Tujuh Sahabat Rasulullah yang Berkulit Hitam Selain Bilal

Penggunaan kata hitam tidak terbatas pada orang Nubia dan Abyssinia.

Berbicara tentang sahabat kulit hitam Nabi Muhammad (SAW), nama pertama yang muncul di benak kita adalah Bilal ibn Rabah, orang pertama yang mengumandangkan adzan dan pemimpin semua Mua’dhin. Namun ternyata, selain Bilal ibn Rabah, Rasulullah juga memiliki sahabat-sahabat yang berkulit hitam lainnya.

Penggunaan kata hitam tidak terbatas pada orang Nubia dan Abyssinia tetapi juga untuk orang Arab yang berkulit hitam dan cokelat, yang pada zaman sekarang akan dianggap hitam seperti orang Sudan yang sama-sama orang Arab dan berkulit hitam. Dilansir dari About Islam, Kamis (9/2/2023), Rasulullah memiliki tujuh sahabat berkulit hitam, dan berikut ini kisah mereka.

Tujuh Sahabat Rasulullah yang Berkulit Hitam Selain Bilal

1. Ummu Ayman

Ummu Ayman merupakan sahabat Nabi yang memiliki nama lengkap Barakah binti Tsa’labah. Ummu Ayman adalah seorang Abyssinian dan pelayan Abdullah bin Abdil Muthalib, ayah Nabi.

Ketika Aminah, ibu Nabi meninggal, Ummu Ayman kemudian menjadi pengasuh utama Nabi Muhammad di waktu kecil. Dia kemudian dibebaskan ketika Nabi dengan Sayyidah Khadijah binti Khuwaylid menikah.

Ummu Ayman adalah salah satu penganut Islam awal di Makkah dan merupakan salah satu dari mereka yang menghadapi penganiayaan dari kaum Quraisy. Dia termasuk orang yang hijrah dari Makkah ke Al-Madinah.

2. Usamah bin Zayd

Usamah bin Zayd adalah salah satu sahabat tercinta Nabi SAW. Kedua orang tua Usamah, Zayd bin Harithah, seorang Arab, dan Umm Ayman, seorang Etiopia, dibebaskan dari perbudakan oleh Nabi SAW. Ia lahir di Makkah tujuh tahun sebelum Hijrah dan digambarkan berkulit hitam.

Sebagian besar asuhan Usamah dilakukan di rumah Nabi (SAW) dalam jangka waktu yang sama dengan asuhan cucu Nabi, Al-Hasan bin ‘Ali. Saat remaja, Usamah dipilih oleh Nabi SAW untuk memimpin pasukan muslimin dalam ekspedisi melawan Romawi di Syria.

Beberapa sahabat menjadi sangat marah atas penunjukan Usamah sebagai jendral atas sahabat-sahabat yang lebih tua dari suku Quraisy. Nabi (SAW) mengatakan, setelah memuji dan berterima kasih kepada Allah (SWT).

“Wahai orang-orang! Saya mendapat kabar bahwa beberapa dari Anda marah karena saya menunjuk Usamah bin Zayd. Demi Allah, sesungguhnya ketaatanmu kepada Usamah adalah ketaatanmu kepadaku sebagaimana ketaatanmu kepada bapaknya sebelum dia.”

Usamah wafat pada tahun 61 H di Al-Madinah pada masa pemerintahan Mu’awiyah bin Abi Sufyan.

3. Sa’ad Al-Aswad

Salah satu sahabat kulit hitam Nabi (SAW) adalah Sa’ad Al-Aswad As-Sulami. Sa’ad berasal dari Ansar dan mengalami diskriminasi di Al-Madinah.

Dia pernah bertanya kepada Nabi (SAW) apakah dia bisa masuk Jannah karena posisinya yang rendah di antara umat Islam. Sa’ad kemudian syahid dalam sebuah pertempuran. Diriwayatkan bahwa Nabi (SAW) menangisi dia sambil menggendongnya di pangkuannya.

4. Ammar bin Yasir

Salah satu sahabat terkenal yang dikenal kuat imannya adalah ‘Ammar bin Yasir (semoga Allah meridhai dia). Ammar adalah salah satu Muslim paling awal yang menerima Islam dan secara terus-menerus disiksa bersama keluarganya.

Suatu kali, saat disiksa dengan kejam, dia dengan enggan meninggalkan Islam. Dia kemudian mendatangi Nabi SAW dalam keadaan menangis, mengatakan bahwa dia mengatakan meninggalkan Islam tetapi tidak bersungguh-sungguh. Kemudian Nabi SAW menanggapi dengan menghapus air matanya dan berujar.

“Barangsiapa yang kafir kepada Allah setelah dia beriman, kecuali yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam iman…” (QS An Nahl ayat 106)

Setelah banyak penganiayaan, ‘Ammar bersama rekan-rekan lainnya bermigrasi ke Abyssinia. Mereka menemukan perlindungan di bawah raja Kristen. Ia kemudian hijrah bersama para sahabat lainnya ke Al-Madinah, menjadikannya salah satu dari kelompok sahabat yang melakukan dua kali hijrah demi Allah .

‘Ammar kemudian berpartisipasi dalam kampanye besar untuk melindungi komunitas Muslim, termasuk Badr dan Uhud. Dia juga menyaksikan Haji Perpisahan Rasulullah. ‘Ammar kemudian mati syahid selama Pertempuran Siffin.

5. Mihja’

Salah satu sahabat nabi (SAW) yang terkenal adalah Mihja’ bin Shalih. Mihja’ adalah salah seorang penganut Islam awal di Makkah dan salah seorang yang hijrah ke Al-Madinah. Setelah hijrah, menurut At-Tabari dan lainnya, Mihja’ adalah yang pertama syahid selama Ghazwah  Badr (perang Badr).

6. Abu Dzar

Salah satu sahabat yang terhormat, yang dikenal karena kesetiaan dan kepeduliannya terhadap orang miskin, adalah Abu Dzar. Abu Dzar memiliki nama lengkap Jundab bin Junadah dari Suku Ghifar.

Pada  Era Jahiliah  (Asr Al-Jahiliyah , istilah yang digunakan untuk menyebut era pra-Islam), suku Ghifari dikenal bandit dan senang mengkonsumsi alkohol, selain menyembah berhala. Akan tetapi, Abu Dzar berpaling dari norma kesukuan ini bahkan sebelum memeluk Islam.

Setelah bertemu Nabi SAW, Abu Dzar dengan cepat menerima Islam. Dia pergi ke Ka’bah untuk menyatakan keimanannya di depan umum, dan suku Quraisy kemudian memukulinya. Dia pergi keesokan harinya untuk menyatakan imannya lagi, di mana dia pun dipukuli lagi.

Setelah berhari-hari melakukan ini dan menghadapi pemukulan, Nabi SAW menyuruhnya kembali ke sukunya agar dia bisa menyampaikan pesannya kepada mereka. Dia kemudian hijrah ke Al-Madinah dan berpartisipasi dalam Ghazwah Badar dan ekspedisi lainnya bersama para sahabat

7. Ayman, sang gembala

Salah satu sahabat Nabi yang setia adalah Ayman bin ‘Ubayd. Aiman merupakan putra dari  Ummu Ayman atau Ayman al Barakah dan ‘Ubayd bin Zayd. Ia adalah seorang wanita yang akhirnya dibebaskan dari perbudakan oleh Nabi (SAW) dan juga ayahnya ‘Ubayd bin Zayd.

Ayman memeluk Islam di Makkah dan melakukan migrasi demi Allah ke Al-Madinah. Dia adalah seorang penggembala dan diberi amanah oleh Nabi (SAW) untuk memelihara kambing-kambingnya.

Ayman berpartisipasi dalam banyak pertempuran untuk membela Islam. Di perang Hunayn, ketika sebagian umat Islam panik, Ayman adalah salah satu dari delapan umat Islam yang berdiri di samping Nabi SAW dan membelanya. Umat Islam akhirnya memenangkan pertempuran. Ayman mati syahid dalam perang Hunayn.

KHAZANAH REPUBLIKA