagal menggoda orang shalih dengan ucapan dan perbuatan kekufuran dan dosa. Setan hanya mampu membisikkan was-was ke dalam hati seorang muslim dan ingin membuatnya sedih dan tersibukkan dari beribadah kepada Allah Ta’ala.

Hal ini menunjukkan bahwa was-was adalah tipu daya setan yang tidak membahayakan agama orang yang terkena, selama dia tidak mengucapkan atau melakukan isi was-wasnya dalam hati tersebut. Was-was itu tidak merusak ibadahnya (ibadahnya sah) dan tidak merusak imannya (imannya juga tetap sah). Bahkan seandainya terucapkan pun -tanpa ada keinginan dan tanpa kehendaknya, namun karena terpaksa karena dikuasai oleh waswas-, maka hal itu tidak membahayakannya karena keadaan akalnya memang tertutup.

Kesimpulan 

Dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

 الحمدُ للهِ الذي ردَّ كيدَه إلى الوسوسةِ

“Segala pujian kesempurnaan hanya bagi Allah yang telah menolak tipu daya setan kepada (sekedar) was-was (saja)”, dapat disimpulkan bahwa tipudaya was-was setan tersebut tidaklah sedikit pun membahayakan orang-orang yang beriman kecuali hanya sekedar ingin membuat mereka sedih, bingung, dan galau, serta berpaling dari beribadah kepada Allah Ta’ala.

[Bersambung]

***

Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah

Artikel: Muslim.or.id