10 Kiat Menjadi Suami yang Baik (bagian 3)

ISLAM memberikan banyak kiat untuk menjadi suami yang baik. Bagaimanakah cara untuk menjadi suami yang baik? Berikut ini kami sampaikan 10 kiat, yaitu:

6. Melihat sisi positif istri Anda

Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda,

“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika sang suami tidak menyukai suatu akhlak pada sang istri, maka hendaklah ia melihat sisi lain yang ia ridhai.” (HR. Muslim, no. 1469).

7. Jangan memukul wajah istri dan jangan pula menjelek-jelekkannya

Muawiyah al Qusyairi, pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai kewajiban suami pada istri, lantas Rasulullah bersabda,

“Engkau memberinya makan sebagaimana engkau makan. Engkau memberinya pakaian sebagaimana engkau berpakaian -atau engkau usahakan-, dan jangan engkau memukul wajah, dan jangan pula menjelek-jelekkannya serta jangan pula mendiamkannya(dalam rangka nasihat) selain di rumah.” (HR. Abu Daud, no. 2142).

8. Jangan meng-hajr (pisah ranjang dalam rangka mendidik) selain di dalam rumah

Allah berfirman, artinya, “Dan hajr-lah (pisahkanlah mereka) di tempat tidur mereka.” (QS an-Nisa: 34)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sadi mengatakan bahwa maknanya adalah tidak satu ranjang dengannya dan tidak berhubungan intim dengan istri sampai ia sadar dari kesalahannya (Taisir al-Karimir Rahman, ibn Sadi).

9. Membenahi Kesalahan Istri dengan Baik

“Dan berwasiatlah kepada wanita dengan kebaikan, karena sesungguhnya dia diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian yang paling bengkok adalah tulang rusuk yang paling atas, jika kamu berusaha untuk meluruskannya, niscaya akan patah, jika kamu membiarkannya, niscaya tetap bengkok, maka berwasiatlah terhadap wanita dengan kebaikan.” (HR. Muslim, no.3720).

10. Memberikan nafkah batin

Inilah salah satu pelajaran dari hadits Abu Darda berikut ini.

Nabi mempersaudarakan Salman dan Abu Darda. Suatu saat Salman mengunjungi saudaranya- Abu Darda. Ketika itu Salman melihat Ummu Darda, dalam keadaan tidak gembira. Salman pun berkata kepada Ummu Darda, “Kenapa keadaanmu seperti ini?”

“Saudaramu, Abu Darda, seakan-akan ia tidak lagi mempedulikan dunia”, jawab wanita tersebut. Ketika Abu Darda` tiba, dia membuatkan makanan untuk Salman lalu berkata, “Makanlah karena aku sedang berpuasa.” Salman menjawab, “Saya tidak akan makan hingga kamu ikut makan.” Akhirnya Abu Darda pun makan.

Ketika tiba waktu malam, Abu Darda beranjak untuk melaksanakan shalat namun Salman berkata kepadanya, Tidurlah. Abu Darda` pun tidur, tidak berapa lama kemudian dia beranjak untuk mengerjakan shalat, namun Salman tetap berkata, Tidurlah. Akhirnya dia tidur.

Ketika di akhir malam, Salman berkata kepadanya, Sekarang bangunlah, Abu Juhaifah berkata, Keduanya pun bangun dan melaksanakan shalat, setelah itu Salman berkata, Sesungguhnya Rabbmu memiliki hak, dan badanmu memiliki hak, istrimu memiliki hak atas dirimu, maka berikanlah hak setiap yang memiliki hak.” Selang beberapa saat Nabi datang, lalu hal itu diberitahukan kepada beliau, Nabi bersabda, “Salman benar.” (HR al-Bukhari, no. 968).

Menurut pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad dan pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, seorang suami wajib menyetubuhi istrinya sesuai dengan kemampuan suami dan kecukupan istri.

Akhirnya, semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk mengamalkan segala hal yang dicintai dan diridhai-Nya. Amien. Allahu alam.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.

 

 

[Disarikan dari berbagai sumber dengan sedikit gubahan/alsofwah]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2305431/10-kiat-menjadi-suami-yang-baik-bagian-3#sthash.hmyvGyJk.dpuf