Jangan Lupakan Doa untukku, Wahai Anakku…

RASULULLAH Shalallaahu ‘Alahi Wasallam bersabda, “Allah benar-benar akan mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di surga. Ia bertanya, ‘Wahai Rabbku, dari mana aku dapatkan semua ini?’ Allah menjawab, ‘Dengan istighfar yang dipanjatkan anakmu untukmu’.

Pada abad-abad awal Islam hiduplah seorang wanita ahli ibadah di Bashrah. Ia bernama Rahibah. Anaknya menceritakan perihal dirinya dengan mengatakan, “Ketika ibuku tengah dijemput ajal kematiannya, ia menengadahkan kepalanya ke langit. Ibuku berdoa, ‘Wahai yang menjadi andalan dan simpananku! Wahai yang menjadi peganganku dalam hidup dan setelah kematianku! Janganlah engkau telantarkan aku saat maut menjemputku. Jangan buat aku sunyi menyendiri di kuburku.’

Lalu ibuku pun meninggal. Aku selalu datang ke kuburnya setiap hari Jumat. Aku mendoakannya, memintakan ampun untuknya dan penghuni kubur lainnya.

Sang anak melanjutkan ceritanya, “Pada suatu malam, aku melihatnya dalam mimpi. Aku berkata, ‘Wahai ibunda, bagaimana keadaanmu?’ Ia menjawab, ‘Wahai anakku, sungguh kematian itu menyimpan kesusahan yang sangat parah. Namun aku ini, dengan segala puji bagi Allah, sungguh berada dalam alam barzakh yang penuh puji. Kami beralaskan tumbuhan raihan yang harum mewangi, berbantalkan sutera halus dan sutera tebal hingga hari kebangkitan.’

Aku bertanya, ‘Apa engkau membutuhkan sesuatu?’

Ibuku menjawab, ‘Ya! Janganlah engkau tinggalkan kebiasaan menziarahi kami dan mendoakan kami ini. Sungguh, aku diberi kabar gembira dengan kedatanganmu pada hari Jumat ketika engkau datang dari rumah keluargamu.

Ada yang mengatakan kepadaku, ‘Wahai Rahibah! Ini dia anakmu. Ia datang dari rumah keluarganya untuk mengunjungimu.’ Aku pun bergembira. Begitu pula orang-orang yang ada di sekelilingku yang telah meninggal dunia turut bergembira.”’

Salah seorang pemuda yang hidup pada abad kelima hijriyah mengatakan, “Aku merutinkan diriku sendiri untuk melakukan shalat dua rakaat tiap malam. Dalam dua rakaat itu aku banyak membaca Al-Qur’an. Aku hadiahkan pahalanya untuk dua orang tuaku.

Suatu ketika, dalam mimpi, aku melihat orangtuaku mengatakan, ‘Semoga Allah membalasmu dengan yang lebih baik wahai Anakku! Perbuatan baktimu dan juga apa yang engkau hadiahkan kepadaku telah sampai padaku.”’*/Andriy (Diambil dari buku Sebulan Membentuk Anak Idaman, karangan Abdullah Muhammad Abdul Mu’thi).

 

HIDAYATULLAH