Berdoa, Cara Muslim Menyikapi Konflik Palestina-Israel

Pada tanggal 7 oktober 2023 lalu, konflik antara Palestina dan Israel yang sudah terjadi selama beberapa dekade kembali pecah. Konflik ini tentu mengorbankan banyak nyawa yang tidak bersalah terutama dari kalangan perempuan dan anak-anak. Indonesia yang memiliki visi untuk menghapus segala bentuk penjajahan di dunia dan turut andil dalam perdamaian dunia sebagaimana yang tercantum di dalam pembukaan UUD 1945 tetap setia berada di garda terdepan untuk membela Palestina.

Dalam hal ini, Indonesia merealisasikan kepeduliannya dengan mengirimkan bala tentara Indonesia untuk membantu Palestina, membangunkan sekolah dan rumah sakit untuk masyarakat Palestina khususnya di jalur Gaza. Selain itu banyak pula para relawan yang mengirimkan bantuan secara finansial untuk masyarakat Palestina meskipun jumlah bantuan yang dikirimkan tidak bisa mencukupi kebutuhan para korban.

Lantas bagaimana seharusnya sikap kita sebagai seorang muslim dalam menyikapi konflik Palestina-Israel?

Pada dasarnya berjihad atau berperang di jalan Allah adalah salah satu fardhu kifayah (kewajiban yang jika dikerjakan oleh sebagian orang maka kewajiban hal tersebut kepada yang lainnya akan gugur). Sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab Fathu al-Mu’in bi Syarh Qurrah al-‘Ain bi Muhimmat al-Din halaman 593:

‌‌باب الجهاد وهو فرض كفاية كل عام كقيام بحجج دينية وعلوم شرعية

Artinya: “Bab tentang jihad. Jihad adalah fardhu kifayah pada setiap tahun seperti menegakkan hujjah-hujjah agama dan ilmu-ilmu syar’iyyah”

Namun, jihad langsung ke Palestina dengan konflik yang masih sangat panas bukanlah merupakan alternatif terbaik untuk kebanyakan orang, terlebih semua jalur menuju Palestina khususnya jalur Gaza dibuka terbatas bahkan sering kali ditutup. Kendati demikian, sebagai seorang manusia terlebih seorang muslim semestinya membantu semampunya.

Persaudaraan yang dijalin antara masyarakat Indonesia tidak sebatas bersaudara sebagai sesama manusia saja, akan tetapi juga bersaudara sebagai sesama muslim yang sudah seharusnya saling membantu dan menguatkan. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. berikut: 

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ‌الْمُؤْمِنُ ‌لِلْمُؤْمِنِ ‌كَالْبُنْيَانِ يَقَوِّي بَعْضُهُ بَعْضًا

Artinya: Rasulullah saw bersabda: “Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya bagaikan sebuah bangunan yang sebagiannya menguatkan kepada sebagian yang lain.” (H.R. Abu Dawud)

Secara umum, hadis ini memerintahkan kita untuk menguatkan saudara kita yang lain, termasuk saudara kita di Palestina. Saling menguatkan di sini tidak terbatas dengan berperang bersama di tanah air mereka. Islam memberikan opsi lain cara menolong penduduk Palestina dan mencegah kemungkaran yang berkecamuk semampu yang kita bisa. Sebagaimana sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:

مَنْ رَأَى مُنْكَرًا ‌فَلْيُغَيِّرْهُ ‌بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيْمَان

Artinya: “Barang siapa yang melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubah kemungkaran tersebut dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka menggunakan lisannya, jika ia tidak mampu maka menggunakan hatinya. Dan yang demikian itu adalah paling rendahnya iman.”

Dengan demikian, ketika kita tidak memiliki kemampuan apapun untuk mencegah kemungkaran yang sedang diderita oleh saudara-saudara kita di Palestina, kita masih punya cara dengan mencegahnya melalui lisan kita. Salah satunya dengan mendoakan mereka agar segera dibebaskan dari penjajah Zionis yang semakin brutal menghabisi masyarakat Palestina. Untuk saat ini, berdoa adalah hal yang bisa dilakukan muslim dalam menyikapi konflik Palestina-Israel. 

Kita harus yakin bahwa Allah yang Maha Penguasa pasti akan mengabulkan doa-doa hambanya yang sudah lama terzalimi. Allah yang Maha Segala akan membantu orang-orang yang selalu mengabdikan diri kepada-Nya.

BINCANG MUSLIMAH