Sejarah dan Hikmah Puasa Ramadhan

Inilah sejarah dan hikmah puasa ramadhan. Simak selengkapnya…

Ibadah puasa sudah dikenal sejak zaman dulu kala. Beberapa sumber sejarah mengatakan bahwa Nuh a.s adalah Nabi yang pertama kali memperkenalkan ibadah ini. Lalu turun temurun dan dari generasi ke generasi, puasa tetap dijadikan sebagai ibadah yang diperintahkan.

Kita mengenal ada puasa ‘Asyuro yang mahsyur di kalangan Bani Israil dan juga puasa Daud, yaitu sehari puasa sehari tidak. Lalu ketika Muhammad SAW resmi diutus menjadi Rasul, perintah puasa pun diwahyukan kepada beliau.

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan, (lalu ia berbuka), maka (wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu, pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebaikan, maka itu lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” – (QS.Al-Baqarah (2):183-184)

Maka Rasulullah SAW berpuasa sebagaimana ahli kitab berpuasa, dan begitu juga para sahabat. Riwayat yang paling mahsyur mengatakan bahwa Rasulullah SAW dan para sahabat selalu berpuasa tiga hari di pertengahan bulan (Yaumul Bidh, tanggal 13,14 dan 15 bulan Qomariah) dan puasa ‘Asyuro (tanggal 9 dan 10 bulan Muharram). Praktis, paling lama mereka berpuasa dalam satu bulan hanyalah 3-5 hari saja.

 

sumber: Ummi Online