DMI: Menshalatkan Sesama Muslim adalah Kewajiban Syar’i

Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruqutni mengaku prihatin dengan isu yang berkembang di masyarakat Jakarta terkait penolakan menyolatkan jenazah sesama muslim karena berbeda pilihan politik.

DMI mengimbau masyarakat, khususnya muslim Jakarta tetap berpegang sesuai tuntunan Alquran dan al-Sunnah al-Nabawiyah.

“Dimana Syariat Islamiyah telah dengan jelas dan tegas menetapkan kewajiban dan hak syar’i antara sesama Muslim yang hidup maupun antara yang hidup dan yang meninggal dunia,” kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/3).

Ia menjelaskan bagi orang yang sehat dalam suatu lingkungan masyarakat agama Islam telah menetapkan kewajiban syar’i yang harus ditunaikan, yaitu menjenguk saudaranya yang sedang sakit. Sementara yang sedang sakit memiliki hak syar’i untuk dijenguk oleh yang sehat.

“Selanjutnya, menshalatkan jenazah saudara sesama Muslim adalah kewajiban syar’i bagi yang hidup dan hak syar’i bagi jenazah untuk dishalatkan,” tegasnya.

Jika kewajiban syar’i ini dengan sengaja ditinggalkan, maka berdosalah seluruh umat dalam lingkungan masyarakat atau kampung itu. Begitu pula laknat Allah bagi para penganjurnya dan orang-orang yang mengikuti karena dengan sengaja menyelisihi ketentuan Syari’at Islamiyah.

Menurutnya, seseorang bisa kehilangan hak syar’inya apabila secara sengaja dan terang-terangan (qashdan izh-haran) menyatakan kekafirannya atau permusuhannya (ma’shiyat) secara terus-menerus terhadap Islam.

Karena itu DMI menyerukan segenap umat untuk menunaikan kewajiban dan hak syar’i sesama umat sesuai tuntunan Syariat Islam.

 

sumber:Republika Online

Politisasi Larangan Shalat Jenazah, MUI DKI Jakarta : Ini tak Bermartabat

Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta mengimbau agar semua pihak tidak melakukan politisasi agama menghadapi Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua.

Imbauan ini menyikapi merebaknya kabar penolakan shalat terhadap jenazah Hindun binti Raisman pada Selasa (7/3), nenek 78 tahun, warga Karet Setiabudi, Jakarta Selatan.

Sekretaris Umum MUI DKI Jakarta, KH Zulfa Mustofa mengatakan politisasi agama itu misalnya larangan menshalati jenazah pendukung pasangan calon (paslon) tertentu atau sebaliknya menjadikan isu tersebut sebagai alat serang kubu paslon lain agar mendapatkan citra intoleran dan meraih simpati.

“Cara semacam ini sungguh tak bermartabat,” kata dia  saat berbincang dengan Republika.co.id di Jakarta, Sabtu (11/3).

Dia meminta semua pihak menghargai perbedaan dan menyikapinya secara dewasa. Pilkada DKI satu sisi harus diakui bisa memicu kerawanan jika tidak dikelola dengan baik oleh berbagai pihak.

Semua berkewajiban  menjaga ketenangan, baik umat Islam maupun umat lain. Tidak boleh ada provokasi. Tindakan emosional biasanya diawali dengan provokasi. Dalam pertemuan antara MUI DKI Jakarta dan pemerintah daerah, muncul kesepakatan agar semua pihak menjaga kondisivitas ibu kota.

Dia berharap spanduk-spanduk pelarangan jenazah pendukung Paslon tertentu sudah tidak terpasang lagi. “Jadi ya kalau semua bisa menahan diri insya Allah kerawanan itu sendiri bisa dihindari,” ujar dia.

 

sumber:Republika Online

 

——————————————————————————
Buat Anda yang sudah mendaftar Haji, segera download aplikasi Android ini untuk mengetahui Jadwal keberangkatan Anda ke Tanah Suci.
Download di sini!
——————————————————————————