Wasiat Luqman (1) : Bersyukurlah kepada Allah

Pada artikel sebelumnya kita telah membahas Siapakah Luqman yang Allah Abadikan Namanya dalam Al Qur’an?

Perintah untuk Bersyukur

Kisah Luqman dalam Al Qur’an diawali dengan penyebutan anugerah hikmah kepadanya dan perintah untuk bersyukur kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman : 

وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

“ Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, dan Kami perintahkan kepadanya, “Bersyukurlah kepada Allah”. Dan barangsiapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. ” (Luqman : 12)

Dalam ayat ini Allah memerintahkan Luqman untuk bersyukur kepada-Nya atas hikmah yang telah dianugerahkan kepada dirinya. Syaikh ‘Abdurrahman As Sa’di rahimahullah menjelasakan bahwa dalam ayat ini Allah memerintahkan Luqman untuk bersyukur kepada Allah atas apa yang telah Allah berikan kepada-Nya agar Allah senantiasa memberkahinya dan terus menambah nikmat dan keutamaan kepada dirinya. Allah juga menceritakan bahwa syukurnya orang yang bersyukur pasti manfaatnya akan kembali kepada dirinya sendiri. Dan sebaliknya barangsiapa yang kufur dan enggan bersyukur kepada Allah maka kerugian dan kesengsaraan juga akan kembali kepada dirinya sendiri. (Lihat Tafsir As Sa’di)

Perintah Allah kepada Luqman dalam ayat ini menjadi pelajaran dan wasiat bagi kita semua, hendaknya kita sebagai hamba harus senantiasa bersyukur kepada Allah.

Makna dan Hakikat Syukur

Dalam firman Allah ( اشْكُرْ لِلَّهِ) (beryukurlah kepada Allah) terdapat huruf lam yang menunjukkan kekhususan dan keistimewaan. Artinya syukur secara mutlak hanyalah boleh ditujukan kepada Allah saja dan tidak boleh ditujukan kepada selain Allah.Oleh karena itu seorang hamba wajib dalam hatinya hanya bersyukur kepada Allah.  

Syukur maknanya adalah merealisasikan ketaatan kepada Allah yang telah memberi nikmat dengan cara meyakininya dalam hati, memuji dengan lisan, dan melakukaan taat dengan anggota badan. Maka yang terkait dengan syukur meliputi lisan, hati, dan juga seluruh anggota badan. 

Ada perbedaan antara syukur dan pujian. Seseorang bersyukur disebabkan karena adanya nikmat dari Allah. Adapaun pujian (الحمد) penyebabnya adalah adanya kesempurnaan dari yang dipuji dan adanya pemberian darinya. Sehingga seorang hamba memuji Allah disebabkan karena dua alasan, yaitu kesempurnaan Allah dan juga memuji-Nya karena nikmat yang Allah berikan kepada hamba tersebut. Namun memuji hanya terbatas dilakukan oleh lisan saja. Adapun bersyukur maka meliputi syukur dengan hati, lisan, dan anggota badan.

Baca Juga: Sujud Syukur Setiap Selesai Shalat

Faidah Bersyukur 

Allah Ta’ala menjelasakan : 

 وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ 

Dan barangsiapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri. “

Apa maksud ayat ini ? Para ulama tafsir menjelasakan bahwa pahala syukur akan kembali kepada orang yang bersyukur. Maka ini merupakan manfaat yang akan kembali kepada dirinya. Bukanlah maksudnya syukur akan kembali kepada Allah dan memberikan manfaat untuk Allah, karena hakikatnya Allah tidak mendapat manfaat dari ketaatan hamba-Nya dan tidak pula mendapat mudharat dari kemaksiatan hamba-Nya. Oleh karena itu faidah dan manfaat dari besyukur kembalinya kepada orang yang telah bersyukur tersebut.

Dalil-dail lain yang menyebutkan tentang hal ini di antaranya :

مَنْ عَمِلَ صَالِحاً فَلِنَفْسِهِ

“ Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri “ (Fushilat : 46)

وَمَنْ عَمِلَ صَالِحاً فَلِأَنفُسِهِمْ يَمْهَدُونَ

“ Dan barangsiapa yang beramal shalih maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan) “ (Ar Ruum : 44)

Dalam sebuah hadits qudsi, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِى مُلْكِى شَيْئًا

“ Seandainya orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, seluruh manusia dan jin, mereka semua bertakwa seperti orang yang paling bertakwa di antara kalian, maka niscaya tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikit pun. “ (H.R Muslim) (Lihat at Tashiil li Ta’wwil at Tanziil Tafsir Surat Luqman karya Syaikh Musthofa al ‘Adawy )

Tidak Bersyukur Berarti Kufur

Lawan dari syukur adalah kufur. Allah berfirman :

وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

“ Dan barangsiapa yang tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. ” (Luqman : 12)

Perlu diingat, bahwa perbuatan orang-orang yang kufur terhadap nikmat Allah sama sekali tidak akan memberi mudahrat bagi Allah dan sedikitpun tidak mengurangi kekuasaan Allah karena Dia adalah Al Ghaniy (Zat Yang Maha Kaya dan Tidak Membutuhkan Selainnya) . Demikian pula perbuatan orang-orang yang kufur tidak akan mengurangi hikmah dan keadilan Allah, karena Dia adalah Al Hamiid (Zat Yang Maha Terpuji)

Maka adanya orang yang bersyukur terhadap nikmat Allah dan ada pula orang-orang yang berbuat kufur terhadap nikmat tersebut terdapat hikmah di dalamnya. Hikmahnya adalah untuk membedakan keutaaman syukur dan bahayanya perbuatan kufur. Jika tidak ada bedanya, maka kondisi manusia akan sama sehingga niscaya tidak bisa terbedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk. 

Faidah Ayat

Surat Luqman ayat ke-12 ini mengandung beberapa faidah :

  1. . Penjelasan adanya anugerah hikmah yang Allah berikan kepada Luqman.
  2. . Hikmah terkadang Allah berikan kepada hamba-Nya yang bukan Nabi, karena menurut jumhur ulama Luqman bukanlah termasuk Nabi.
  3. . Wajibnya bersyukur kepada Allah, karen Allah memerintahkan ( اشْكُرْ لِلَّهِ ) ( bersyukurlah kepada Allah )
  4. . Syukur kepada Allah termasuk bagian dari hikmah, karena hikmah maknanya adalah sesuai dengan kebenaran dan menempatkan sesuatu sesuai dengan semestinya. Tidak diragukan lagi bahwa orang yang bersyukur berarti dia telah merealisasikan hal tersebut.
  5. . Balasan syukur kembalinya kepada hamba yang telah bersyukur tersebut. 
  6. . Orang yang mendapat anugerah hikmah maka hendaknya lebih bersyukur kepada Allah dibanding dengan yang tidak mendapatkannya. 
  7. . Allah tidak mendapat manfaat sedikitpun dari ketaatan orang yang berbuat taat, bahkan ketaatan tersebut manfaatnya akan kembali kepada hamba itu sendiri. 
  8. . Perbuatan kufur tidak sedikitpun memberikan mudharat bagi Allah.
  9. . Penentapan adanya dua nama bagi Allah yaitu Al Ghaniy (Zat Yang Maha Kaya dan Tidak Membutuhkan Selainnya) dan Al Hamiid (Zat Yang Maha Terpuji) serta kandungan sifat yang ada dalam dua nama tersbut.
  10. . Allah disifat dengan dua sifat sekaligus yaitu ghinaa (tidak membutuhkan yang lain) dan al hamd (yang terpuji).  Tidak setiap yang ghaniy itu terpuji dan tidak setiap yang terpuji itu ghaniy. Adapun Allah memiliki kedua sifat tersebut sekaligus yang menunjukkan kesempurnaan sifat-sifat Nya. 

Demikian pembahasan surat Luqman ayat ke-12. Semoga Allah menjadikan kita termsuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa bersyukur atas setiap nikmat yang kita dapatkan. 

Penulis : Adika Mianoki

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/53718-wasiat-luqman-1-bersyukurlah-kepada-allah.html