Tantangan Pemuda Islam Masa Kini

Umat dekade ini tengah mengidamkan siapa yang akan meraih kejayaannya kembali, mengentaskan umat ini dari kemunduran pengetahuan, dan menuntaskan problem-problem keumatan. Bukan hanya para pejabat (umara), ahli agama (ulama), pengusaha hingga politikus yang mampu mengatasi problematika umat, tapi pemuda memiliki peran yang lebih urgen. Eksistensi pemuda Islam dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sangatlah penting, karena pemuda Islamlah yang memiliki potensi untuk mewarnai perjalanan sejarah perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam.

Selain itu, jika kita menelaah ideologi yang berorientasi pada strategi revolusi, yang menganggap pemuda sebagai tenaga paling revolusioner karena secara psikologis manusia mencapai puncak hamasah (gelora semangat) dan quwwatul jasad (kekuatan fisik) pada usia muda. Hal tersebut menumbuhkan semangat pergerakan, perubahan, bukan stagnasi ataupun status quo dan  hal ini merupakan salah satu alasan yang menjadi dasar dan tolak ukur penting dalam menyikapi peran pemuda Islam.

Ibnu Jauzyrahimahullah menuliskan dalam kitabnya Shifatush Shofwan [1], “Wahai para pemuda, kerahkan potensi dirimu selagi masih muda karena belum pernah aku lihat karya yang paling berharga selain yang dilakukan oleh para generasi muda”.

Ibnu Jauzy dalam tulisannya memiliki harapan besar terhadap peran pemuda, begitu juga dengan para Founding Father Negara Indonesia seperti Ir. Soekarno, M. Hatta, dan para pejuang kemerdekaan masa lampau, yang memiliki harapan besar terhadap peran pemuda dalam mempertahankan dan memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemuda meraih ketinggian itu atas dasar kesadaran yang tertanam dalam benaknya bahwa masa muda adalah masa yang paling menentukan dalam meniti langkah berikutnya. Kesadaran tersebut berupa kesadaran iman dan mental. Bahkan, dalam kehidupan akhirat nantinya, pemuda akan dapat naungan dari Allah ‘Azza wa Jalla, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan ‘Arsynya pada hari tidak ada naungan selain naungan Allah ‘Azza wa Jalla, (yaitu) salah satunya adalah pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla.” [2]

Oleh karena itu, Syekh Prof. ‘Abdurrazaq berpesan bahwa hendaknya para pemuda benar-benar memperhatikan fase usia mudanya ini dan selalu berusaha mengingat bahwa Rabbnya akan menanyakan masa mudanya pada hari kiamat, yaitu apa yang ia lakukan di usia mudanya. [3]

***

Penulis: Arif Muhammad N., S.Pd.

Catatan kaki: [1] Shifatush Shofwan, jilid. IV, hal. 24 terbitan Pustaka Azzam [2] Dikeluarkan oleh Imam al-Bukhâri, dalam Kitab al-Adzân, no. 660, dan Muslim, kitab Zakât, no.1031 [3] Terjemahan 15 Wasiat Salaf Kepada Para Pemuda, cetakan pertama, Tahun 2017. Syekh Al-’Abbad Al-Badr penerbit Digital Publishing hal. 13

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/79708-tantangan-pemuda-islam-masa-kini.html