Keislaman Saad bin Abi Waqqash

Allah kemudian menurunkan ayat setelah ada peristiwa keteguhan Saad bin Abi WaqqASH dalam mempertahankan akidah Islam

DI ZAMAN  Rasulullah  ﷺ tersebutlah seorang pemuda berusia tujuh belas tahun yang bernama Saad bin Abi Waqqash.

Suatu hari pemuda itu berkata, “Pada suatu malam, di tahun ini, aku bermimpi seolah-olah tenggelam di dalam kegelapan yang bertumpuk-tumpuk. Ketika aku terbenam di dalam kegelapan itu, tiba-tiba ada cahaya bulan yang menerangiku.” “Aku kemudian mengikuti arah cahaya itu dan aku dapati di sana ada sekelompok manusia, di antara mereka terdapat Zaid bin Haritsash, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Bakar Ash-Shidiq. Aku bertanya, “Sejak kapan kalian ada di sini?” Mereka menjawab, “Satu jam.”

“Manakala siang telah muncul, aku mendengar suara dakwah Muhammad saw. kepada Islam. Aku meyakini bahwa aku sekarang berada di dalam kegelapan dan dakwah Muhammad saw. adalah cahaya itu. Maka, akupun mendatangi Muhammad dan aku dapati orang-orang yang kujumpai dalam mimpi, ada di samping beliau. Maka, aku pun masuk Islam.”

Tatkala Ibu Sa’ad mengetahui hal ini, dia mogok makan dan minum, padahal Sa’ad sangat berbakti kepadanya sehinga dia merayunya setiap waktu mengharapkannya untuk mau makan walau hanya sedikit, tapi ibunya menolak.

Manakala Sa’ad melihat ibunya tetap teguh berpendirian, dia berkata kepadanya, “Wahai ibu! Sesungguhnya aku sangat cinta kepadamu, namun aku lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya. Demi Allah, seadainya engkau mempunyai seratus nyawa lalu keluar dari dirimu satu persatu, aku tidak akan meninggalkan agamaku ini demi apapun juga.”

Tatkala sang ibu melihat keteguhan hati anaknya, dia pun menyerah lalu kembali makan dan minum meskipun tidak suka. Allah kemudian menurunkan ayat tentang mereka yang artinya, “Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kaum mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS: Luqman: 15).

Maha Benar Allah yang Maha Agung.*/ Asyabalunal ‘Ulama (65 Kisah Teladan Pemuda Islam Brilian), Muhammad Sulthan.

HIDAYATULLAH

Banjir Mualaf di Manado

Noah. Ini bukan nama grup musik yang terkenal itu. Ia nama bocah di Manado yang bikih heboh beberapa waktu lalu. Ia beragama Kristen seperti keluarganya. Karena tinggal tak jauh dari masjid ia sering datang ke masjid untuk bermain bersama teman-temannya. Lama-lama tak hanya main, ia juga ikut salat saat kawan-kawannya salat.

Tak ingin salah paham denga orangtua, pengurus masjid memanggil ayahnya. “Kami khawatir dituduh mengajak Noah salat,” kata Rio Effendi Turipno saat ditemui di Trawas Jatim Desember lalu. Rio adalah salah satu pengurus masjid itu.

Kemauan Noah ternyata tak bisa dicegah. Meski sudah dilarang ayahnya, ia tetap datang ke masjid dan ikut salat. Akhirnya ayahnya ‘menyerah’. “Ayahnya bilang, ‘sudahlah Ustadz, biar saja jika Noah masuk Islam,” kata Rio. ‘Bocil’ ini kemudian mengucapkan ikrar syahadat sebagai tanda masuk Islam, didampingi ayahnya. “Sejak peristiwa Noah kami seperti kebanjiran mualaf,” kata Rio.

Menurut catatan Yayasan Pembinaan Mualaf At Tauhid (YPM At Tauhid) Perwakilan Manado, sudah ada 600 mualaf. “Sehari kami mensyahadatkan 3-4 orang,” ujar Rio yang juga menjadi Ketua YPM At Tauhid Manando.

Manado dikenal sebagai kota dengan seribu gereja, karena memang rumah ibadah kaum Kristen ini bertebaran di mana-mana dan megah-megah. Di kota yang menjadi ibu kota Provinsi Sulawesi Utara ini agama Kristen adalah mayoritas. Hampir 70%, sedang Islam sekitar 30%. Jumlah penduduk Manado sendiri hampir 500 ribu berdasarkan catatan tahun 2023.

Mengapa warga Manado banyak yang masuk Islam? Nah, jawabannya bisa ditemukan di sini

HIDAYATULLAH

Kisah Masuk Islamnya Uskup Filipina Pakar Alkitab

Selama bertahun-tahun Kleopas Daclan menduduki jabatan tertinggi gereja Ortodoks Filipina, yakni uskup dan telah melayani gereja selama 21 tahun. Dia juga merupakan seorang pakar Alkitab dan mempelajarinya dalam berbagai bahasa, mulai dari bahasa Yunani, Ibrani dan Aram.

Meski begitu, pada tahun 2018 di usianya yang ke 64 tahun, Kleopas Daclan meninggalkan agama Kristen dan masuk Islam. Dia pun mengganti namanya menjadi Musa Ibrahim.

Mengapa bisa begitu?

Kisahnya dimulai ketika ia menjadi seorang pendeta di Gereja Ortodoks. Suatu hari ia membaca tentang Islam dan membaca beberapa ayat Al-Qur’an. Dia sangat menyukai monoteisme murni dalam Islam, karena doktrin Trinitas sangat sulit dalam agama Kristen dan sulit dipahami oleh siapa pun, jadi dia terus membaca tentang Islam dan dia menemukan bahwa sulit untuk memikirkan agama lain.

Sekali lagi, ia mulai mempelajari Alkitab dalam bahasa Yunani, Ibrani, dan Aram, namun ia terkejut ketika menemukan banyak sekali kesalahan dan kontradiksi dalam Alkitab. Semakin dalam ia membaca, semakin banyak kontradiksi yang tampak baginya.

Dia memulai studi perbandingan terhadap berbagai terjemahan Alkitab untuk mengetahui bahwa kontradiksi-kontradiksi tersebut semakin meningkat.

HIDAYATULLAH

Pesepak Bola Jerman Robert Bauer Resmi Memeluk Islam: Kisah Konversi yang Menginspirasi

Robert Bauer, pesepak bola berkebangsaan Jerman, baru-baru ini mengumumkan bahwa ia telah memeluk agama Islam. Pengumuman ini dibuatnya melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, di mana ia juga berbagi alasan di balik keputusannya untuk memeluk Islam.

Bauer, yang saat ini bermain sebagai pemain bek untuk klub Al Tai FC, berbagi momen saat sedang menjalankan sholat dalam unggahannya dua hari yang lalu. Dalam unggahan tersebut, ia mencantumkan penggalan ayat keempat dari surat Al Hadid, yang berbunyi, “Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.” Unggahan tersebut juga dilengkapi dengan tagar #alhamdulillah.

Hari ini, Bauer membagikan foto dirinya berdiri di depan sebuah layar besar yang menampilkan tulisan “Selamat Datang Robert Bauer.” Tulisan tersebut merupakan sambutan hangat untuk Bauer yang kini resmi menjadi bagian dari komunitas Muslim.

Dalam unggahan tersebut, Bauer juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua orang yang telah memberikan dukungan dan menguatkan dirinya selama perjalanannya menuju Islam. Ia mengungkapkan bahwa pengetahuannya tentang Islam diperoleh melalui istri dan keluarga istrinya.

“Perjalanan ini telah berlangsung bertahun-tahun, dan saya sangat berterima kasih kepada kalian semua yang telah membantu dan mendukung saya dalam perjalanan ini,” ungkap Bauer.

Unggahan Bauer mendapatkan banyak komentar positif dari para pengikutnya di media sosial. Banyak warganet yang memberikan selamat atas keputusannya untuk memeluk Islam dan mendoakan agar ia tetap kuat dalam keyakinannya.

“Alhamdulillah, selamat datang ke dalam agama penuh kasih, saudaraku,” komentar seorang warganet.

Tidak sedikit pula yang mendoakan agar Bauer tetap teguh dalam memeluk Islam dan menjadi seorang Muslim yang taat.

“Semoga Allah memberikanmu kesuksesan,” ujar warganet lainnya.

Sebelum bergabung dengan Liga Profesional Saudi pada bulan Mei tahun ini, Bauer telah bermain untuk beberapa klub Bundesliga terkemuka, seperti Werder Bremen dan 1.FC Nurnberg. Pengalaman bermainnya juga meliputi liga-liga di Rusia dan Belgia.

Menurut Pew Research Center, Islam merupakan agama dengan pertumbuhan paling cepat di dunia. Robert Bauer bergabung dalam daftar tokoh terkenal yang memutuskan untuk memeluk Islam, bergabung dengan atlet lain seperti Rodtang Jitmuangnon, juara bertahan dalam One Championship, dan pendeta Amerika Serikat Hilarion Heagy, yang juga memutuskan untuk menjadi mualaf pada bulan Februari lalu. Kisah konversi seperti ini memberikan inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia.

KHAZANAH REPUBLIKA

Kisah Mualaf: “Surat Maryam Buat Saya Yakin Islam Agama yang Benar”

Kita tidak tahu kapan, di mana, dan kepada siapa hidayah Allah SWT datang.Namun yang kita tahu, Allah telah memberi hidayah kepada para mualaf hingga akhirnya mereka menemukan kebenaran Islam.

Seringkali, hidayah tersebut baru datang setelah pencarian yang begitu panjang. Seperti yang dialami Laticia, seorang mualaf wanita Hispanik asal Amerika Serikat.

Meski kedua orang tuanya berasal dari Meksiko, Laticia dibesarkan di sebuah desa kecil di Santa Barbara, California dan tumbuh di lingkungan keluarga yang menganut agama Kristen Katolik.

Meskipun begitu, sejak usia 13 Laticia telah meninggalkan ajaran Katolik karena menurutnya agama Katolik tidak masuk akal.

Simak perjalanan hidup Laticia hingga akhirnya menjadi mualaf dan masuk Islam di sini

HIDAYATULLAH

Di Istiqlal Habib Umar bin Hafidz Bimbing Pria Non Muslim Masuk Islam

Di Istiqlal Habib Umar bin Hafidz bimbing pria Non Muslim masuk Islam. Peristiwa itu terjadi sebelum sholat subuh, Selasa (22/08) tadi. Ketika hendak melangsungkan jamaah di Masjid Istiqlal, ada seseorang non muslim mengenakan batik hitam mantab masuk Islam. Ketika muallaf, ia dibimbing langsung oleh Habib Umar bin Hafidz ulama besar dari Yaman. 

Masyallah, pria tersebut kemudian diberi nama oleh Habib Umar, Abu Bakar As Siddiq. Menurut Abu Bakar dirinya sangat beruntung bisa masuk Islam langsung dibimbing Habib, karena ia juga merupakan salah satu pengagum keilmuan dan akhlak Habib Umar yang sangat luar biasa. 

Kronologi Awal Abu Bakar Memilih Mualaf

Awal mulanya pria  tersebut sudah berniat sedari lama menghadiri acara majelis taklim yang dipimpin oleh Habib Umar di Jakarta. Ketika sudah di lokasi mengikuti acara, seketika dirinya merasa tersentuh dengan ceramah Habib Umar tentang kuasa Allah SWT beserta kedamaian dan keindahan Islam. Maka usai acara selesai pun, dirinya langsung menemui Habib Umar dan memintanya untuk membimbingnya masuk Islam. 

Maka sudah melihat dari keseriusan pria tersebut, Habib Umar dengan senang hati menerima permintaannya. Habib Umar juga langsung mengajarkan Si Abu Bakar terkait dua kalimat syahadat, kemudian tata cara berwudhu dan sholat, serta dasar-dasar Islam lainnya. Barulah setelahnya  Abu Bakar mengucap dua kalimat syahadat dan resmi menjadi seorang muslim, alhamdulillah.

Abu Bakar Menilai Islam Penuh Kasih Sayang

Dalam keterangannya di sejumlah media, Abu bakar mengaku sangat bahagia telah memeluk Islam. Dirinya bahkan mempercayai bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan kedamaian dan kasih sayang. Baik dari ajarannya yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an maupun pesan-pesan yang disampaikan para ulamanya. Ia juga berterima kasih kepada Habib Umar yang telah membimbingnya masuk Islam.

Dari kisah singkat mualaf tersebut, tentunya menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang universal dan terbuka bagi siapa saja. Islam tidak mengenal ras, suku, atau agama. Siapa pun yang ingin memeluk Islam, akan diterima dengan tangan terbuka. Semoga informasi ini dapat menginspirasi kita semua untuk lebih mencintai agama kita, mengenal, mempelajari, dan mendalami Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin.

Semoga kabar tentang di Istiqlal Habib Umar bin Hafidz Bimbing pria non muslim masuk Islam memberikan manfaat. Wallahu a’lam.

BINCANG SYARIAH

Mualaf Inggris Meninggal 24 Jam Usai Masuk Islam, Netizen: Akhir yang Bahagia

Mualaf beruntung itu adalah Anthony, seorang karyawan di sebuah supermarket di Birmingham, Inggris yang telah bekerja di sana selama bertahun-tahun. Dia tidak memiliki satupun keluarga, namun karyawan Muslim yang bekerja di supermarket yang sama memperlakukannya seperti keluarga.

Dia didiagnosa mengidap kanker dan dirawat di rumah sakit. Mengetahui bahwa perjalanan hidupnya akan segera berakhir, Anthony berwasiat dia ingin pemakamannya digelar di masjid.

Saudara Muslimnya menyebutkan bahwa wasiat Anthony tak bisa dipenuhi jika dirinya tidak mengucapkan 2 kalimat syahadat dan masuk Islam. Anthony lantas meminta agar dia dituntun mengucapkan syahadat.

Dengan nafas yang terenggah-enggah dan dibantu alat pernafasan, Anthony pun dituntun mengucapkan syahadat. “Saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi tidak Muhammad SAW adalah utusan Allah,” ucapnya disambut ucapan takbir, dalam video yang diunggah Ilmfeed pada Ahad (30/07/2023).

Hanya 24 jam kemudian, di hari Jumat yang mulia, Anthony menghembuskan nafas terakhirnya di usia 60 tahun. Pemakamannya dihadiri puluhan umat Islam di Green Lane.

“Ini menunjukkan bahwa tidak ada yang tahu seperti apa akhir hidup seseorang. Semoga Allah menjaga kita teguh dalam Islam dan membiarkan kita mati dengan iman dengan syahadat di bibir kita,” tulis Ilmfeed di Twitter.

Kolom komentar unggahan tersebut dipenuhi doa dan komentar para netizen.

“Akhir hidup yang bahagia dan semoga Allah menempatkannya di surga. MashaAllah,” ujar @FHadi92.

“Masya Allah… Dia sangat beruntung…” timpal @goldenboyz87.

“Jadi pada dasarnya dia mati semurni bayi. Hanya dosa 1 hari (kalau ada) seumur hidupnya. Semoga Allah memberinya Jannah,” ujar netizen lain.

Semoga kita semua dapat mengakhiri perjalanan hidup kita dengan keimanan dan Islam. Amiin.

HIDAYATULLAH

Kisah Tsumamah Masuk Islam Terpesona Akhlak Rasulullah

Artikel ini akan mengulik kisah Tsumamah masuk Islam karena terpesona akhlak Rasulullah. Ia adalah seorang yang terpikat akan budi pekerti dan tata cara dakwah Rasulullah yang sangat elok dan baik.

Suatu hari diceritakan dalam majelis taklim bahwa seorang murid bertanya dan mengadu kepada gurunya;

“wahai guruku, berikan aku satu kitab sehingga aku bisa berpegang padanya untuk dibaca. Bertahun-tahun saya mengaji dengan engkau, akan tetapi tidak ada kitab tertentu yang aku baca.” Sang guru pun tak kunjung menjawab, sehingga pertanyaan dan pernyataan si murid itu dibiarkan begitu saja oleh sang guru.

Merasa muridnya berada dalam kebingungan, akhirnya sang guru berkata kepada si murid, “Wahai muridku, jika benar keinginanmu untuk belajar kitab, maka belajarlah kamu untuk membaca saya. Sebagaimana para sahabat Rasulullah, mereka adalah orang-orang yang pandai membaca Nabi Muhammad Saw.” 

Kisah Tsumamah Masuk Islam 

Syahdan, dikisahkan juga ada seorang sahabat yang bernama Tsumamah bin Utsal tengah ditangkap oleh pasukan sahabat kemudian dibawa untuk menghadap Rasulullah di Madinah. Mengetahui hal itu, Rasulullah pada saat itu tersenyum dan berkata;

“wahai sahabat, apakah kalian tau dari golongan manakah dan siapakah orang yang kalian bawa ini?”. Para sahabat kemudian menjawab, “tidak ada satupun dari mereka yang mengetahuinya atau bahkan mengenalnya.”

Kemudian Rasulullah menjelaskan kepada para sahabatnya bahwa, “orang itu adalah kepala suku yang selalu memerangi kita namanya Tsumamah dari Sayyid bani Hanif.” Spontan para sahabat terkejut. “Jadi inilah buronan yang banyak mengganggu umat Islam di Madinah,” jawab para sahabat.

Pertanyaanya adalah, apakah nabi memberikan hukuman yang sangat berat setelah mengetahui yang sebenarnya? Rupanya tidak! Justru nabi memanggilnya dan bertanya, “wahai Tsumamah! Apakah kamu mau masuk Islam, atau adakah keinginan kamu untuk masuk Islam?”. Dengan tegas Tsumamah menjawab, “tidak. Saya tidak mau.” Kemudian Rasulullah berkata:

إن تقتل تقتل ذا دم، وإن تنعم تنعم على شاكر

Artinya: “Jika kamu membunuhku berarti kamu telah menumpahkan darah, namun jika kamu membebaskanku, berarti kamu telah membebaskan orang yang pandai berterima kasih.”

Akhirnya, Rasulullah kemudian dengan hikmahnya mengatakan, “kurunglah dia di dalam masjid, ikat dan jangan sampai dia bisa lolos menemukan jalan keluar.” Tentu saja, perintah nabi ini bertujuan agar Tsumamah bisa melihat kegiatan dan aktifitas Rasulullah dan para sahabatnya dari segi bersosial dengan cara mengedepankan akhlak, dakwah dengan ilmu, mendengarkan orang-orang bergerombol melantunkan ayat-ayat al-Qur’an yang langsung dipandu oleh Rasulullah.

Keesokan harinya, Tsumamah dipanggil dan ditawarkan kembali oleh Rasulullah, “wahai Tsumamah apakah kamu sudah ada niat dan keinginan untuk masuk Islam?”. Ternyata Tsumamah masih tidak ada niat untuk masuk Islam. Dengan tegasnya, ia menjawab, “tidak!”. Di hari ketiga Rasulullah mendatanginya lagi dan bertanya dengan pertanyaan yang sama, namun Tsumamah masih dengan jawaban yang sama. Akhirnya nabi kemudian membebaskannya, “baiklah hari ini kamu aku bebaskan”. 

Di hari itu Tsumamah bebas dalam keadaan belum Islam. Yang menarik, meski bebas dalam keadaan belum Islam, namun Tsumamah akhirnya mencari air untuk mandi dan membersihkan sekujur tubuhnya. Lalu ia kembali menuju ke masjid untuk menemui Rasulullah, dan mengulurkan tangannya seraya berkata: 

يارسول الله أمدد يدك فإني أشهد أن لا إله إلا الله وأنك محمد رسول الله 

Artinya: “Ya Rasulullah, ulurkan tanganmu saya sekarang masuk Islam. Dan saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan engkau Muhammad adalah utusan Allah.”

Setelah bersyahadah, Tsumamah kemudian berkata lagi, “ya Rasulullah, dulu dimuka bumi ini tidak ada wajah yang lebih saya benci dari pada wajahmu. Sekarang wajahmulah yang paling saya cintai. Dan, dulu dimuka bumi ini tidak ada kawanan yang saya benci melebihi sahabat-sahabatmu, tetapi sekarang sahabat-sahabatmu lah orang yang saya cintai.”

Pilihan untuk berserah diri ini bukanlah sebuah paksaan atau ancaman yang berakibat menghilangkan nyawa. Akan tetapi, ini benar-benar yang Islam ajarkan. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa Tsumamah tidak dari awal saja masuk Islam ketika berada dalam penjara?

Bahkan, justru sebaliknya, ia masuk Islam karena semenjak di penjara sering melihat akhlak dan cara Rasulullah berdakwah serta membumikan Islam di tanah Madinah. Inilah sebenarnya Islam, iman, dan mahabbah (cinta) yang tidak bisa terpisahkan. 

Bahkan, seringkali mahabbah akan semakin bertambah jika iman seseorang itu bertambah. Semakin sempurna jiwa seseorang, maka cintanya akan semakin bertambah. Dan semakin besar cinta yang dimilikinya, maka kebahagiaan dan kenikmatan yang dirasakannya akan semakin banyak.

Oleh karena itu, akhlak seseorang dapat diketahui dengan mengetahui para sahabat dan teman duduknya. Seorang penyair sufi mengatakan:

“Jika engkau berada dalam satu kaum, maka bergaullah dengan orang-orang yang terbaik. Janganlah bergaul dengan orang-orang yang tercela, sehingga engkau terjerumus ke dalam kehinaan. Janganlah bertanya tentang seseorang, tetapi bertanyalah tentang sahabatnya. Sebab, setiap orang akan mengikuti sahabatnya.”

Para sahabat nabi tidak akan mencapai kedudukan dan derajat yang tinggi setelah mereka berada dalam kegelapan jahiliyah, kecuali mereka harus bergaul kumpul dengan Rasulullah. Begitu juga, para tabi’in tidak akan meraih kemuliaan yang agung, kecuali setelah mereka bergaul dan berinteraksi dengan para sahabat nabi yang mulia.

Para ulama pewaris nabi itulah sebenarnya yang mentransformasikan agama kepada umat manusia. Ajaran agama terwujud dalam tingkah laku, kondisi, dan gerak-gerik mereka. Dan merekalah yang ditegaskan nabi dalam sabdanya: 

لا تزال طائفة من أمتي ظاهرين على الحق لا يضرهم من خذلهم حتي يأتي أمر الله وهم كذلك

Artinya: “Akan tetap ada segolongan dari umatku yang menegakkan kebenaran mereka tidak pernah terpengaruh oleh orang yang menghinakan mereka, sampai datang hari Kiamat dan mereka tetap berlaku seperti itu.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah). 

Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsir Mafatih al-Ghaib, ketika menafsirkan surat al-fatihah ia menyatakan, “bab ketiga, tentang rahasia-rahasia akal yang disimpulkan dari surat al-Fatihah.

Di dalamnya terdapat tiga pokok permasalahan, permasalahan ke tiga adalah sebagian ulama mengatakan bahwa ayat, “Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah [1]: 6-7).

Ini menunjukkan bahwa seorang murid tidak memiliki jalan untuk bisa sampai ke maqam hidayah dan mukasyafah, kecuali jika dia mengikuti mursyid-nya yang menunjukkan ke jalan lurus, serta menghindarkan dari titik-titik kesalahan dan jalan yang sesat. Sebab, kekurangan terdapat pada mayoritas manusia. Dan akal mereka tidak cukup untuk mengetahui yang benar dan membedakan yang salah.

Oleh karena itu, dibutuhkan seorang yang sempurna yang dapat diikuti oleh orang yang kurang sempurna, sehingga akal orang yang kurang sempurna dapat menjadi kuat dengan cahaya akal orang yang sempurna itu. Ketika itu, dia akan sampai ke tangga-tangga kebahagiaan dan kesempurnaan. 

Demikian kisah Tsumamah masuk Islam karena terpesona akhlak mulia Rasulullah. Wallahu a’lam bishawab.

BINCANG SYARIAH

Mansur Escudero, Mualaf yang Menyebarkan dan Memperjuangkan Islam di Spanyol

Seorang dokter asal Spanyol meninggalkan Kristen dan memilih Islam sebagai keyakinan yang ia anut. Dirinya merupakan lulusan Sekolah Yesuit St Stanislaus Koska di Malaga, Spanyol.

Ia adalah dokter bedah lulusan Universitas Complutense de Madrid (1973) serta merupakan seorang pakar di bidang neuropsikologi.

Bisa dikatakan bahwa perkembangan Islam di Spanyol tidak signifikan sebelum orang ini menjadi mualaf. Namun, Islam di Spanyol menjadi luar biasa usai orang ini menjadi bagiannya.

Francisco Escodero Pedati

Setelah masuk Islam dan menjadi mualaf pada tahun 1979, ia mengubah namanya dari Fransisco menjadi Mansur. Setahun kemudian pada 1980, Mansour mendirikan Komunitas Muslim Spanyol yang nantinya berganti menjadi Masyarakat Islam Spanyol.

Pria yang lahir pada 7 November 1947 kemudian menjadi salah satu pendiri Persatuan Institusi Agama di Spanyol, pendiri situs web “Islam” dan berpartisipasi dalam perjanjian kerjasama negara-negara Muslim dengan Asosiasi Islam di negara matador.

Mansur Escudero menjadi satu-satunya tokoh Islam Spanyol dalam “500 Tokoh Islam Paling Berpengaruh di Dunia”.

Istri

Sebelum ikut masuk Islam dan berganti nama menjadi “Sabura”, kami tidak menemukan catatan yang menyebutkan nama asli istri dari Mansur. Sabura turut terlibat dalam membantu perjuangan suaminya mengembangkan komunitas Islam dengan menjadi kepala editor di website Islam.

Pada 28 Oktober 1998, Sabura, istri Mansur Escodero, meninggal secara misterius, setelah ditikam secara brutal oleh pembunuh tak dikenal.

Meski begitu, kematian istrinya tidak membuatnya terintimidasi dan terus menyebarkan Islam tanpa henti.

Masjid Cordoba

Mansur terkenal karena perjuangannya menuntut hak agar umat Islam dapat sholat di masjid Cordoba, hal yang oleh esktrem kanan Spanyol tentang.
Masjid Cordoba awalnya adalah sebuah gereja bernama St Vincent. Pada tahun 987 saat Islam mulai masuk ke Spanyol, Emir Abdurrahman membeli gereja tersebut dan mengubahnya menjadi masjid.

Namun, saat Kerajaan Kristen Spanyol menaklukkan Cordoba pada abad 13 mereka merebut dan mengubah masjid tersebut menjadi gereja dan melarang umat Islam beribadah di sana.

Surat ke Vatikan dan Demonstrasi

Mansur bahkan mengirim surat ke ‘Vatikan’ memintanya untuk campur tangan agar mengizinkan umat Islam di kota itu berdoa di masjid bersejarah terbesar di kota itu, yang berubah menjadi gereja setelah jatuhnya kota pada tahun 1236 M/633 Migrasi, tetapi permintaannya ditolak.

Tidak patah arang, Mansur bersama Muslim Spanyol melakukan bermacam cara. Salah satunya adalah aksi demonstrasi dengan menggelar sajadah dan sholat di tengah Masjid Cordoba.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Georgetown American Catholic Research University, di mana Mansur Escodero adalah “satu-satunya Muslim Hispanik” dalam daftar Muslim paling berpengaruh di dunia, menjadi anggota pendiri dan direktur beberapa lembaga Islam, dan upayanya yang berkelanjutan untuk menyebarkan Islam dan mempertahankannya, dan berusaha mendapatkan izin bagi umat Islam untuk berdoa di Masjid Cordoba.

Mansur Escodero wafat saat melaksanakan shalat Subuh pada 3 Oktober 2010 pada usia 63 tahun.

Kami mohon kepada Allah SWT untuk melimpahkan ampunan kepadanya

Semoga Allah memberinya firdaus tertinggi dan membalasnya dengan pahala terbaik atas apa yang telah dia berikan kepada Islam.*

HIDAYATULLAH

Pecinta Seni asal Inggris Masuk Islam karena Al-Quran

Sebastian Van’t Hoff adalah seorang dosen. Dia saat ini tinggal di Oxford, Inggris. Dirinya mempelajari sejarah seni dan merupakan pecinta seni.

Menurut situs volzin.nu, Van’t Hoff aktif dalam gerakan antaragama dan menjadi manajer pusat retret multiagama Loudwater Farm. Van ‘t Hoff seringkali menulis tentang perjumpaan dengan sesama manusia, Islam, seni dan budaya.

Di Facebook, pria yang juga pemilik galeri itu menceritakan bagaimana pertemuannya dengan Islam dan alasan sehingga akhirnya memilih untuk menjadi masuk Islam dan menjadi mualaf.

“Saya masuk Islam sekitar empat puluh tahun yang lalu. Alasannya, saya terharu sampai menitikkan air mata membaca Al-Qur’an dan Sirah; Saya tahu saya sedang membaca kebenaran,” tulisnya.

Van’t Hoff mengaku pada saat itu ia memiliki beberapa kenalan Muslim dan merasakan bahwa mereka “memiliki sesuatu”.

“Pada masa itu saya juga memiliki beberapa rekan dan teman Muslim. Saya sangat menyukai mereka dan merasakan bahwa mereka ‘memiliki sesuatu’. Saya sangat merasakannya di rumah mereka. Ada kemurnian dan kedamaian di rumah-rumah ini di mana orang mengarahkan diri mereka kepada Tuhan lima kali sehari,” imbuh Van’t Hoff. Selain itu, ia menyukai kebersihan yang diajarkan oleh Islam.

“(Saya juga menyukai kebersihan saat melepas sepatu saat memasuki rumah.) Belakangan saya menyadari perasaan yang sama di masjid yang seringkali seperti oasis di kota yang sibuk. Saya menyukai “perasaan Muslim” yang bersih ini,” ujarnya kagum.

Menariknya, meski memiliki beberapa teman Muslim, Van’t Hoff mengungkapkan bahwa mereka tidak pernah berbicara tentang Islam dengannya dan dirinya pun tak pernah bertanya kepada mereka.

“Perilaku merekalah yang menyentuh saya dan membuat saya merasakan cinta kepada mereka,” aku Van’t Hoff.

Ketertarikannya kepada Islam terutama adalah karena Al-Quran, kitab yang diturunkan Allah untuk umat manusia. Hal tersebut tidak lepas dari kesukaan Van’t Hoff dalam membaca.

“Saya seseorang yang mengambil pengetahuan melalui membaca, saya selalu suka membaca. Itulah mengapa membaca Al-Qur’an adalah alasan utama saya tertarik pada Islam. Saya tidak suka ceramah dan khotbah dan tentunya bukan seseorang yang mencoba meyakinkan saya tentang sesuatu. Salah satu keajaiban Al-Qur’an adalah bahwa bahkan dengan terjemahan yang buruk (jelas, tidak ada yang bisa melampaui bahasa Arab yang luar biasa yang terkandung di dalamnya) Al-Qur’an masih dapat menggerakkan orang dan membawa mereka lebih dekat kepada Tuhan,” ungkap Van’t Hoff.*

HIDAYATULLAH