Berkah dalah Keberlimpahan

Hidup berkah berarti hidup yang senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah

 

Sering kali manusia silau dengan apa-apa yang melekat dalam kehidupan seseorang, umumnya karena dua hal, yakni kekuasaan dan harta.

Lalu, Qarun lengkap dengan segala perhiasannya keluar rumah menemui kaumnya. Kala itu orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia terkagum-kagum dan berkata: ‘mudah-mudahan kita diberi kekayaan seperti yang diberikan kepada Qarun, sejatinya ia adalah orang yang benar-benar mendapat keberuntungan besar’. (QS al-Qashas [28]:79).

Ayat di atas memberikan penjelasan penting bahwa manusia kerap salah mengorientasikan hi dup, rata-rata menilai harta kekayaan sebagai sum ber kebahagiaan. Karena itu, orang yang memiliki kekayaan banyak dinilai sebagai orang yang beruntung.

Adanya orang kaya itu perlu, tetapi menilai kekayaan sebagai keberuntungan itu jelas keliru. Pada dasarnya, keberuntungan hidup seorang Muslim bukan pada apa yang ada atau apa yang Allah titipkan kepadanya, melainkan apa yang ia kerjakan dalam kehidupan fana ini.

Jika harta kekayaan menjadikan seseorang bersikap seperti Khadijah ra, Abu Bakar ra, Utsman bin Affan ra, dan Abdurrahman bin Auf ra, insya Allah kekayaan sangatlah baik bahkan berkah. Tetapi, jika seperti Qarun, hidup semakin jauh dari keberkahan, bahkan Allah tenggelamkan ia bersama seluruh harta kekayaannya. (QS. 28: 81).

Lantas apa yang harus diupayakan oleh kaum Muslimin dalam kehidupannya, tidak lain adalah bagaimana mendapatkan hidup berkah. Secara bahasa, berkah berasal dari kata barakayabruku- burukan-wa barakatan, yang berarti kenikmatan dan kebahagiaan. Ibn Abbas ra menyatakan, berkah adalah keberlimpahan dalam setiap kebaikan. Tentu saja yang didasari iman dan takwa.

Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa pastilah Kami akan melimpahkan kepada me reka berkah dari langit dan bumi, tapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa me re ka disebabkan perbuatannya.(QS al-A’raaf [7] : 96).

Dengan demikian, hidup berkah berarti hidup yang senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah, sehingga seseorang senantiasa diberi ke mam puan mengatasi masalah, hidup teratur dalam ibadah, mampu membangun keluarga sakinah, memberikan kemanfaatan bagi orang lain dan mendapatkan rezeki yang halal lagi baik (thayyiban).

Semua itu tidak akan diperoleh, kecuali oleh orang yang benar-benar beriman, bertakwa, dan beramal shaleh, serta tunduk dan patuh terhadap segala ketentuan-Nya.

Artinya, hidup berkah membuahkan jiwa tauhid yang kuat, akidah yang kokoh, senantiasa ikhlas dan ridha dengan apa yang Allah tetapkan dalam hidupnya, serta ia benar-benar yakin dan mantap menja lani kehidupan yang semata-mata berorientasi mendapatkan ridha-Nya.

Indikasi konkretnya dapat kita lihat dalam diri masing-masing, apakah kala diri semakin pintar, semakin cerdas, semakin bertambah kekayaan, kita menjadi diri yang kian rajin sujud, semakin bisa menghargai orang lain, bahkan lebih jauh apakah kita semakin peduli terhadap agama dan semakin terdepan dalam mengatasi berbagai problematika kehidupan umat manusia. Allahu a’lam.

 

Oleh: Imam Nawawi

REPUBLIKA

Sikap Ini Sebabkan Orang Sulit Berkembang

SAUDARAKU, sebagai manusia kita tentu selalu berharap bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari. Kita sangat ingin iman kita semakin kuat, ibadah semakin meningkat, akhlak semakin indah. Kita pun ingin pekerjaan kita semakin baik, karir semakin cemerlang, bisnis semakin berkah.

Semua ini adalah hal yang manusiawi. Memang Rasulullah Saw mengajarkan kita untuk bisa tumbuh dan berkembang dalam kebaikan. Akan tetapi, ada beberapa hal yang bisa membuat kita mengalami kesulitan untuk berkembang. Di antaranya adalah :

Pertama,merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya padahal sama sekali tidak memadai untuk mensikapi persoalan yang terus berubah-ubah. Dalam bahasa lain bisa disebut merasa sudah pintar, merasa sudah cerdas sehingga gengsi untuk belajar lagi, menolak nasehat apalagi memintanya, malas menambah ilmu atau sekadar bertanya kepada orang lain untuk menambah wawasan.

Bahaya dari sikap ini adalah karena bisa membawa kepada kesombongan. Rasululloh Saw bersabda,“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebesar dzarrah dari kesombongan.”Salah seorang sahabat lantas bertanya,“Sesungguhnya seseorang senang jika bajunya bagus dan sandalnya baik?”Maka beliau bersabda,“Sesungguhnya Allah Dzat yang Maha Indah dan senang dengan keindahan, Al-Kibru (sombong) adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.”(HR. Muslim)

Kedua,bergaul hanya dengan orang-orang yang kemampuannya di bawah dirinya. Sehingga ia selalu mendapat pujian, dan dia pun terjebak pada rasa senang dipuji. Kemudian, muncullah penyakit ujub di dalam hatinya, yaitu merasa bangga diri, merasa hebat. Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadits,“Tiga hal yang membinasakan : Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.”(HR. Thabrani)

Ketiga,dengki. Seorang pendengki saat melihat prestasi orang lain, maka yang muncul dalam hatinya adalah kebencian dan kebusukan hati. Padahal setiap kali melihat prestasi orang lain, sebenarnya itu adalah pemacu motivasi dari Allah supaya kita bisa ber-fastabiqul khoirot,berkompetisi di dalam kebaikan. Rasulullah Saw. bersabda,“Jauhilah oleh kalian iri dengki, karenaia akan memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.”(HR. Abu Daud)

Keempat,tak punya cita-cita besar dalam hidupnya. Seseorang sangat dipengaruhi oleh cita-cita dan keinginanya dalam hidup ini. Seseorang yang bercita-cita menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain dan lingkungannya di dalam hidup yang sangat singkat ini, maka ia akan sangat termotivasi untuk memanfaatkan waktu dan kesempatan sebaik mungkin.

Atau minimalnya, orang yang demikian tidak mau jatah hidup yang singkat ini hanya menjadi kesulitan bagi orang lain, ia tak ingin menjadi beban bagi orang lain. Sedangkan bagi orang yang tak punya cita-cita seperti ini, maka ia tak akan termotivasi untuk mengembangkan kualitas dirinya.

Kelima,sombong. Orang yang sombong cirinya adalah menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain. Orang yang sombong akan sangat sulit berkembang karena mata hatinya buta untuk melihat kekurangan dirinya sendiri. Akibatnya, ia tak punya misi untuk memperbaiki diri kemudian meningkatkannya agar lebih baik lagi. Ia merasa hebat dengan dirinya saat ini.

Keenam,kurang disiplin. Orang yang kurang disiplin biasanya hanya semangat di permulaan saja. Sedangkan pada perjalanannya ia akan mudah bosan dan malas-malasan. Sekali bertemu dengan masalah, maka ia akan berhenti atau memilih untuk menghindarinya, bukan menghadapi dan menyelesaikannya.

Padahal semangat yang menggebu-gebu tak akan ada artinya jika tidak ada kegigihan dalam prosesnya. Seorang muslim yang baik harus memiliki keuletan dan kegigihan, pantang menyerah. Bahkan jika bisa, selalu mengupayakan agar target yang tercapai bisa melebihi perencanaan.

Ketujuh,riya atau pamer. Orang yang pamer hanya memperbaiki dirinya dengan tujuan mencari penilaian orang lain. Ia hanya akan membagus-baguskan topeng, kemasan, penampilan, namun tak peduli dengan isinya. Orang yang demikian akan rapuh, mudah rontoh saat ditiup angin yang kecil sekalipun. Ia tak memiliki semangat perjuangan, enggan berkorban, karena ia hanya peduli pada pujian yang didapatkannya.

Rasulullah Saw. bersabda,“Tidak akan beranjak kaki seorang hamba dari tempat berdirinya di hadapan Allah pada hari kiamat sebelum dia ditanya tentang empat perkara, yaitu tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmu bagaimana diamalkan, tentang harta bagaimana cara memperoleh dan kemana dibelanjakan, dan yang terakhir yaitu tentang jasmani untuk apa dipergunakan.”(HR. Thabrani)

Inilah beberapa kendala yang bisa membuat seseorang sulit untuk berkembang. Semoga Allah Swt selalu memberi kita petunjuk sehingga kita bisa terhindar dari penghalang-penghalang tadi, dan kita pun bisa menjadi pribadi yang semakin hari semakin berkualitas.

Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah Swt yang senantiasa mujahadah mengembangkan diri dan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan kita.Aamiin yaa Robbal aalamiin.

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2281844/sikap-ini-sebabkan-orang-sulit-berkembang#sthash.TnAJKnn6.dpuf