Valentine’s Day dan Kesyirikan

VALENTINES Day sering melekat dalam ingatan anak muda pada setiap 14 Februari. Seorang muslim tentu generasi yang tidak hanya ikut-ikutan, namun seorang muslim adalah generasi yang menegakkan sikapnya dengan ilmu. Generasi yang menjadikan wahyu ilahiah sebagai pijakan dalam mengarungi kehidupan.

Ada apa di balik Valentines Day yang banyak manusia menjadikannya sebagai hari kasih sayang internasional? Dalam pandangan Islam, perayaan seperti ini tidak lepas dari syirik dan kemungkaran lainnnya. Dari literasi yang ada, terungkap kesyirikan perayaan Valentines Day.

Valentines Day tidak dapat dipisahkan dari sejarah Rowami kuno berkaitan dengan upacara kesyirikan mereka. Sehingga apabila kita merayakan hari tersebut, maka kita secara sadar atau tidak sadar terlibat dalam praktek kesyirikan. Ya, kita merayakan kesyirikan. Dan kesyirikan adalah penyakit yang sangat fatal dan membinasakan dalam agama islam.

Allah Azza Wa Jalla berfirman, Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: Jika kamu berbuat syirik, niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi (Qs. Az Zumar: 65).

Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan sebab turunnya ayat ini, Para salaf menyebutkan sebab turunnya ayat ini sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Abi Hatim dan lainnya, dari Ibnu Abbas radhiallahuanhu, bahwasanya kaum Musyrikin dengan kejahilan mereka, mengajak Rasulullah shallallahualaihi wasallam untuk beribadah kepada sesembahan mereka bersama mereka (Tafsir Ibnu Katsir).

Imam Ath Thabari rahimahullah menafsirkan, maksudnya, jika engkau berbuat syirik terhadap Allah wahai Muhammad, maka akan terhapus amalanmu. Dan engkau tidak akan mendapatkan pahala, juga tidak mendapatkan balasan, kecuali balasan yang pantas bagi orang yang berbuat syirik kepada Allah (Tafsir Ath Thabari).

Allah sediakan balasan bagi yang berbuat syirik. Firman Allah, Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (QS. An Nisa: 48). Allah tidak akan mengampuni dosa syirik pelaku, bila ia menemui Allah dalam keadaan belum bertaubat.

Inginkah anda terlibat wahai pemuda muslim dalam acara yang bernuansa kesyirikan yang tidak dapat terpisahkan dari sejarah upacara kesyirikan? Tentu tidak. [*]

 

INILAH.COM