Tanda-tanda Husnul Khatimah

Tanda-tanda Husnul Khatimah

Apa saja tanda husnul khatimah bagi seorang muslim? Sebuah akhir kehidupan yang manis bagi seorang muslim tentu sangat didambakan oleh setiap orang yang meyakini adanya surga dan neraka.

عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّه كَانَ بِخُرَاسَانَ فَعَادَ أَخًا لَهُ وَهُوَ مَرِيضٌ فَوَجَدَهُ بِالْمَوْتِ وَإِذَا هُوَ يَعْرَقُ جَبِينُهُ فَقَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَوْتُ الْمُؤْمِنِ بِعَرَقِ الْجَبِينِ (رواه احمد)

Dari Buraidah radhiyallahu anhu, bahwa ketika ia berada di Khurasan, ia menjenguk saudaranya yang sedang sakit.

Saat tersebut, ia menemuinya tengah sekarat dan dahinya berkeringat, ia berkata: Allaahu Akbar, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang mu`min meninggal dunia dengan (mengeluarkan) keringat di dahinya.” (HR. Ahmad)

Di antara ciri husnul khatimah adalah sebagai berikut.

Keringat di dahi saat wafat

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits Buraidah radhiyallahu anhu di atas, saat beliau di Khurasan menjenguk saudaranya yang sakit lalu wafat dan keluar keringat di dahinya.

Maka beliau berakhir seraya menyampaikan hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bahwa seorang mu’min wafat dengan keringat di dahinya.

Mengucapkan kalimat La Ilaha Illallah

Hal ini sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berikut:

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang akhir perkataannya (sebelum meninggal dunia) ‘LAA ILAAHA ILLALLAAH” maka ia akan masuk surga.” (HR. Abu Daud)

Wafat malam Jumat atau hari Jumat

Hal ini sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam;

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ

Dari Abdullah bin ‘Amr berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at, kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.” (HR. Tirmidzi)

Wafat terkena wabah penyakit

Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam;

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ

Dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang yang mati karena penyakit sampar adalah syahid bagi setiap muslim.” (HR. Bukhari)

Wafat karena penyakit di perut

Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam;

وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌِ

“Barang siapa yang wafat karena penyakit di perut adalah syahid.” (HR. Muslim)

Wafat karena tenggelam dan tertimpa reruntuhan dan longsoran

Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ فَأَخَّرَهُ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ وَقَالَ الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ketika laki-laki sedang berjalan dan menemukan ranting berduri di tengah jalan, kemudian dia menyingkirkan ranting tersebut hingga Allah pun bersyukur kepadanya lalu mengampuni dosa-dosanya.”

Lalu beliau bersabda: “Syuhada’ itu ada lima macam; meninggal karena penyakit kolera, orang yang meninggal karena sakit perut, orang yang tenggelam, orang yang meninggal karena reruntuhan, dan orang yang syahid karena berjuang di jalan Allah ‘azza wajalla.” (HR. Muslim)

Wanita yang wafat ketika melahirkan

Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam;

وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدَةٌ

“Dan wanita yang mati bersama janinnya syahidah.” (HR. Ahmad)

Wafat mempertahankan harta, keluarga, dan kehormatannya

Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam;

عَنْ سَعِيدِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ قُتِلَ دُونَ أَهْلِهِ أَوْ دُونَ دَمِهِ أَوْ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ

Dari Sa’id bin Zaid dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Siapa yang wafat karena membela hartanya maka ia syahid, siapa yang wafat karena membela keluarganya maka ia syahid, atau karena membela darahnya, atau karena membela agamanya maka ia syahid.” (HR. Abu Daud)

Wafat dalam beramal shaleh

Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam;

عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ أَسْنَدْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى صَدْرِي فَقَالَ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ حَسَنٌ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ صَامَ يَوْمًا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

Dari Hudzaifah bin Al Yaman berkata; Aku sandarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam di dadaku, lalu beliau bersabda:

“Barangsiapa mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH -berkata Hasan: karena mencari- wajah Allah dan ia mati dengannya, ia masuk surga, barangsiapa puasa sehari karena mencari wajah Allah dan ia mati dengannya, ia masuk surga dan barangsiapa mensedekahkan sesuatu karena mencari wajah Allah dan ia mati dengannya, ia masuk surga.” (HR. Ahmad)

Wafat karena menjaga cintanya kepada seseorang dengan tidak berbuat dosa

Dalam riwayat disebutkan; “Barang siapa yang sangat mencintai seseorang kemudian ia tetap menjaga diri dari perbuatan dosa, dan menyimpan cintanya sampai ia wafat maka ia telah mati syahid.” (HR. Al-Hakim, Al-Khatib, Ibnu Asakir dan Ad-Dailamy). []

PUSAT STUDI ISLAM