Cuaca panas yang melanda sejumlah daerah di Tanah Air tengah kita rasakan dalam beberapa pekan terakhir. Menurut BMKG, cuaca panas yang terjadi tidak masuk kategori gelombang panas seperti yang terjadi di negara-negara lain. BMKG menyebut bahwa cuaca panas ini sebagai fenomena adanya gerak semu matahari yang menjadi siklus yang biasa dan terjadi di setiap tahun.
Selain itu, BMKG memprediksi Indonesia akan mengalami musim kemarau yang lebih panjang di 2023 ini. Terjadi dari akhir Mei sampai September mendatang.
Islam telah mengajarkan kepada kita tentang menyikapi fenomena cuaca, khususnya cuaca panas seperti sekarang.
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Saudara-saudara yang Dimuliakan Allah
Pertama, panasnya cuaca yang kita rasakan akhir-akhir ini harus membuat kita ingat tentang panasnya Hari Kiamat. Apa yang tengah kita rasakan sekarang ini, tidak sebanding dengan apa yang akan kita hadapi di hari akhir. Panasnya hari kiamat jauh lebih panas, jauh lebih mendidih, dan jauh lebih menyengat.
Di Hari Kiamat kelak, jarak matahari dengan kita teramat dekat. Hanya sejengkal dari kepala kita. Keringat pastinya akan bercucuran deras. Tergantung dari amal kita. Ada yang keringatnya hanya sampai ke kedua mata kaki, ada yang sampai lutut, ada yang sampai ke leher, bahkan sampai menenggelamkan. Sekali lagi tergantung dari amal perbuatan kita di dunia.
Rasul SAW bersabda, seperti diriwayatkan oleh Imam Muslim :
“Matahari akan didekatkan kepada makhluk kelak pada hari kiamat, sampai ada di antara mereka yang jaraknya sejauh satu mil.” Rasulullah meneruskan, “Adapun keringat mereka maka sesuai dengan amalan yang ia kerjakan ketika di dunia, di antara mereka ada yang sampai lututnya, ada yang sampai betisnya, ada yang sampai di pinggangnya, bahkan ada yang sampai ke mulutnya.” Dan Rasulullah mengisyaratkan dengan tangan ke mulutnya.”
Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits yang mengingatkan kita tentang dahsyatnya keadaan Hari Kiamat. Rasul SAW bersabda :
يَعْرَقُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَذْهَبَ عَرَقُهُمْ فِي الْأَرْضِ سَبْعِينَ ذِرَاعًا وَيُلْجِمُهُمْ حَتَّى يَبْلُغَ آذَانَهُمْ
“Kelak pada hari kiamat seluruh manusia mengucurkan keringat, sampai-sampai ada yang keringatnya membasahi bumi sebanyak tujuh puluh dzira’, sehingga menutupi mereka sampai ke telinganya”. (HR Bukhari)
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Kedua, cuaca yang tengah kita hadapi hendaknya kita sikapi dengan mengingat betapa panasnya api neraka jahanam. Allah SWT berfirman :
وَقَالُوْا لَا تَنْفِرُوْا فِى الْحَرِّۗ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ اَشَدُّ حَرًّاۗ لَوْ كَانُوْا يَفْقَهُوْنَ
“Dan mereka berkata, ‘Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini.’ Katakanlah (Muhammad), “Api neraka Jahanam lebih panas,” jika mereka mengetahui.” (QS. At-Taubah : 81)
Neraka jahanam, panasnya jauh lebih terik dan pastinya lebih membakar. Panasnya mendidih. Jangan sampai kita sekadar sibuk dengan cuaca panas di dunia tapi lupa bahwa di akhirat, neraka jahanam jauh lebih panas dari yang tengah kita rasakan.
Disebutkan bahwa panasnya cuaca di dunia adalah bagian dari hembusan neraka jahanam. Rasul SAW bersabda :
“Neraka mengadu –akibat panasnya yang begitu mendidih- kepada Rabb-Penciptanya, ‘Wahai Rabb, sebagian diriku saling membakar satu dengan yang lain.’ Maka Allah pun menghendaki neraka memiliki dua nafas; nafas di musim dingin dan nafas di musim panas. Kalian dapati dahsyatnya dingin yang menggigil adalah bagian dari zamharir-nya neraka (hembusan dingin menusuk tulang), sedangkan yang kalian dapati dari sengatan panas di musim panas adalah bagian dari gejolak mendidihnya neraka.” (HR. Bukhari-Muslim)
Kaum Muslimin yang Berbahagia
Sejumlah amalan bisa kita laksanakan dalam menghadapi cuaca yang terik. Selain usaha lahir seperti banyak minum air, merendam kaki di air dingin, menggunakan alat penyejuk udara, atau menghindari paparan langsung dengan matahari, jangan lupa untuk melakukan usaha pengamalan batin.
Pertama, perbanyak doa permohonan kepada Allah SWT agar dilindungi dari siksa neraka. Rasul SAW bersabda :
“Siapa yang minta surga kepada Allah sebanyak tiga kali, maka surga akan berkata; ‘Ya Allah, masukkanlah ia ke dalam surga.’ Dan siapa yang minta agar dijauhkan dari neraka sebanyak tiga kali, maka neraka akan berkata; ‘Ya Allah, jauhkanlah ia dari neraka’.”
(HR. An-Nasa’i)
Di antara sifat Ibadurrahman adalah senantiasa meminta kepada Allah agar dijauhkan dari siksa neraka. Allah SWT berfirman :
وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَۖ اِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا ۖ
“Dan orang-orang yang berkata, ‘Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami, karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang kekal.” (QS. Al-Furqan : 65)
Kedua, melaksanakan puasa di hari-hari yang panas. Dengan puasa di cuaca panas, tentu memiliki tingkat rintangan yang lebih rumit, maka pahala yang didapat jauh lebih banyak, selaras dengan kesulitan yang dihadapi dalam mengamalkannya.
Puasa seperti ini disebut oleh para salaf sebagai ظمأ الهواجر (puasa di musim panas). Sayidina Umar bin Khattab ra. berkata kepada putranya Abdullah untuk menguatkan iman, salah satunya, dengan berpuasa di cuaca panas di musim panas.
Abu Darda’ ra. berkata, “Laksanakan puasa di hari yang panasnya sangat terik sebagai persiapan menghadapi panasnya hari kebangkitan dan tunaikan salat dua rakaat di tengah kegelapan malam sebagai persiapan menghadapi kegelapan alam kubur.”
Jemaah Salat Jumat yang Dirahmati Allah
Ketiga, bersedekah. Yang paling utama dalam konteks cuaca panas ini adalah sedekah berupa memberi minum. Diriwayatkan bahwa Sa’ad bin Ubadah ra. baru saja ditinggal wafat oleh ibunya dan ia ingin bersedekah yang pahalanya dihadiahkan untuk sang bunda. Lalu, ia berkonsultasi kepada Rasul SAW tentang hal ini. Beliau merespon positif. Dan saat ditanya sedekah apa yang paling utama di antara bentuk sedekah yang ada selama ini, beliau menjawab, “Memberi minum.” (HR. Ahmad)
Imam Al-Qurtubi mengatakan dalam kitab tafsirnya, “Memberi minum adalah amalan yang paling agung untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sampai-sampai sebagian tabi’in menegaskan, ‘Siapa yang banyak berbuat dosa hendaknya ia bersedekah dengan memberi minum. Allah SWT telah berkenan mengampuni dosa-dosa orang memberi minum seekor anjing, bagaimana tidak berkenan mengampuni seseorang yang memberi minum seorang mukmin yang bertauhid.’”
Demikianlah khutbah Jumat pada saat-saat yang mulia penuh berkah ini. Semoga Allah SWT menyelamatkan kita, keluarga kita, dan kaum muslimin, dari sengatan panas matahari di hari akhir, selamat dari siksa neraka jahanam, dan menjadikan kita sebagai ahli surga-Nya yang penuh dengan kesejukan, kedamaian, serta kenyamanan.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil
HIDAYATULLAH