Kisah Mualaf: Islam Menjadikan Saya ‘Yahudi’ yang Lebih Baik

Kali ini kami akan membagikan kisah mualaf seorang wanita mantan penganut Yahudi yang bahkan sangat pro terhadap Zionis ‘Israel’ yang akhirnya masuk Islam.

Melalui akun Youtubenya @Alhamddd, mualaf wanita bercerita dirinya lahir di Montreal, Kanada.

Sampai berusia empat tahun, Alhamdd dibesarkan dalam keluarga Yahudi Hasidic.

Hal itu terjadi karena kedua orang tuanya beragama Yahudi.

Sang ayah adalah Yahudi Ashkenazi yang berasal dari Eropa utara. Sementara sang ibu adalah Yahudi Mizrahi yang berasal dari Maroko.

Meski beragama Yahudi, sang ibu sebenarnya lahir di wilayah Palestina yang diduduki atau yang kini disebut ‘Israel’. Jadi bisa disebut bahwa Alhamdd adalah Yahudi baik secara agama maupun etnis.

Selama remaja dia jarang sekali mengenal orang selain Yahudi, karena saat menginjak bangku SMP maupun SMA, dia belajar di sekolah Yahudi.

Bahkan kala itu, Alhamdd merupakan pendukung kuat Zionis yang mengklaim Palestina adalah tanah yang dijanjikan untuk Bangsa Ibrani.

Semua berubah saat Alhamdd lulus SMA dan dia pun mulai bertemu orang-orang non Yahudi. Banyak dari mereka bertanya tentang ajaran Yudaisme kepadanya.

Seringkali Alhamdd berhasil menjawab pertanyaan mereka. Namun, tak jarang pula dia gagal.

Sehingga ia sendiri pun mulai mempertanyakan ajaran Yudaisme dan mulai menjauhi agama yang dianutnya.

Keraguan terhadap Yahudi, membuat Alhamdd berani melanggar ajaran agamanya dengan bermain ponsel saat Shabbat.

Padahal pada Shabbat, atau hari Sabtu, orang Yahudi dilarang menyentuh ponsel dan akan beristirahat dari semua kegiatan. Keadaan ini terjadi selama beberapa bulan.

Hingga suatu saat, Alhamdd merasa hatinya hampa tanpa agama dan merasa harus kembali mendekatkan diri kepada Tuhan.

Diapun mulai membaca salah satu kitab Yahudi, yaitu kitab Mazmur yang ditulis Raja Daud dengan harapan hal tersebut dapat meningkatkan keimanannya.

Dalam kitab itu, Alhamdd menemukan ada satu kata yang terus menerus diulang oleh Raja Daud yaitu kata “sujud” dan “menyembah” Tuhan.

“Lantas mengapa Yahudi tidak sujud saat beribadah?” tanya Alhamdd dalam hati.

Ia lantas melakukan berbagai cara untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut

Mulai dari google, membaca buku Yahudi hingga bertanya kepada Rabi.

Hingga akhirnya Alhamdd menemukan sebuah jawaban, yaitu bahwa ajaran Yudaisme yang dianut orang Yahudi saat ini berasal dari penafsiran para Rabi terdahulu terhadap Taurat.

Bahkan ada sejumlah larangan dan aturan yang ada dalam ajaran Yahudi padahal dalam kitab Taurat tidak ada.

Setelah itu, menurut Alhamdd, semua pertanyaan yang ada benaknya mulai terjawab satu per satu.

Ia pun mulai beralih mempelajari Islam, agama yang menurutnya paling dekat dengan Yahudi.

“Mereka (Muslim) meyakini Taurat, mereka meyakini Injil, mereka percaya para Nabi Yudaisme yang juga dipercayai orang Yahudi,” ujar Alhamdd dalam video Youtubenya.

Yang membedakan dari orang Yahudi, orang Islam meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penutup para Nabi dan Al-Quran adalah wahyu Tuhan yang diturunkan untuk melengkapi kitab-kitab suci sebelumnya.

Dulu ia heran mengapa ajaran Islam meniru ajaran Yahudi. Ternyata itu bukanlah meniru, melainkan “update” atau pembaruan terhadap ajaran-ajaran Yahudi dan Kristen.

Alhamdd kembali teringat bahwa cara beribadah yang disebutkan dalam kitab Taurat adalah dengan “bersujud”, seperti yang dilakukan umat Islam.

Menurut Alhamdd, dalam Taurat juga dikisahkan bahwa Moses atau Nabi Musa diperintahkan untuk melepas alas kakinya saat menyembah Tuhan, itu seperti yang dilakukan umat Islam saat mereka beribadah di Masjid, mereka melepas alas kaki mereka saat sholat.

Hal-hal kecil itulah yang membuat Alhamdd semakin sadar dan meyakini bahwa Islam adalah agama yang masuk akal dan sempurna.

Meski meyakini Islam, Alhamdd belum berani berpindah agama. Hal tersebut lantaran ia merasa belum siap untuk benar-benar meninggalkan semua budaya dan tradisi yang selama ini ia yakini. Karena semua itu telah menjadi bagian dari diri dan identitasnya.

Namun, akhirnya Alhamdd menyadari bahwa dengan masuk Islam dia sebenarnya tidak meninggalkan ajaran Yudaisme. Malahan, menurut Alhamdd, memeluk Islam dan menjadi Muslim membuatnya menjadi seorang “Yahudi” yang lebih baik.

“(Dengan masuk Islam) saya tidak meninggalkan ajaran Yudaisme. Itu (Islam dan Yahudi) menyembah Tuhan yang sama,” kata Alhamdd.

Alhamdd pun akhirnya bersyahadat dan masuk Islam pada bulan suci Ramadhan tahun 2017.

Tak seperti orang dari agama lain, Alhamdd telah terbiasa berpuasa saat perayaan Yahudi, Yom Kippur sehingga ia tak merasa kesulitan mengerjakan salah satu rukun Iman tersebut.

Alhamdd mengaku, Allah SWT banyak memberinya kemudahan dalam hidupnya. Seperti saat ia belajar untuk sholat. Alhamdd tak pernah belajar bahasa Arab, namun ia dengan cepat dapat menghafal bacaan sholat.

Mari kita doakan semoga Allah SWT terus menguatkan iman Alhamdd yang kini bercadar, Amiiiin.*

HIDYATULLAH