3 Keunggulan al-Azhar

Abad kesepuluh menjadi catatan sejarawan terkait berdirinya al- Azhar as-Syarif, universitas yang menjadi rujukan Muslim dunia. Pusat studi kebanggaan umat ini bermula dari bangunan masjid yang menjadi tempat ibadah sekaligus belajar.

Lambat laun masyarakat di sana semakin antusias untuk belajar, sehingga berdirilah perguruan tinggi al-Azhar hingga saat ini. Berikut adalah tiga keunggulan al-Azhar.

Wakaf

Universitas al-Azhar adalah contoh bentuk wakaf umat.Kampus yang berdiri pada 970M itu mampu memberikan pendidikan gratis kepada banyak orang dari seluruh penjuru dunia. Itu meliputi tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.

Pada 1986, misalnya, tercatat dana tunai sebesar 147,32 juta pound Mesir (setara Rp 110,6 miliar kini) diperuntukkan bagi pembiayaan 55 fakultas, termasuk 6.154 orang staf akademiknya. Sejarah mencatat, Universitas al-Azhar merupakan perluasan dari fungsi masjid dengan nama yang sama dalam masa Khalifah al-Aziz.

Perpustakaan

Perpustakaan al-Azhar menjadi nomor dua terpenting di Mesir setelah perpustakaan dan arsip Nasional Mesir. Bermitra dengan perusahaan teknologi informasi Dubai, Perpustakaan tersebut pada bulan Mei 2005 meluncurkan Proyek YM Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum untuk menjaga dan menyebarluaskan koleksi perpustakaan al-Azhar secara daring. Begitu banyak naskah-naskah kuno di dalamnya yang sangat layak dikaji untuk kemaslahatan umat masa kini.

Imam Besar

Pemegang amanah ini akan mengawasi dan bertanggung jawab terhadap keberlang- sungan masjid dan Universitas al- Azhar. Tak hanya itu, dia juga harus mengurusi persoalan agama resmi di Mesir bersama Mufti Besar Mesir.

Orang biasa menyebutnya Syaikhul Azhar, jabatan alim Islam yang dihormati, bahkan dianggap oleh sebagian umat Islam sebagai otoritas tertinggi dalam pemikiran Islam.

 

REPUBLIKA

Tiga Mercusuar Ilmu

Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah-nya mengungkapkan, ilmu adalah substansi terpenting dalam sebuah peradaban. Kejayaan suatu peradaban ditentukan oleh maju-mundurnya tradisi keilmuan. Ketika budaya ilmu tidak lagi berkembang, alamat peradaban tersebut sudah berada di ambang kehancuran.

Perguruan tinggi sebagai penopang tradisi keilmuan tersebut turut andil untuk membawa peradaban Islam ke puncak kejayaannya. Bahkan, menurut Ednan Aslan dalam Islamic Education in Europe, ketika Barat masih berada di zaman Dark Age, kegemilangan ilmu pengetahuan telah menyelimuti dunia Islam.

Model universitas, yang di Barat baru bermula pada abad ke-12, telah tersebar luas di berbagai wilayah Islam. Universitas pertama di dunia didirikan oleh kaum Muslim sekitar abad ke-9, diikuti oleh az-Zaytuna di Tunisia, dan Al-Azhar di Kairo. Berikut ini di antara perguruan tinggi Islam yang masih bertahan hingga kini:

Al-Qarawiyyin

Universitas Qairuwan atau University of KaIraouine ini merupakan universitas tertua di dunia dan masih beroperasi hingga kini. Melahirkan tokoh penting, seperti Moses Maimonides, Leo Africanus, Ibnu Khaldun dan al-Idrisi, pernah mengenyam pendidikan di Universitas al-Qarawiyyin.

Kampus yang bermula dari Masjid yang didirikan oleh didirikan oleh Fatimah binti Muhammad al-Fihr pada 859 M di Fez, Maroko menjadi tonggak penyebaran Islam di Afrika Utara dan sekitarnya. Era kejayaan Universitas al-Qarawiyyin berlangsung pada abad 12-15.

Al-Azhar 

Universitas Al-Azhar merupakan pusat intelektualitas di dunia Islam yang lahir dari Masjid Al-Azhar Syiah Ismailiyah dari Bani Fatimiyyah sekitar 970-972 M. Format pendidikan di Al-Azhar relatif informal pada masa-masa awal. Program studi dasar meliputi hukum Islam, teologi, dan bahasa Arab.

Universitas Al-Azhar merupakan universitas pemberi gelar tertua kedua di dunia. Al-Azhar berada ke tangan Suni setelah Shalahuddin al-Ayyubi menaklukkan Mesir pada paruh kedua abad ke-12.

Az-Zaytuna

Perguruan tinggi yang berada di Tunisia ini didirikan oleh Imam Ubaidillah ibn Habhab pada 737 M/120 H. Kampus yang berembrio dari masjid ini didirikan atas perintah salah seorang penyebar Islam di kawasan Tunisia yaitu, Imam Hassan ibn Nu’uman.

Universitas ini menjadi perguruan tinggi berpengaruh pada awal abad ke-13 M. Begitu banyak kitab dan manuskrip yang dihasilkan para ilmuwan di Universitas Az-Zaituna. Sayangnya, beragam kitab dan manuskrip bernilai tinggi itu dijarah dan dipindahkan oleh orang-orang Spanyol saat menguasai Kota Tunis pada 1534 M hingga 1574 M.

 

REPUBLIKA