Cat Steven: Dari Lagu Morning Has Broken Sampai Shalawat

Siapa tak kenal Cat Steven yang kini setelah memeluk Islam bernama Yusuf Islam. Pencita lagu abadi yang indah ‘Morning Has Broken’ ternyata terus menjalankan hobinya bernyanyi.

Semua tahu Yusuf Islam setelah memeluk Islam sempat ‘mogok’ bernyanyi. Dia tak lagi melantunkan lagu-lagunya. Dan kalau dia ingin bernyanyi dia memilih senandung ala nyanyian akapela, yakni nyanyi tanpa diiringi musik. Dalam budaya Islam cara bersenandung seperti ini lazim disebut Nasyid (senandung).

Dari berbagai sumber tulisan seperti Wikipedia, Cat Steven (Yusuf Islam) lahir dengan nama Stephen Demetre Georgiou. Dia lahir di London, Inggris pada 21 Juli 1948.Cat Steven adalah seorang penulis lagu dan pemusik yang berasal Britania Raya.

Pada awal karier musiknya, Georgiou mengambil nama Cat Stevens. Sebagai Cat Stevens, ia berhasil menjual 40 juta album, kebanyakan pada tahun 1960-an dan 1970-an. Lagu-lagunya yang paling populer selain “Morning Has Broken” adalah Peace Train, “Moonshadow”, “Wild World”, “Father and Son”, “Matthew and Son”, dan “Oh Very Young”.

Stevens menjadi seorang mualaf dan memeluk agama Islam pada tahun 1978 setelah mengalami near-death experience. Ia lalu mengambil nama Yusuf Islam dan menjadi seorang pendakwah vokal agamanya yang baru.

Satu dasawarsa kemudian ada kontroversi ketika ia melontarkan pernyataan mendukung fatwa yang dikeluarkan menentang penulis Salam Rushdie. 

Pada tahun 2004 namanya kembali dibicarakan lagi setelah ia ditolak masuk Amerika Serikat karena nama ditemukan pada sebuah daftar tidak boleh terbang (no-fly list). Ternyata terjadi kekeliruan dan yang dicari adalah orang lain bernama Youssouf Islam.

Yusuf Islam sekarang tinggal di London bersama istri dan lima anaknya di mana ia seorang anggota jamaah yang aktif. Ia mendirikan yayasan kemanusiaan Smal Kindness yang mulanya menolong korban kelaparan di Afrika dan sekarang membantu ribuan anak yatim dan keluarga di Balkan, Indonesia, dan Irak.

Dia  juga mendirikan yayasan kemanusiaan Muslim Aid tetapi meninggalkannya sebagai Ketua pendiri pada 1999.

Berikut ini kala Yusuf Islam bernanyi dan memainkan gitar melantunkan lagu yang merupakan pujian atau shalawat saat Nabi Muhammad SAW datang ke Madinah kala berhijrah dari Makkah.

Lagu ini memang menggambarkan kerinduan warga Makkah yang mengibarkan nabi sebagai cahaya rembulan purnama yang akan terbit. Lagu ini dilantunkan penduduk Madinah kala nabi datang bersama Abu Bakar dengan menunggang unta.

Link Youtube: https://youtu.be/U5sSEkZ86ts dan https://youtu.be/qLIa8ZNFDmo

IHRAM

Kisah Menegangkan Cat Stevens Sebelum Jadi Mualaf

Cat Stevens menjadi mualaf pada 1977.

Penyanyi yang terkenal sebagai Cat Stevens, dan sekarang dikenal sebagai Yusuf  Islam, berterus terang tentang perpindahannya ke Islam dan dampak buruk yang terjadi. Titik balik keislamannya ia ceritakan dalam program radio BBC 4 Desert Islands Discs pada Ahad (27/9).

Musisi berusia 72 tahun ini lahir dengan nama lengkap Steven Demetre Georgiou dari seorang ibu Swedia dan ayah Yunani Siprus. Dia muncul untuk membahas hidupnya, termasuk pengalaman dekat kematian pada 1976 yang membuatnya berbalik menjadi seorang Muslim.

“Saya tidak tahu bahwa tidak bijaksana untuk pergi keluar pada waktu itu dan berenang, jadi saya melakukannya. Saya memutuskan untuk kembali dan menuju pantai dan, tentu saja, pada saat itu saya menyadari, ‘Saya berjuang di Pasifik’. Tidak mungkin saya menang. Hanya ada satu hal yang harus dilakukan dan itu adalah berdoa kepada Yang Mahakuasa untuk menyelamatkan saya. Dan saya melakukannya,” kata dia kepada pembawa acara radio Lauren Laverne tentang hampir tenggelam di Malibu, California, dilansir dari laman Finance Yahoo, pada Selasa (29/9).

“Saya berseru kepada Tuhan dan dia menyelamatkan saya. Gelombang kecil datang dari belakang. Itu tidak besar. Itu hanya mendorong saya ke depan. Air pasang entah bagaimana telah berubah dan saya bisa kembali ke darat. Jadi saya diselamatkan. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya,” lanjutnya.

Setelah kejadian tersebut, Stevens diberi salinan Alquran oleh saudaranya. Sebelumnya dia juga telah mendalami agama Buddha saat berjuang melawan TBC saat remaja.

“Saya tidak akan pernah mengambil Alquran. Tapi itu menjadi pintu gerbang. Setelah setahun saya tidak bisa menahan diri. Saya harus sujud,” kenang Yusuf.

Pelantun “Wild World” itu resmi masuk Islam pada akhir 1977, mengadopsi nama Yusuf Islam pada tahun berikutnya. Dia juga meninggalkan sebagian besar karir musiknya, meskipun dia melanjutkan ke dapur rekaman pada 2006.

“Itu adalah tarikan yang sulit. Saya merasakan tanggung jawab kepada penggemar saya, tetapi saya akan menjadi seorang munafik. Saya harus nyata. Jadi saya berhenti bernyanyi dan mulai mengambil tindakan dengan apa yang sekarang saya yakini,” kata Yusuf.

Dia melanjutkan, bahwa pertobatannya disambut dengan reaksi yang sangat berbeda; di Turki, dia mengaku dibesarkan di atas alas ini. Akan tetapi di sisi lain ada orang yang berkata, ‘Dia agak pengkhianat, bukan? Dia berubah menjadi Turki’.

“Itu sangat sulit karena pada satu titik saya adalah ikon mayoritas dan sekarang saya adalah bagian dari minoritas yang dipandang rendah dan tentu saja, sebagian besar, disalahpahami,” ucap Yusuf.

KHAZANAH REPUBLIKA

Yusuf Islam: Alquran Beri Tahu Tujuan Hidup Manusia

Musisi asal Inggris Cat Stevens memeluk Islam pada Desember 1977 ketika usianya 29 tahun. Setelah memeluk Islam, ia langsung mengganti namanya menjadi Yusuf Islam. Nama ini juga digunakan menjadi nama panggungnya sebagai musisi hingga saat ini.

Pria yang terlahir dengan nama Steven Demetre Georgiou ini dibesarkan dari keluarga yang berkecukupan secara finansial dari penganut Kristen. Beranjak remaja, ia merasa asing dengan agama yang ia anut. Ia sempat merasa bingung tentang siapa sebenarnya Tuhan.

Saat remaja, ia berpikir Tuhan adalah uang. Hal ini dikarenakan ia melihat orang-orang sekelilingnya dapat membeli barang-barang mewah dengan uang tersebut. Sehingga, saat itu ia berprinsip bahwa Tuhan adalah dunia dan uang. Untuk itu, ia memutuskan menjadi musisi terkenal agar memperoleh banyak uang.

Tak membutuhkan waktu yang lama bagi pria kelahiran London ini untuk menjadi musisi papan atas. Dunia berada di genggamannya. Kehidupan sebagai superstar membuat ia merasa lebih besar dari apa pun di dunia ini. Ia mulai akrab dengan minuman keras dan obat-obatan.

Setelah berada di puncak kesukesesan selama satu tahun, Yusuf Islam harus dirawat di rumah sakit karena menderita TB akibat pola hidupnya yang tak normal. Selama dirawat di rumah sakit, ia mulai merenungkan kehidupan. Ia berpikir apakah tujuan hidupnya hanya untuk mementingkan kebutuhan tubuh saja atau ada hal lainnya yang harus dipenuhi.

Saat itu, ia menyadari bahwa musibah yang menimpanya hingga harus dirawat di rumah sakit merupakan berkah dari Allah SWT. Allah menegurnya melalui musibah.

“Mengapa aku di sini. Mengapa aku di tempat tidur? Dan, saya mulai mencari beberapa jawaban. Saya mulai membaca dan hal pertama saya mulai menyadari kematian,” ujar Yusuf Islam, seperti dilansir islamtomorrow.com.

Musisi yang telah berusia 67 tahun ini menuturkan, saat dirawat di rumah sakit tersebut jiwanya selalu bergerak untuk mencari tahu tentang makna hidup dan kematian. Ia mulai mempelajari berbagai macam agama dan meninggalkan keyakinan yang ia anut sebelumnya.

Setelah sembuh dari sakitnya, Yusuf Islam kembali membuat musik dan menciptakan lagu yang mencerminkan pikirannya sendiri. Ia menulis lagu yang berjudul “The Way to Find God Out”.

Lagu-lagu yang diciptakannya semakin membuat pria kelahiran 21 Juli 1948 ini menjadi lebih terkenal di dunia musik. Ia menjadi semakin kaya dan terkenal dan pada saat yang sama ia dengan tulus mencari kebenaran dalam hidup.

Hasil pencarian sementara yang ia lakukan menyimpulkan, Buddha adalah agama yang benar dan mulia, tapi ia mengaku belum siap untuk mengucapkan selamat tinggal kepada dunia hiburan. Ia mengaku, terlalu melekat di dunia musik dan tidak siap untuk menapaki jalan biarawan dan mengisolasi diri dari masyarakat. Pria yang pernah meraih penghargaan Global Islamic Economy Awards for contributions toward peace through the Arts 2015 ini mencoba untuk melihat kembali ke dalam Alkitab dan tidak menemukan apa-apa.

Ketika itu, ia belum mengenal Islam. Namun, satu kejadian yang ia anggap sebuah keajaiban terjadi. Teman Muslimnya menghadiahkan Alquran kepadanya, meski Yusuf Islam belum bersyahadat, ia merasakan suatu kebenaran dalam Islam saat membaca kitab suci ini.

Selain itu, pengalaman saudaranya yang telah mengunjungi masjid di Yerussalem juga menginspirasi Yusuf Islam. Saudaranya tersebut menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke masjid tersebut. Saudaranya mengaku terkesan dengan bangunan tersebut dan menemukan suasana damai dan tenang ketika berada di dalamnya.

Lalu, ia memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Yerussalem. Di Yerussalem, ia pergi ke masjid yang dimaksud dan duduk di masjid tersebut. Seorang pria bertanya apa yang ia inginkan. “Aku bilang aku adalah seorang Muslim. Dia bertanya nama saya. Saya mengatakan kepadanya nama saya Stevens. Dia bingung. Saya kemudian ikut bergabung dalam shalat walaupun saya gagal menirukan gerakannya,” katanya.

Setelah mengunjungi Yerussalem, Cat Stevens kembali ke London dan menemui saudara perempuannya yang bernama Nafisa. Ia menyatakan keinginannya untuk memeluk Islam. Nafisa mengarahkan Cat Stevens ke Masjid New Regent.

Pada 1977 sekitar satu setengah tahun membaca terjemahan Alquran ia menyadari harus menyingkirkan kesombongan diri dan godaan setan. Lalu, pada Jumat, setelah shalat, ia menghadap imam dan mengucapkan syahadat.

Seakan muncul kontak langsung dengan Tuhan. Itulah kesan mendalam yang ditangkap Yusuf Islam selama berinteraksi dan mengkaji Alquran. Pertama kali menerima hadiah ini, ia seolah dibimbing dan kian mendapatkan kejelasan dalam dirinya. “Aku perlahan menemukan apa tujuan hidup, darimana kita berasal, dan lain sebagainya,” tuturnya.

Pada titik ini, musisi yang telah menerima sembilan penghargaan dalam bidang musik ini mulai kehilangan kebanggaan dalam dirinya. Selama ini, ia menganggap bahwa apa yang telah ia raih karena kehebatan dirinya. Tapi, ternyata ia menyadari bahwa apa yang telah yang dapatkan bukanlah berasal dari kekuatannya, melainkan karena kuasa Allah.

Dari sinilah ia merasa mulai menemukan keimanannya. Pada titik itu ia seolah telah menjadi Muslim dalam sekejap ketika membaca terjemahan Alquran. Walaupun, sebenarnya pada saat itu ia belum memeluk Islam. Ia menjadi sadar bahwa semua nabi yang diutus Allah membawa pesan yang sama, yaitu tauhid.

Ketika membaca Alquran lebih lanjut, ia mulai menemukan tentang tata cara ibadah, kebaikan, dan amal. Saat itu, ia bukan Muslim, tapi ia merasa Alquran memberikan jawaban atas apa yang ia cari selama ini. Untuk itu, ia meyakini bahwa agama yang benar, yaitu Islam.

 

REPUBLIKA