Sebaik-baik Perhiasan Dunia

Manusia diberikan sifat mencintai perhiasan dan kesenangan dunia. Tentu saja hal ini tidak dilarang dan tidak pula diharamkan dalam islam. Istri yang cantik pun diperbolehkan. Malah ketika memilih pasangan, kecantikan menjadi salah satu kriteria yang bisa dijadikan pertimbangan.

Sebagaimana firmanNya di dalam Al-qur’an:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)
Harta yang melimpah ruah berupa emas dan perak, binatang peliharaan yang gemuk,anak-anak yang banyak menjadi hal yang disenangi manusia.(QS: Ali Imran Ayat: 14)

Rasulullah SAW bersabda:

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah” [H.R. Muslim]

Jadi wanita sholehah miskin yang jelek rupa adalah lebih baik daripada wanita kaya nan cantik tapi berakhlak buruk. Anda akan kerepotan sendiri jika beristrikan wanita semacam ini. Harta yang banyak yang dimilikinya akan habis dipakai untuk memoles kecantikan yang justru diperuntukkan bagi laki-laki lain di luar rumah. Ditambah perangainya yang jauh dari nilai-nilai islami, akan membuat rumah tangga terasa gersang dan jauh dari kata sakinah mawadah warahmah.

Dari hadits tersebut mengindikasikan pula bahwa nilai perhiasan dunia seperti emas perak, binatang ternak dan sawah ladang yang luas, semuanya kalah jika dibandingkan seorang wanita solehah. Dari redaksi hadits ini kita bisa lihat bagaimana islam memuliakan wanita. Tapi tidak semua wanita mempunyai nilai melebihi perhiasan dunia lainnya tersebut. Kemuliaan ini hanya akan disandang oleh wanita sholehah.

Betapa tidak, dalam setiap sendi kehidupannya wanita solehah akan melakukan yang terbaik. Jika Ia dititipi harta oleh suaminya, maka harta tersebut tidak akan dibelanjakan untuk hal-hal yang sia-sia. Jika Ia dititipi seorang anak oleh Robb-nya, maka ia akan mendidiknya menjadi generasi islam yang cemerlang akhlak dan ilmunya.

Disamping itu akhlak wanita solehah diterangkan pula oleh Allah dalam Firman-Nya sebagai berikut:

ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ ۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ وَٱلَّٰتِى تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهْجُرُوهُنَّ فِى ٱلْمَضَاجِعِ وَٱضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا۟ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS: An-Nisaa Ayat: 34)

Ayat diatas tersebut menerangkan 2 ciri wanita shalehah yakni:

Taat pada Allah

Dengan kata lain wanita solehah adalah wanita yang menjalankan semua apa yang diperintahkan Robbnya dan menjauhi semua apa yang dilarangNya. Taat kepada Allah menjadi patokan yang menggugurkan ketaatannya pada suami jika suami memerintahkannya berbuat maksiat.

Banyak cerita di film-film yang mengambarkan bahwa istri yang disuruh berbuat maksiat oleh suaminya tetap harus taat karena suami wajib ditaati. Padahal untuk mentaati sebuah perintah harus dilihat dulu isi dari perintah tersebut. Jika ma’ruf maka taati, jika maksiat maka jauhi.

Menjaga diri ketika suami tidak ada

Dahulu istri tidak ada kewajiban keluar rumah dalam rangka mencari rizki. Sebenarnya sekarang pun demikian. Namun perekonomian muslim sudah dikuasai oleh pihak non muslim sehingga pekerja yang banyak dibutuhkan adalah para wanita. Kondisi sudah diputarbalikan dimana istri keluar rumah untuk mencari penghidupan sedangkan suami di dalam rumah mengasuh anak.

Yang wajib mencari rizki sebenarnya adalah suami sehingga ada masanya ketika kondisi rumah ditinggalkan kepala keluarga. Entah itu untuk bekerja atau pergi berperang di jalan Allah. Wanita solehah pun mampu menjaga kehormatan diri dan suaminya ketika sang suami sedang tidak ada.

Didalam ayat lain Allah berfirman:

وَقُل لِّلْمُؤْمِنَٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَآئِهِنَّ أَوْ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّٰبِعِينَ غَيْرِ أُو۟لِى ٱلْإِرْبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفْلِ ٱلَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا۟ عَلَىٰ عَوْرَٰتِ ٱلنِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS: An-Nuur Ayat: 31)

Jadi ciri lain wanita sholehah adalah yang mampu menjaga pandangan dan memelihara farjinya serta tidak memperlihatkan perhiasannya kecuali yang biasa telihat. Tidak ada dalam contoh sejarah wanita solehah jelalatan mengedarkan pandangan pada setiap lelaki.

Tidak ada pula sejarahnya wanita solehah berpakaian ketat karena ingin mendapat predikat gaul. Wanita solehah adalah dia yang seperti Siti Khadijah yang walaupun statusnya adalah janda tapi gelar wanita terhormat mampu disandangnya. Ketika sudah bersuamikan Muhammad, dia mampu menjadi penentram hati, pendukung perjuangan, dan penguat semangat dengan rela mengorbankan harta dan jiwa demi tegaknya islam. Sehingga ketika dia telah tiada pun sang suami selalu menyebut-nyebut namanya karena besarnya kasih terhadap sang istri.

Maka dari itu wahai para pemuda pilihlah wanita solihah menjadi teman hidup niscaya Anda akan bahagia hidup di dunia ini. Namun perlu diingat bahwa wanita sholihah diperuntukkan Allah bagi laki-laki sholih. Maka itu solehkanlah dirimu jika ingin wanita solehah jadi pendampingmu.

 

sumber: Kabar Makkah