Jangan Narasikan Perbedaan Agama di Ruang Publik

Beragama ada kesamaan dan perbedaan. Perbedaan itu menjadi wilayah keunikan masing-masing, jangan sampai itu dinarasikan di ruang publik.

“Kalau (perbedaan itu) dinarasikan di ruang publik dalam arti menghujat, itu amat mengancam kebangsaan kita,” ujar Ahli Filologi Universitas Airlangga, Prof Menachem Ali, dalam webinar “Penistaan Agama Dalam Pandangan Islam yang digelar Yayasan Indonesia Damai Mengaji”, Kamis (2/9/2021)

Menachem menegaskan, kalau perbedaan yang kecil itu disuarakan dan ditampilkan di ruang publik tanpa pertanggungjawaban keilmuan yang tepat. Kemudian menimbulkan keresahan dan kegaduhan, itu akan mengancam eksistensi

Sementara itu, Ketua Yayasan Indonesia Damai Mengaji Komjen Pol (Purn) Dr (HC) Syafruddin Msi saat membuka webinar itu mengatakan, semua agama yang ada di muka bumi dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi umat manusia. Sebab agama bukanlah sebagai sumber masalah, namun merupakan solusi dalam menyelesaikan masalah yang ada.

Menurut Syafruddin, kini datang masalah baru yang dihadapi umat beragama, yaitu pandemi covid-19 yang meletakkan kita di dalam suatu tatanan baru. Selain itu, tekhnologi yang kian maju pun menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa ini.

“Hal ini menjadi tantangan umat beragama untuk dapat fokus di dalamnya dan menemukan solusi. Ilmu dan teknologi jika tidak kita hadapi dengan pikiran jernih maka akan menimbulkan hal-hal yang negatif, seperti masalah konflik fisik,” ujar Syafruddin.

Ulama dan tokoh-tokoh agama agar menjadi panutan dan menyampaikan pencerahan kepada umatnya masing-masing. Bagaimana menjadikan agama sebagai solusi masalah apa pun di muka bumi ini.

ISLAM KAFFAH