Sepuluh Kunci Lapang Dada

10 Kunci Meraih Rasa Lapang Dada (Bag. 8)

Baca pembahasan sebelumnya pada artikel kami yang berjudul 10 Kunci Meraih Rasa Lapang Dada (Bag. 7).

Bismillah wal hamdulillah, wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du.

Sebab kesepuluh, mengikuti nabi mulia Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan sebaik-baiknya

Pada pembahasan yang telah lalu kita telah membahas 9 sebab untuk mendapatkan kelapangan dada, di mana kelapangan dada adalah tujuan yang sangat mulia. Dengannya kita bisa lebih menerima semua karunia yang telah Allah berikan dan membantu kita menjadi hamba yang lebih bersyukur. Allah Ta’ala berfirman,

وَاشْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Syukurilah nikmat Allah jika kalian benar-benar hanya beribadah pada-Nya” (QS. An-Nahl: 114).

Ayat di atas menjelaskan dengan jelas, bahwa bersyukur dan lapang dada dengan semua nikmat dan takdir yang telah Allah Ta’ala berikan kepada kita merupakan salah satu bukti keimanan dan ketauhidan kita kepada Allah. Sebalikannya, orang yang tidak lapang dada dan legowo, maka itu merupakan pertanda kurangnya keimanan kita, serta lemahnya keyakinan kita bahwa Allah lah satu-satunya Dzat yang berhak disembah.

Allah Ta’ala juga menjanjikan balasan istimewa bagi hamba-Nya yang bersyukur. Allah juga mengiringi ancaman bagi orang yang tidak bisa bersyukur. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Ingatlah tatkala Rabb kalian menetapkan, ‘Jika kalian bersyukur niscaya akan Ku tambah (nikmat-Ku) pada kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat pedih’” (QS. Ibrahim: 7).

Mengikuti nabi mulia Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan kunci utama lapangnya dada

Mengikuti sunah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, berada di atas manhajnya yang lurus, mengikuti semua petunjuknya, merupakan sebab lapangnya dada. Bahkan hal tersebut merupakan rangkuman dari semua pembahasan mengenai sebab lapangnya dada. Kenapa? Karena apa yang kita lakukan ini adalah mencontoh orang yang paling lapang dadanya, paling mulia akhlaknya, paling bagus riwayat hidupannya, dan paling suci kepribadiannya. Allah Ta’ala berfirman,

اَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ

“Bukankah kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)? (QS. Al-Insyirah: 1).

Sebagai bentuk Allah Ta’ala melapangkan dada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah dengan meluaskannya serta mengumpulkan semua keutamaan, kesempurnaan, adab-adab dengan segala bentuknya di dalam hatinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak” (HR Al-Baihaqi. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

Sehingga semakin banyak seorang hamba mengikuti Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, mengikuti petunjuknya yang mulia, maka ia akan mendapatkan yang sepantas dengannya dari kelapangan dada, rileksnya pikiran, dan tenangnya hati.

Imam Ibnu Qayyim Rahimahullah berkata,

“Maksudnya adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan makhluk yang paling sempurna. Hal itu dikarenakan Rasulullah memiliki sifat dada yang lapang, hati yang luas, dan penyejuk mata, serta apa-apa yang beliau dapatkan secara khusus.

Sejauh mana seseorang mengikuti Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam secara sempurna, sejauh itu pula ia meraih kelapangan, kelezatan, dan sejuknya mata. Hal itu dikarenakan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang memiliki kedudukan dan keluasan dada paling tinggi, namanya sering disebut, dan beratnya timbangan beliau di akhirat kelak. Seberapa besar balasan yang didapatkan oleh pengikutinya, sebesar apa ia mengikuti Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Sesungguhnya Allah-lah sebaik-baik penolong.

Salah satu keutamaan orang yang mengikuti Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah penjagaan dan perlindungan dari Allah untuk mereka. Selain itu, mereka mendapatkan kemuliaan dan pertolongan dari-Nya, sesuai dengan porsi dan besarnya ia mengikuti Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Bagi mereka yang telah Allah Ta’ala berikan kebaikan, maka ia harus memuji Allah Ta’ala. Barang siapa yang mendapatkan selain hal itu, maka tidak ada yang bisa ia salahkan kecuali dirinya sendiri.”

Lalu bagaimana cara kita mengikuti sunah-sunah Rasulullah di kehidupan sehari-hari? Sehingga dengan melakukan hal tersebut, kita memperoleh kelapangan dada serta tenangnya pikiran?

Beberapa sunah Nabi Muhammad di kehidupan sehari-hari

Terdapat banyak sekali sunah-sunah Rasulullah yang bisa kita praktikkan sehari-hari, yang mana beberapa diantaranya sering kali dilupakan oleh seorang muslim, diantara sunah-sunah tersebut adalah:

1. Membaca zikir pagi, seperti membaca ayat kursi, surat Al-Ikhlas, Al-Muawwidzatain (surat Al-Falaq dan An-Naas), dan lain sebagainya;

2. Memperhatikan adab-adab saat berjumpa dengan sesama muslim, seperti mengucapkan salam, tersenyum, dan berjabat tangan;

3. Memperhatikan adab-adab makan, seperti membaca doa sebelum makan, memakan dengan tangan kanan, mengambil makanan yang dekat dengannya, makan menggunakan tiga jari, dan menjilat sisa-sisa makanan yang berada di jari jemarinya;

4. Mengerjakan salat sunah nawafil di rumah, berdasarkan hadis nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam,

فإنَّ خَيْرَ صَلَاةِ المَرْءِ في بَيْتِهِ إلَّا الصَّلَاةَ المَكْتوبة

“Sebaik-baik salat seorang hamba adalah di rumahnya, kecuali salat wajib lima waktu” (HR. Bukhari).

5. Mengerjakan sunah-sunah tidur, seperti membaca ayat kursi, tidur dalam keadaan suci, bertumpu dengan badan bagian kanannya/miring ke kanan, membersihkan kasur sebelum tidur, dan meletakkan telapak tangan kanan di bawah pipi kanan;

6. Memperaktekkan sunah-sunah mengenakan pakaian, seperti memulai menggunakan sepatu/sandal sebelah kanan terlebih dahulu, melepas sepatu/sandal sebelah kiri terlebih dahulu, tidak menggunakan sepatu/sandal satu sisi saja (kanan atau kiri), menggunakan baju yang berwarna putih, dan memulai sisi kanan terlebih dahulu ketika menyisir;

7. Mempraktekkan sunah-sunah saat bersin dan menguap, seperti mengucapkan, “Alhamdulilah” setelah bersin, lalu orang yang mendengarnya mengucapkan, “Yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu)” , lalu orang yang bersin menjawab kembali, “Yahdikumullah wa yuslihu baalakum (semoga Allah memberimu hidayah dan memperbaiki keadaan kalian).” Sedangkan sunah ketika menguap adalah sebisa mungkin menahannya atau menutupknya dengan tangan, sehingga mulutnya tidak sampai tampak terbuka lebar.

Baca Juga: Mengamalkan Sunnah Nabi ketika Banyak yang Meninggalkannya

Keutamaan yang kita peroleh saat mengikuti sunah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam

1. Meraih kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dan akhirat, dikarenakan apa yang kita lakukan itu menyebarkan kemuliaan dan memerangi kebatilan serta kekejian;

2. Mendapatkan pengawasan Allah Ta’ala serta terkabulnya doa kita;

3. Menutup kekurangan dan ketidaksempurnaan kita saat mengerjakan ibadah wajib dan menjauhi jalan-jalan yang menghantarkan kepada kesesatan;

4. Sebab hidupnya hati dan lapangnya dada;

5. Meraih cinta dan rida Allah Ta’ala.

Syekh menutup pembahasan 10 sebab meraih lapang dada ini dengan doa, “Ya Allah, lapangkanlah dada kami, mudahkanlah urusan kami. Ya Allah, hiasilah kami dengan perhiasan iman, dan jadikan kami hamba-hamba-Mu yang mendapatkan petunjuk. Mudahkanlah kami di dalam menempuh jalan yang lurus ini, jalannya orang-orang yang engkau berikan rezeki, baik para nabi, orang-orang yang jujur, orang-orang yang syahid, serta orang-orang saleh. Sungguh mereka adalah sebaik-baik sahabat dan teman perjalanan. Sungguh Engkau Maha Mendengar semua doa kami. Tempat berlabuhnya semua keinginan. Engkaulah satu-satunya penolong kami.”

Segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam, selawat dan salam teruntuk baginda kita Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasalam, beserta keluarga, dan sahabatnya.

[Selesai]

 ***

Penulis: Muhammad Idris

Artikel: Muslim.or.id

Referensi:

Asyartu Asbabin Linsyirahi As-sadr (10 Sebab Memperoleh Rasa Lapang Dada) karya Syekh Abdur Razaq bin Abdul Muhsin Al-Badr Hafidzhohullah dengan beberapa perubahan.

Sumber: https://muslim.or.id/71218-sepuluh-kunci-meraih-rasa-lapang-dada-bag-8.html