5 Tips Mengatasi Suhu Tinggi di Arab Saudi

Ada perbedaan cuaca yang cukup signifikan di antara Indonesia dan Arab Saudi. Menurut keterangan dari kata dr Eka Jusup Singka, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Republik Indonesia suhunya pun terbilang terik.

“Di Arab saudi tidak ada gelombang panas seperti di Jepang. Di sana hanya cuaca yang panas. Lebih dari 40 derajat celsius,” ujarnya kepada detikHealth.

Nah karena itu perlu untuk memperhatikan beberapa hal, terutama mengantisipasi agar tidak terserang dehidrasi dan kelelahan. Berikut sejumlah tips dari Dekan FKUI, Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, agar jemaah haji asal Indonesia tetap sehat dan bugar selama menjalankan ibadah haji.

1.Kurangi aktivitas di udara terbuka

“Umumnya para jamaah berusaha untuk melaksanakan sholat arbain (sholat berjamah 40 waktu) di Mesjid Nabawi dengan lengkap. Apabila udara sangat tinggi dan gejala dehidrasi mulai terasa, maka jangan paksakan diri,” kata dr Ari.

Gejala dehidrasi antara lain kulit yang sangat kering, halitosis atau bau mulut, kram otot, pusing, bahkan bisa demam dan menggigil. Ketika sudah mengalami tanda-tanda tersebut, segera pastikan konsumsi cairan tubuhmu sudah terpenuhi atau belum. Yuk cukup minum air putih!

2. Istirahat yang cukup

Perjalanan haji memakan proses yang cukup lama. Tak hanya dari segi perjalanan yang menempuh waktu berjam-jam di pesawat, begitu sampai pun terkadang berlarut-larut dalam pembagian kamar.

“Walaupun rasa bersyukur terkadang mengalahkan rasa lelah, namun tubuh tetap perlu istirahat,” imbaunya.

3.Hindari dulu minuman berkafein

Suhu udara yang sangat tinggi bikin kamu rentan mengalami dehidrasi. Dengan tersedianya tempat penampungan minum di masjid, usahakan untuk tetap minum.

“Hindari pula minuman yang mengandung kafein atau soda karena dapat memperberat dehidrasi. Tanda bahwa kita harus tingkatkan konsumsi air adalah dengan melihat warna urin yang berwarna lebih keruh,” tambahnya.

4. Pola makan harus tetap teratur

“Perhatikan asupan makanan agar tepat waktu dengan gizi seimbang. Makanan yang disediakan untuk jamaah Indonesia biasanya telah disesuaikan dengan selera jamaah Indonesia, sehingga jangan sampai tidak ada asupan makanan sama sekali baik pada pagi, siang ataupun malam hari.”

Terkadang tidak terasa sih bahwa aktivitas saat berhaji terbilang cukup padat. Karena itu, asupan makanan juga harus dijaga dengan gizi yang seimbang supaya daya tahan tubuh juga tetap terjaga. Masih kata dr Ari, perhatikan pula agar makanan yang dikonsumsi agar selalu bersih dan relatif baru supaya tidak terjadi keracunan makanan.

5. Cek kesehatan rutin

Hal tersebut perlu dilakukan agar masalah kesehatan segera diatasi dan tidak berlarut. Perlu diingat juga nih, kontak sesama jamaah cukup dekat sehingga apabila seseorang mengalami flu dapat dengan mudah menular kepada orang lain.

“Oleh karenanya sesama jamaah dapat selalu mengingatkan apabila terdapat anggota kelompok yang sakit agar segera menghubungi petugas kesehatan dan siap memberikan pelayanan kesehatan,” tandasnya.

DETIK