Masya Allah, Inilah Manfaat Surat Yasin Dan Keutamaan Surat Yasin

Membaca surat Yasin merupakan sebuah “ritual” yang biasa dilakukan umat muslim pada kesempatan-kesempatan tertentu. “Ritual” tersebut menjadi kebiasaan yang membawa banyak manfaat bagi kehidupan. Lalu, seperti apa manfaat surat Yasin?
Mendengar penggalan frasa itu, surat Yasin seolah sama dengan bahan-bahan obat yang bermanfaat untuk kesehatan. Pemilihan kata manfaat sepertinya cukup aneh. Akan lebih baik jika diganti dengan keutamaan surat Yasin. Tapi pilihan kata manfaat sepertinya juga tidak menjadi masalah. Karena toh sama-sama mengacu pada keutamaan atau dampak yang diberikan.
Yasin merupakan surat yang biasanya dibacakan ketika acara tahlilan atau setiap malam Jumat. Surat urutan ke-36 dalam Al-Quran ini terdiri dari 83 ayat. Termasuk ke dalam kategori surat Makkiyah atau surat yang turun di Mekkah. Ayat 1–21 termasuk dalam Juz ke-21, sementara 22–83 masuk ke dalam Juz ke-22.
Surat Yasin merupakan salah satu surat yang ada di dalam Al-Qur’an. Surat Yasin diwahyukan dari Allah kepada Nabi Muhammad Saw yang diturunkan di Mekah. Seperti yang kita sama-sama tahu bahwa surat-surat yang ada di dalam Al-Qur’an dibedakan menjadi dua. Yakni, surat Madaniyah dan Makkiyah.
Berdasarkan jumlahnya, surat yang diturunkan di Madinah atau disebut surat Madaniyah lebih sedikit dibandingkan dengan surat yang Allah Swt turunkan di Mekkah. Ada sekitar 23 surat yang diturunkan di Madinah dan sisanya diturunkan di Mekkah, yaitu sekitar 91 surat.
Surat-surat Allah yang diturunkan di Mekkah atau disebut surat Makkiyah tidak diturunkan dalam waktu satu atau dua hari. Nabi Muhammad Saw perlu mengumpulkan surat-surat tersebut selama 12 tahun lebih 5 bulan dan 13 hari. Hal itu dilakukan oleh beliau hingga mencapai usia 40 tahun.
Manfaat Surat Yasin, Keutamaan Surat Yasin
Setiap surat yang Allah Swt turunkan, pastilah memiliki keutamaan. Termasuk surat Yasin. Keutamaan surat Yasin ini nantinya berhubungan dengan manfaat surat Yasin untuk kehidupan manusia. Apa saja? Berikut adalah keutamaannya.
Surat ini menunjuk tentang keimanan seorang Muslim. Keimanan tersebut ditandai dengan “yakin akan adanya hari Kebangkitan kelak setelah hari Kiamat”. Jika berpegang akan hal itu, kita tidak akan semata-mata mementingkan duniawi. Setelah kehidupan dunia, masih ada alam akhirat. Tempat kita di sana akan ditentukan amal selama kita hidup. Jika baik, maka kita layak masuk surga-Nya, jika buruk maka akan tersiksa di neraka.
Surat ini menyebutkan tentang para utusan Nabi Isa yang menemui penduduk Anthakiyah.
Menegaskan tentang beberapa hal, yaitu kemusyrikan, penciptaan makhluk yang berpasang-pasangan, bintang pada garis edarnya, ajal makhluk, dan hari kiamat.
Manfaat Surat Yasin untuk Orang yang Sedang Menghadapi Maut
Anda pasti pernah beberapa kali melihat seseorang tengah membacakan surat Yasin untuk kerabatnya yang tengah sakaratul maut. Ini bukan tanpa alasan tertentu. Surat Yasin yang dibacakan kepada orang yang mendekati ajal dimaksudkan untuk menguatkan hatinya.
Ar-Razi menyebutkan dalam kitab at-Tafsirul Kabir bahwa dengan kondisi yang sangat lemah, seseorang perlu senantiasa diingatkan kepada Allah serta perbuatannya selama hidup. Keutamaan atau bisa dikatakan manfaat surat Yasin untuk mereka yang tengah menghadapi ajal bisa dikatakan sebagai pengingat apa-apa saja yang telah dilakukannya seumur hidup. Ini akan membuat orang tersebut tersadar dan mudah-mudahan tobat sebelum ajal menjemput
Selain itu, Allah Swt juga akan memberikan keberkahan dan rahmat berupa kemudahan, termasuk dalam keluarnya roh seseorang dari jasadnya jika surat ini senantiasa dibacakan pada orang yang tengah merengang nyawa. Demikian pendapat dari Ibnu Katsir. Kita tentunya berharap agar di saat terakhir hidup kita, tidak dilewati dengan penuh siksaan.
Rasulullah pernah bersabda:
Dalam sabdanya, beliau memerintahkan kita untuk membaca surat Yasin di samping orang yang sedang menghadapi mautnya. Nabi Muhammad Saw tidak serta-merta memerintahkan kita untuk membaca suatu surat jika surat tersebut tidak bermanfaat bukan? Begitulah logikanya.
Sebuah hadist, dari Maq’bal bin Yasar berbunyi:
“Surat Yaasin adalah jantung Al-Qur’an. Siapa saja yang membacanya semata-mata karena Allah Swt, dan berharap kebahagiaan akhirat maka ia akan diampuni. Maka bacakanlah Yaasin di samping saudaramu yang sedang sekarat.”
Ada juga sebuah riwayat yang berkenaan dengan manfaat surat Yasin bagi mereka yang tengah menghadapi mautnya, “Ketika seorang muslimin dan muslimah dibacakan Yaasin saat menghadapi ajalnya, maka akan diturunkan 10 malaikat dari huruf-huruf Yasin yang dibaca. Para malaikat itu berdiri berbaris di samping yang sakit, membacakan shalawat dan istighfar kepadanya dan ikut menyaksikan saat dimandikan dan mengantarkan ia ke makam.” (Tafsir Yasin lil Hamamy)
Lalu, bagaimana dengan pembacaan surat Yasin di malam Jumat? Adakah manfaat surat Yasin berkenaan dengan hal itu? Jika merujuk pada hadits sahih, sebenarnya tidak ada yang menyebutkan bahwa kita harus membacanya pada malam itu secara khusus. Ya, mari kita selaraskan dengan sabda Rasulullah Saw.
“Janganlah kamu mengkhususkan malam Jumat dengan suatu qiyam (shalat malam) di antara malam-malam lainnya. Janganlah kamu mengkhususkan hari Jumat dengan puasa tertentu di antara hari-hari lainnya, kecuali apabila hari itu bertepatan dengan puasa salah seseorang di antaramu.” (H.R. Muslim)
Pembacaan surat Yasin pada Kamis malam atau malam Jum’at memang sudah menjadi tradisi yang berlaku di masyarakat Indonesia. Memang tidak ada yang salah dengan ini, karena membaca surat-surat dari Allah Swt ganjarannya adalah pahala. Tapi, ternyata surat Yasin bukanlah surat utama yang wajib dibaca setiap malam Jum’at, melainkan surat Al-Kahfi.
Manfaat Surat Yasin, Yasin Fadhilah
Yasin Fadhilah merupakan kebaikan-kebaikan yang terdapat dalam Al-Quran. Fadhilah ini berbeda dengan fadhilah atau keutamaan membaca surat Yasin, namun perlu kiranya kita ketahui. Fadhilah Yasin pernah dibahas oleh KH. Zain Muallif dalam buku Menyingkap Rahasia Yasin Fadhilah dan Keampuhannya. Berikut adalah poin-poinnya:
Mengulang-ulang sebuah ayat berdasarkan hadits yang disampaikan oleh Abu Dzarrin r.a. yang berkata, “Nabi Saw. pernah bangun malam dengan membaca sebuah ayat dan mengulang-ulang ayat itu sampai pagi hari, yaitu ayat tu’adzdzibhum fa innahum ‘ibaaduka. (Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu).” (H.R. Nasa’i dan Ibnu Majah).
Menyelingi ayat yang satu dan yang lain dengan dzikir dan doa tentang kandungan ayat yang tengah dibaca. Hudzaifah bin al-Yaman berkata, “Pada malam hari, saya pernah shalat dengan Rasulullah Saw. lalu beliau membuka surat Al-Baqarah, Ali Imran, dan An-Nisaa’, kemudian membacanya dengan tartil. Apabila beliau melewati ayat yang di dalamnya terdapat tentang mensucikan Allah, maka beliau membaca subhanallah. Apabila melewati ayat tentang permohonan maka beliau berdoa, dan apabila beliau melewati ayat tentang perlindungan maka beliau memohon perlindungan kepada Allah.” (H.R. Muslim)
Pada setiap dzikir dan doa yang mengiringi ayat itu, dibuka dengan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Saw., keluarga, dan para sahabatnya, lalu ditutup dengan “Bahwa Allah itu Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Masih berhubungan dengan hal ini, ada sebuah artikel yang berisi tentang manfaat surat Yasin, di antaranya apabila lapar dan membaca surat Yasin akan menjadi kenyang, jika tidak memiliki pakaian akan memiliki pakaian, jika belum menikah akan menikah, dan lain sebagainya. Sayangnya, artikel tersebut tidak menyebutkan hadits sahih yang mendasari hal tersebut dan menjelaskan tata caranya.
Surat Yasin dipilih untuk diturunkan Allah pada nabi terakhir atau nabi akhir zaman, yaitu Nabi Muhammad Saw. Sehingga, manfaat surat Yasin pastinya juga cukup istimewa. Dan semoga tidak ada yang meragukan hal tersebut.
Anda pernah mendengar ini, “Yaasin lima quriat lahu”? Artinya adalah surat Yasin dibaca sesuai dengan niat yang membacakannya. Surat Yasin bisa dibaca ketika kita hendak meminta kepada Allah tentang kemurahan rezeki, jodoh, kesembuhan dari sebuah penyakit, kekuatan ketika menghadapi cobaan dan keinginan apapun yang ada di dalam benak kita.
Sehingga, dapat juga diartikan bahwa manfaat surat Yasin adalah apa yang ingin dicapai oleh siapapun yang membacanya.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Nah itu dia manfaat membaca surat yasin yang mudah-mudahan bermanfaat pula untuk kita semua, sekali lagi kembali niat, Semoga Allah selalu memberi pertolongannya agar kita semua selalu mendapatkan petunjuk, dan kemudahan dalam berjuang dijalanNya. Aamiin Allahumma Aamiin

Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya. [HR Muslim, 3509].

Faedah Surat Yasin: Pendakwah Hanya Menyampaikan, Hidayah Milik Allah

Ingatlah, sebagai pendakwah hanya menyampaikan sedangkan yang beri hidayah adalah Allah.

Mari kita ambil pelajaran dari bahasan surat Yasin berikut, yang rata-rata sudah dihafalkan oleh kaum muslimin di negeri kita …

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلًا أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ (13) إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ (14) قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ (15) قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ (16) وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (17)

Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka.

(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang diutus kepadamu.”

Mereka menjawab: “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka.”

Mereka berkata: “Rabb kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu.”

Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.” (QS. Yasin: 13-17)

 

Penjelasan Ayat

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah menjelaskan permisalan suatu negeri yang diutus dua orang utusan (rasul). Mereka berdakwah untuk mengajak manusia supaya bisa beribadah pada Allah semata dan mengikhlaskan ibadah pada-Nya. Mereka pun berdakwah untuk melarang dari kesyirikan dan maksiat.

Ada dua orang yang telah diutus, lalu diutus lagi rasul yang ketiga, jadilah ada tiga utusan. Tetap saja dakwah ditolak. Malah kaum yang didakwahi berkata, “Kami juga manusia semisal kalian.” Maksud mereka, apa yang membuat para rasul lebih unggul daripada mereka, padahal sama-sama rasul juga manusia. Namun para Rasul mengatakan pada umatnya,

قَالَتْ لَهُمْ رُسُلُهُمْ إِنْ نَحْنُ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَمُنُّ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ

Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka: “Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.” (QS. Ibrahim: 11)

Kaum tersebut intinya masih mengingkari wahyu yang diturunkan dan mereka pun mendustakan para rasul yang diutus. Namun rasul ketiga mengatakan, “Rabb kami Maha Tahu kalau kami adalah utusan untuk kalian.” Maksudnya, kalau para rasul itu berdusta tentu mereka akan mendapatkan siksa.

Tugas setiap utusan (rasul) hanyalah memberikan penjelasan yang segamblang-gamblangnya sesuai yang diperintahkan. Sedangkan untuk memberikan hukuman bukanlah tugas para rasul. Jika yang dijelaskan itu diterima, maka itu adalah taufik dari Allah. Jika tidak diterima dan yang didakwahi tetap dalam keadaan belum mendapat hidayah, maka rasul utusan tak bisa bertindak apa-apa.” (Tafsir As-Sa’di, hlm. 734-735)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

يقولون إنما علينا أن نبلغكم ما أرسلنا به إليكم، فإذا أطعتم كانت لكم السعادة في الدنيا والآخرة، وإن لم تجيبوا فستعلمون غِبَّ ذلك ،والله أعلم.

“Utusan itu berkata, sesungguhnya kami hanyalah menyampaikan apa yang mesti disampaikan pada kalian. Jika kalian taat, maka kebahagiaan bagi kalian di dunia dan akhirat. Jika tidak mau mengikuti, kalian pun sudah tahu akibat jelek di balik itu semua. Wallahu a’lam.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 333)

 

Pelajaran lain yang bisa diambil dari ayat di atas:

  1. Baiknya memberikan perumpamaan ketika memberikan penjelasan. Dalam ayat yang dibahas dijelaskan bahwa kalau Nabi Muhammad ditolak dakwahnya, maka itu juga terjadi untuk rasul atau utusan yang lain.
  2. Orang kafir sama miripnya dilihat dari zaman dan tempat, sama-sama sulit menerima kebenaran.
  3. Orang kafir telah diberikan peringatan dan penjelasan. Jika menolak, mereka akan mendapatkan siksa. (Aysar At-Tafasir, hlm. 1068)

 

Hidayah Milik Allah

Dalam shirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dijelaskan bahwa paman Nabi -Abu Thalib- biasa melindungi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari gangguan kaumnya. Perlindungan yang diberikan ini tidak ada yang menandinginya. Oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengharapkan hidayah itu datang pada pamannya. Saat menjeleng wafatnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguk pamannya tersebut dan ingin menawarkan pamannya masuk Islam. Beliau ingin agar pamannya bisa menutupi hidupnya dengan kalimat “laa ilaha illallah” karena kalimat inilah yang akan membuka pintu kebahagiaan di akhirat. Berikut kisah yang disebutkan dalam hadits.

Dari Ibnul Musayyib, dari ayahnya, ia berkata, “Ketika menjelang Abu Thalib (paman Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-) meninggal dunia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menemuinya. Ketika itu di sisi Abu Thalib terdapat ‘Abdullah bin Abu Umayyah dan Abu Jahl. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan pada pamannya ketika itu,

أَىْ عَمِّ ، قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ . كَلِمَةً أُحَاجُّ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ

“Wahai pamanku, katakanlah ‘laa ilaha illalah’ yaitu kalimat yang aku nanti bisa beralasan di hadapan Allah (kelak).”

Abu Jahl dan ‘Abdullah bin Abu Umayyah berkata,

يَا أَبَا طَالِبٍ ، تَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ

“Wahai Abu Thalib, apakah engkau tidak suka pada agamanya Abdul Muthallib?” Mereka berdua terus mengucapkan seperti itu, namun kalimat terakhir yang diucapkan Abu Thalib adalah ia berada di atas ajaran Abdul Mutthalib.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian mengatakan,

لأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ مَا لَمْ أُنْهَ عَنْهُ

“Sungguh aku akan memohonkan ampun bagimu wahai pamanku, selama aku tidak dilarang oleh Allah”

Kemudian turunlah ayat,

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ

Tidak pantas bagi seorang Nabi dan bagi orang-orang yang beriman, mereka memintakan ampun bagi orang-orang yang musyrik, meskipun mereka memiliki hubungan kekerabatan, setelah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahanam” (QS. At-Taubah: 113)

Allah Ta’ala pun menurunkan ayat,

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ

Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak bisa memberikan hidayah (ilham dan taufiq) kepada orang-orang yang engkau cintai” (QS. Al-Qasshash: 56) (HR. Bukhari no. 3884)

Dari pembahasan hadits di atas dapat disimpulkan hidayah itu ada dua macam:

  1. Hidayah irsyad wa dalalah, maksudnya adalah hidayah berupa memberi petunjuk pada orang lain.
  2. Hidayah taufik, maksudnya adalah hidayah untuk membuat seseorang itu taat pada Allah.

Hidayah pertama, bisa disematkan pada manusia. Contohnya pada firman Allah,

وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Asy-Syura: 52). Memberi petunjuk yang dimaksud di sini adalah memberi petunjuk berupa penjelasan. Ini bisa dilakukan oleh Nabi dan yang lainnya.

Namun untuk hidayah kedua, yaitu hidayah supaya bisa beramal dan taat tidak dimiliki kecuali hanya Allah saja. Seperti dalam firman Allah Ta’ala,

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ

Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak bisa memberikan hidayah (ilham dan taufiq) kepada orang-orang yang engkau cintai” (QS. Al-Qasshash: 56)

لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ

Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 272) (Lihat bahasan Taisir Al-‘Aziz Al-Hamid, 1: 618 dan Hasyiyah Kitab At-Tauhid, hlm. 141)

Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

 

sumber: Rumaysho

Faedah Surat Yasin, Setiap Bekas Amalan Akan Dicatat

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Surat yang sudah sangat ma’ruf di tengah-tengah kita yaitu surat Yasin. Sampai-sampai sebagian orang pun sudah menghafalnya karena saking seringnya surat ini dibaca. Namun coba tanyakan berapa banyak orang yang bisa memahami kandungan surat tersebut. Kami sangat tertarik sekali untuk mengkaji ayat demi ayat darinya. Karena sungguh banyak pelajaran penting seputar aqidah dan masalah lainnya yang sebenarnya bisa kita gali dari surat Yasin. Di antaranya dapat dibaca dalam artikel berikut ini.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآَثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ

Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)

Mari kita lihat apa saja faedah penting dari ayat tersebut sebagaimana diterangkan oleh para ulama pakar tafsir.

Faedah pertama

Allah akan menghidupkan makhluk yang telah mati, yang telah menjadi tulang belulang ketika hari kiamat  kelak, saat hari berbangkit. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى

Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati”. Kata Ibnu  Katsir, ini terjadi pada hari kiamat[1]. Artinya di hari kiamat semua yang telah mati akan kembali dihidupkan. Ayat ini dengan sangat terang menunjukkan adanya hari berbangkit. Inilah bagian aqidah yang mesti diyakini seorang muslim.

Faedah kedua

Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah Ta’ala bisa menghidupkan hati siapa saja yang Dia kehendaki termasuk orang-orang kafir yang mati hatinya karena tenggelam dalam kesesatan. Allah bisa jadi menunjuki mereka dari kesesatan menuju jalan hidayah. Sebagaimana Allah berfirman setelah menceritakan mengenai orang yang keras hatinya,

اعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يُحْيِي الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Ketahuilah olehmu bahwa Sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya.” (QS. Al Hadid: 17)[2]

Sebelumnya Allah Ta’ala menerangkan,

وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ

Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al Hadid: 16)

Faedah ketiga

Allah akan mencatat setiap amalan yang pernah dilakukan[3], baik yang baik maupun yang jelek[4]. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا

dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan

Faedah keempat

Mengenai ayat,

وَآَثَارَهُمْ

“(dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan) dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan”.

Yang dimaksud “bekas-bekas yang mereka tinggalkan” ini ada tiga pendapat di kalangan pakar tafsir:

  1. Bekas langkah kaki  mereka. Pendapat ini dipilih oleh Al Hasan, Mujahid dan Qotadah.
  2. Langkah kaki menuju shalat Juma’t. Pendapat ini dipilih oleh Anas bin Malik.
  3. Bekas kebaikan dan kejelekannya yang orang lain ikuti. Pendapat ini dipilih oleh Ibnu ‘Abbas, Sa’id bin Jubair, Al Faro’, Ibnu Qutaibah dan Az Zujaj.[5]

Yang menunjukkan bahwa bekas langkah kaki akan dicatat, baik langkah dalam kebaikan maupun keburukan adalah sebagaimana penjelasan Qotadah (seorang tabi’in) yang disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir. Qotadah rahimahullah mengatakan, “Seandainya Allah lalai dari urusan manusia, maka tentu saja bekas-bekas (kebaikan dan kejelekan) itu akan terhapus dengan hembusan angin. Akan tetapi Allah Ta’ala menghitung seluruh amalan manusia, begitu pula bekas-bekas amalan mereka. Sampai-sampai Allah Ta’ala akan menghitung bekas-bekas amalan mereka baik dalam ketaatan maupun dalam kemaksiatan. Barangsiapa yang ingin dicatat bekas amalan kebaikannya, maka lakukanlah.”[6] Maksud yang disampaikan oleh Qotadah ini juga disampaikan dalam beberapa hadits di antaranya sebagai berikut.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ خَلَتِ الْبِقَاعُ حَوْلَ الْمَسْجِدِ فَأَرَادَ بَنُو سَلِمَةَ أَنْ يَنْتَقِلُوا إِلَى قُرْبِ الْمَسْجِدِ فَبَلَغَ ذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ لَهُمْ « إِنَّهُ بَلَغَنِى أَنَّكُمْ تُرِيدُونَ أَنْ تَنْتَقِلُوا قُرْبَ الْمَسْجِدِ ». قَالُوا نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ أَرَدْنَا ذَلِكَ. فَقَالَ « يَا بَنِى سَلِمَةَ دِيَارَكُمْ تُكْتَبْ آثَارُكُمْ دِيَارَكُمْ تُكْتَبْ آثَارُكُمْ ».

Dari Jabir bin ‘Abdillah berkata, “Di sekitar masjid ada beberapa bidang tanah yang masih kosong, maka Bani Salamah berinisiatif untuk pindah dekat masjid. Ketika berita ini sampai ke telinga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Rupanya telah sampai berita kepadaku bahwa kalian ingin pindah dekat masjid.” Mereka menjawab, “Benar wahai Rasulullah, kami memang ingin seperti itu.” Beliau lalu bersabda, “Wahai Bani Salamah, tetapkanlah kalian tinggal di rumah kalian, sebab langkah kalian akan dicatat, tetapkanlah kalian tinggal di rumah kalian, sebab langkah kalian akan dicatat.”[7]

Disebutkan dalam Tafsir Ath Thobari sebuah riwayat dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata,

شكت بنو سَلِمة بُعد منازلهم إلى النبي صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم فنزلت( إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ ) فقال: “عَلَيكُمْ مَنَازِلَكُم تُكْتَبُ آثارُكم”

“Bani Salamah dalam keadaan kebimbangan karena tempat tinggal mereka jauh dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas turunlah ayat (yang artinya), “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan”. Beliau bersabda, “Tetaplah kalian di tempat tinggal kalian. Bekas-bekas langkah kalian akan dicatat.”[8]

Artinya di sini, langkah menuju masjid dalam amalan kebaikan akan dicatat, begitu pula langkah pulang dari masjid. Ketika seseorang menuntut ilmu, harus menaiki kendaraan karena sangat jauhnya tempat pengajian, maka putaran roda pun akan dicatat sebagai kebaikan karena ini adalah bekas amalan kebaikan yang ia lakukan. Begitu pula ketika seseorang harus mengeluarkan biaya untuk menuntut ilmu dari para guru (masyaikh) di luar negeri, maka setiap usaha menuju ke sana yang ia lakukan, itu pun akan dicatat. Begitu pula rasa capek dalam kebaikan, itu pun akan dicatat. Sungguh Maha Besar karunia Allah. Namun kita sendiri yang sebenarnya tidak menyadari hal ini.

Begitu pula bekas langkah dalam melakukan kemaksiatan pun akan dicatat. Ketika ia mengendarai mobil untuk menuju tempat zina dan berdua dengan kekasih yang belum halal baginya, langkah menuju tempat maksiat tersebut akan dicatat. Dengan mengetahui hal ini, sudah seharusnya kita pun tidak bertekad melakukan maksiat dan dosa.

Faedah kelima

Sebagaimana tafsiran “bekas-bekas amalan” lainnya adalah bahwa bekas kebaikan dan kejelekan yang diikuti orang lain, itu pun akan dicatat. Artinya jika kebaikan kita diikuti oleh orang lain, maka kita pun akan mendapatkan pahala. Begitu pula jika kejelekan yang kita lakukan diikuti oleh orang lain, maka kita pun akan mendapatkan dosa.

Dalil yang mendukung tafsiran ini adalah hadits-hadits berikut ini.

مَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَىْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ

Barangsiapa melakukan suatu amalan kebaikan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya ganjaran semisal ganjaran orang yang mengikutinya dan sedikitpun tidak akan mengurangi ganjaran yang mereka peroleh. Sebaliknya, barangsiapa melakukan suatu amalan kejelekan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosanya sedikitpun.”[9]

Jika ilmu yang bermanfaat diikuti oleh orang lain, seseorang yang menyebarkan kebaikan tersebut akan mendapatkan pahala orang yang mengikuti kebaikannya meskipun ia telah berada di liang lahat. Sebagaimana disebutkan dalam hadits,

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika manusia itu mati, maka amalannya akan terputus kecuali tiga perkara: shodaqoh jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak sholih yang mendoakan dirinya.[10]

Oleh karena itu jangan meremehkan satu kebaikan untuk disampaikan pada yang lainnya, apalagi sampai yang kita sampaikan adalah ilmu yang bermanfaat. Begitu pula janganlah sampai menyebarkan satu kejelekan sedikit pun karena jika itu diikuti orang lain, maka kita pun akan mendapatkan dosanya. Maka penjelasan ini menjelaskan bahaya seseorng menyebar syirik, bid’ah dan maksiat. Semoga Allah memberi petunjuk.

Faedah keenam

Segala sesuatu akan dicatat di Lauhul Mahfuzh (lembaran yang tejaga). Inilah yang disebutkan Allah Ta’ala,

وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ

Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)

Setiap kebaikan dan kejelekan yang dilakukan, sungguh akan dicatat di Lauhul Mahfuzh.

Faedah ketujuh

Imamul Mubin” yang dimaksudkan di sini adalah ummul kitab (induk kitab). Demikian disebutkan dalam ayat lain,

يَوْمَ نَدْعُوا كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ

“(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya.” (QS. Al Isro’: 71). Yang dimaksudkan dengahn pemimpinnya di sini adalah dengan kitab amalan mereka yang bersaksi atas kejelekan dan kebaikan yang mereka lakukan.

Maksud ayat di atas sama dengan firman Allah dalam ayat lainnya,

وَوُضِعَ الْكِتَابُ وَجِيءَ بِالنَّبِيِّينَ وَالشُّهَدَاءِ

Dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah Para Nabi dan saksi-saksi.” (QS. Az Zumar: 69)

وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا

Dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka Kami, kitab Apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak Menganiaya seorang juapun“.” (QS. Al Kahfi: 49)[11]

Alhamdulillah, dari ayat yang singkat ini kita bisa menggali faedah-faedah yang luar biasa. Semoga sajian ini bermanfaat. Sungguh nikmat jika terus menerus kita dapat menggali faedah-faedah berharga dari setiap ayat Al Qur’an yang kita baca.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.

 

 

sumber: Rumaysho

Faedah Surat Yasin, Sebab Orang Sulit Menerima Kebenaran

Ada beberapa sebab orang sulit menerima kebenaran. Ada pula sifat yang mudah menerima kebenaran.

Yang perlu dipahami, manusia hanyalah pemberi peringatan atau mengajarkan ilmu. Namun untuk membuat seseorang menjadi baik dan dapat hidayah adalah wewenang Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman,

لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلَى أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (7) إِنَّا جَعَلْنَا فِي أَعْنَاقِهِمْ أَغْلَالًا فَهِيَ إِلَى الْأَذْقَانِ فَهُمْ مُقْمَحُونَ (8) وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ (9) وَسَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (10) إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ (11)

Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman. Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah. Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman. Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.” (QS. Yasin: 7-11)

Faedah penting dari ayat di atas adalah siapa yang mengamalkan isi Al-Qur’an (diambil dari faedah ayat sebelumnya) dan punya rasa takut yang besar pada Allah adalah sebab ia mudah masuk surga.

Penentangan adalah penghalang bagi seseorang untuk mendapatkan hidayah. (Al-Mukhtashar fi At-Tafsir, hlm. 440)

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa orang mudah menerima kebenaran memiliki dua sifat:

  • Punya niatan yang baik dalam mencari kebenaran.
  • Takut pada Allah. (Tafsir As-Sa’di, hlm. 734)

 

Kalau kita kaji, ada tiga sebab utama kenapa kebenaran itu ditolak oleh seseorang:

1- Kebodohan

Kebodohan adalah penghalang terbesar bagi seseorang untuk menerima kebenaran.

 

2- Adanya kepentingan duniawi yang lebih ingin dikejar

Seperti Heraklius yang sebenarnya menerima kebenaran Islam, namun karena kepentingan duniawi yaitu takut pengikutnya lari, akhirnya ia pun mengurungkan niatnya untuk masuk Islam.

 

3- Hasad (benci akan nikmat yang ada pada orang lain)

Sifat ini yang membuat Iblis enggan sujud pada Adam ‘alaihis salam. Penyakit ini punya yang menyebabkan orang Yahudi enggan beriman pada Isa bin Maryam. Begitu pula ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka hasad pula sehingga lebih memilih kafir daripada keimanan. Nabi Isa sebenarnya datang untuk menyempurnakan ajaran yang ada pada Taurat. Ada ajaran Nabi Isa yang memberikan keringanan dengan menghalalkan hal yang sebelumnya dilarang sebagai bentuk kasih sayang. Tentu sikap mereka dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih menolak dengan keras karena Nabi Muhammad membawa syari’at baru yang berdiri sendiri dan menghapus syari’at sebelumnya.

Demikian kami ringkaskan dari penjelasan Ibnul Qayyim dalam Hidayah Al-Hayara fi Ajwibah Al-Yahud wa An-Nashara, hlm. 16.

Nasihat di atas sangat bermanfaat bagi setiap yang berdakwah …

Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

 

Referensi:

Al-Mukhtashar fi At-Tafsir. Penerbit Markaz Tafsir li Dirasah Al-Islamiyyah.

Hidayah Al-Hayara fi Ajwibah Al-Yahud wa An-Nashara. Muhammad bin Abu Bakr Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Penerbit Al-Jami’ah Al-Islamiyyah Al-Madinah Al-Munawwarah.

Tafsir As-Sa’di (Taisir Al-Karim Ar-Rahman). Cetakan kedua, tahun 1433 H. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Penerbit Muassasah Ar-Risalah.

 

sumber: Rumasyo

Manfaat dan Keutamaan Membaca Surat Yasin

Manfaat dan keutamaan membaca surat Yasin itu perlu diketahui oleh para umat Islam dan sebelum kita beralih ke manfaatnya, pengertian dari surat Yasin itu sendiri bisa dilirik lebih dulu. Surat Yasin dikatakan punya banyak khasiat, dan kali ini kita akan belajar tentang manfaatnya yang ternyata bukan hanya sekadar kata orang, tapi memang nyata ketika dibaca.

Manfaat dan Keutamaan Membaca Surat Yasin bagi Umat Islam
Yasin bukanlah satu kata karena kata ini ternyata terdiri dari ya dan sin yang diambil dari ayat permulaan surah. Ya memiliki artinya sendiri begitu juga dengan sin. ya merupakan nidaa atau huruf untuk memanggil yang bermakna ‘wahai’, sedangkan sin mempunyai arti insan atau manusia yang memiliki maksud manusia sempurna. Bukan tanpa arti istilah manusia sempurna ini karena yang sebenarnya dimaksud oleh huruf tersebut merupakan Sayyidina Nabi Muhammad SAW. Disebut sebagai manusia sempurna tentu ada alasannya, dan hal ini bisa ditemukan di QS. 36: 5 dengan penjelasan bahwa beliau adalah seorang nabi yang sudah mendapat pewahyuan Al-Qur’an sehingga jalan kehidupan yang dijalani adalah yang lurus dan benar.
Boleh juga dicoba untuk ditelaah, dan kita akan menemukan bahwa beliaulah yang memiliki kedudukan lebih dari semua nabi dan rasul Allah SWT, bahkan namanya pun SAW yang ada di belakang namanya sama seperti nama Allah SWT yang tentu selalu ada dalam pengucapan syahadat para umat Islam. Keutamaan surat yasin adalah adanya kabar gembira yang diberitakan dari pengikut setia Sayyidina Nabi Muhammad SAW pada akhir zaman. Untuk lebih jelasnya, ada manfaat yang bisa ditengok, seperti berikut ini.
Disebutkan di QS. 36: 21 bahwa orang-orang yang mulai hidup dalam kegelapan rohani karena meninggalkan Al-Qur’an dan juga mereka yang malah menuruti hawa nafsu serta kemauan dari orang-orang yang dianggap ulama akan diberikan pencerahan. Inilah manfaat dari membaca surat yasin yang akan memberi pencerahan dan memotivasi kita untuk kembali dan menjalankan hidup yang benar di jalan Allah.
  1. Untuk orang baik yang meninggal dunia, ketika surat yasin dibacakan di depannya maka hal ini akan membuat rohnya mendapat ketenangan di alam kubur.
  2. Untuk jenazah di dalam kubur, ketika dibacakan surat Yasin maka siksanya akan diringankan.
  3. Perlindungan dari Allah akan datang bagi kita dari malam hingga pagi menjadi salah satu rahasia hikmah dan kelebihan membaca surat Yasin ketika malam hari.
  4. Untuk suatu kaum yang sedang sakit atau terkena malapetaka, waktu dibacakan Yasin maka akan lepas dari malapetaka, wabah dan penyakit.
  5. Perlindungan dari Allah akan datang bagi kita dari pagi hingga sore kalau kita membaca surat Yasin di pagi hari.
  6. Untuk kita yang punya hajat, membaca Yasin membuat hajat kita dikabulkan oleh Allah.
  7. Untuk orang yang sedang sedih dan susah, manfaat membaca surat Yasin ini akan membuat kesedihan kita dihilangkan oleh Allah.
  8. Bagi orang yang sedang merasa lapar lalu membaca surat Yasin, jangan heran karena mereka akan dikenyangkan oleh Allah.
Keimanan terkandung di dalam surat Yasin dan untuk itulah baik umat Islam yang sakit, yang tengah bersedih, yang lapar, dan bahkan yang meminta perlindungan, Allah akan turun tangan untuk menyembuhkan, menghilangkan kesedihan, mengenyangkan, dan melindungi kita. Selain dari membaca Yasin, ada juga manfaat yang akan didapat hanya dengan menulisnya dan meleburnya dengan air lalu meminumnya, maka ini sama dengan kita telah minum banyak obat. Sekarang kita tahu betul apa manfaat dan keutamaan membaca surat Yasin.