Keutamaan Puasa Dibanding Ibadah Lain (2-habis)

Allah juga berfirman dalam hadis Qudsi, “Orang berpuasa meninggalkan makanannya, minumannya, dan syahwatnya karena Aku, Puasa itu milik-Ku, dan Akulah yang akan memberinya balasan. Dan kebaikan (selain puasa), dibalas dengan sepuluh kebaikan.”

Selain itu, riwayat Imam Ahmad, dari Ibnu Amir RA Rasulullah SAW juga bersabda, “Puasa dan Alquran keduanya akan memberi perto­longan bagi seseorang pada hari kiamat. Puasa akan berkata, Ya Tuhanku, aku telah mencegahnya makan dan memenuhi keinginannya di siang hari, izinkan­lah aku menolongnya. Alquran juga berkata, Saya telah mencegahnya untuk tidur pada malam hari, izinkanlah aku menolongnya. Maka Alquran dan Puasa diizinkan Allah untuk memberikan pertolongan kepada orang tersebut.”

Riwayat berikutnya oleh Imam Ahmad, Nasai, dan Al Hakim, dari Abu Umamah RA yang mengatakan, “Saya pernah mendatangi Rasulullah SAW seraya aku berkata, Ya Rasulullah, perintahkanlah aku suatu amal, yang membawa aku masuk syurga.”

Rasulullah saw bersabda, “Hendaklah engkau berpuasa, karena puasa itu tiada bandingannya. Kemudian, saya datangi kedua kalinya, beliau bersabda lagi. Hendaklah engkau ber­puasa.”

Demikian juga riwayat oleh Bukhari dan Muslim, dari Sahl bin Saed, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya syurga mempunyai suatu pintu yang dinamakan “Rayyan”. Pada hari kiamat nanti pintu tersebut akan berseru kepada orang-orang yang telah berpuasa untuk memasuki surga melalui pintu itu. Setelah semuanya masuk, ditutuplah pintu itu.”

Hadis ini menunjukkan betapa agung dan istimewanya orang yang berpuasa. Hingga mereka mempunyai tempat khusus untuk masuk surga. Jika mereka semuanya sudah masuk, pintu rayyan tersebut akan tertutup. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada orang lain yang bisa memasuki surga melalui pintu itu kecuali hanya bagi orang-orang yang berpuasa.

 

 

REPUBLIKA

Keutamaan Puasa Dibanding Ibadah Lain (1)

Puasa adalah satu-satunya ibadah yang tidak dapat dimasuki riya, karena tiada yang mengetahuinya kecuali Allah SWT. Adapun ibadah yang lain, umpamanya shalat, adakalanya dilakukan oleh seseorang, karena ingin dikatakan orang shaleh, banyak ibadahnya, dan lain sebagainya.

Demikian juga halnya dengan bersedekah karena ingin dikatakan dermawan, atau ia berjuang karena ingin suatu kedudukan, atau ingin gelar pahlawan dan sebagainya. Akan tetapi puasa, suci daripada itu semuanya.

Oleh sebab itulah Allah SWT mengakui keutamaan ibadah puasa, dan erat hubungannya dengan kesucian jiwa dan keikhlasan hati. Hal ini dijelaskan di dalam hadits kudsi.

Allah SWT telah berfirman, “Segala amal ibadah anak Adam adalah baginya, kecuali puasa adalah bagiku, dan Aku lah akan membalasnya.”

Hadits Qudsi tersebut menjelaskan bahwa, segala amal ibadah manusia dapat dilihat dan dinilai, oleh manusia itu sendiri, kecuali puasa tidak dapat dilihat, dan tidak dapat diketahui orang lain, kecuali Allah SWT.

Menurut Syekh Muhammad Ibrahim Al Khatib, bahwa puasa itu merupakan rahasia antara hamba dengan Tuhannya, tidak ada yang melihatnya kecuali Dia karena orang yang berpuasa, tidak seperti melakukan shalat, zakat dan haji, dapat dilakukan karena riya.

Tetapi orang yang melakukan puasa meninggalkan syahwatnya, makanan dan minumannya karena Allah semata, tidak diketahui oleh seseorang, dan itulah ”Rahasia Puasa” sehingga khusus milik Allah SWT.

Dalam riwayat lain oleh Bukhari dan Abu Daud, dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabda, “Demi diri Muhammad di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak wangi (kasturi).”

 

 

REPUBLIKA