3 Amalan Sunnah Bulan Syawal, Jangan Dilewatkan!

3 Amalan Sunnah Bulan Syawal, Jangan Dilewatkan!

Alhamdulillah umat muslim seluruh dunia telah berhasil menyelesaikan serangkaian ibadah di bulan suci Ramadhan. Kemudian kita menyambut Hari Raya Idul Fitri yakni di Syawal tepatnya di Hari Sabtu (29/04) lalu. Perlu kita ketahui, untuk menyempurnakan ibadah Ramadhan kita bahkan disunahkan untuk memaksimalkan amalan kita di bulan Syawal ini. Nah berikut 3 amalan sunnah bulan Syawal. 

Sebagaimana yang disampaikan Abu Maryam Kautsar Amru dalam buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadhan, keutamaan untuk melakukan amalan yang baik di bulan Syawal yakni melanjutkan apa yang sudah dilakukan di bulan Ramadhan. 

Diperlukan juga amalan yang akan dilakukan agar dapat diterima oleh Allah SWT dan hanya kepada-Nya saja kita berniat beramal baik. Oleh karena itu, para sahabat saling mendoakan ketika bertemu satu sama lain, agar amalan-amalan mereka itu diterima dan setiap doa-doa dikabulkan Allah SWT.

فَعَن جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ قَالَ : كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا الْتَقَوْا يَوْمَ . تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ . قال الحافظ : إسناده حسن : الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ

Dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berjumpa dengan hari Id (Idul Fitri atau Idul Adha), satu sama lain saling mengucapkan, “Taqabbalallahu minna wa minka (minkum) (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian)” (HR Ibnu Hajar).

Nah untuk memaksimalkan ibadah kita, setidaknya ada 3 ibadah sunnah untuk dijalankan seluruh umat Muslim:

Pertama, Puasa 

Sebagaimana yang diajarkan dalam Islam ibadah puasa sangat dianjurkan guna melatih kita untuk mengontrol hawa nafsu. Diantaranya ada dua puasa yang disunnahkan di bulan Syawal:

a). Yakni Puasa Syawal 6 Hari sebagaimana yang dikutip dalam Kitab Latha’if al-Ma’arif, Ibnu Rajab Al-Hambali mengatakan bahwa berpuasa di bulan Syawal setelah Ramadhan akan menyempurnakan ganjaran berpuasa setahun penuh.

Puasa enam hari di bulan Syawal memiliki keutamaan seperti puasa sepanjang tahun. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat yang berasal dari Abu Ayub Al Anshari, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْر

“Barang siapa berpuasa Ramadhan lalu melanjutkannya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka itu setara dengan puasa sepanjang tahun.” (HR Muslim & Imam Ahmad)

Diriwayatkan oleh Tsauban bahwa dalam sebuah hadits, berbunyi, “Puasa Ramadhan pahalanya senilai dengan puasa sepuluh bulan dan puasa enam hari pahalanya senilai dengan puasa dua bulan. Jumlah semuanya satu tahun penuh.” (Diriwayatkan Sa’id bin Manshur dengan sanadnya dari Tsauban)

b). Kemudian Puasa Sunnah Ayyamul Bidh

Amalan sunnah di bulan Syawal yang lain adalah puasa Ayyamul Bidh. Puasa sunnah ini dikerjakan setiap tangal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriah) setiap bulannya. Mengutip dari riwayat Bukhari yang berasal dari Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash Radhiyallahu anhu disebutkan bahwa salah satu keutamaan dari puasa ayyamul bidh adalah seperti berpuasa sepanjang tahun. Keutamaan ini juga dijelaskan dalam riwayat Abu Daud.

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

Artinya: “Puasa tiga hari di setiap bulannya adalah seperti berpuasa sepanjang tahun.” (HR Bukhari)

Puasa Ayyamul Bidh juga menjadi salah satu dari tiga hal yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Hal ini diketahui melalui riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW memberikan tiga wasiat kepada salah seorang sahabatnya, Abu Darda.

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Artinya: “Rasulullah SAW berpesan kepadaku tiga hal yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati, yaitu berpuasa setiap tiga hari pada setiap bulannya, mengerjakan dua rakaat shalat Duha, serta shalat witir sebelum tidur.” (HR Bukhari dan Muslim)

Kedua Menikah

Menurut penjelasan Imam Ibnu Katsir dalam laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), dahulu Rasulullah SAW menikahi Aisyah untuk membantah keyakinan yang keliru sebagian masyarakat yaitu tidak suka menikah di antara dua Id (bulan Syawal termasuk di antara Idul Fitri dan Idul Adha). 

Ada kekhawatiran di kalangan muslim terkait dampak menikah di bulan Syawal yang berujung pada perceraian.

Keterangan menikah di bulan Syawal ini didasarkan pada riwayat yang disampaikan oleh istri Rasulullah SAW yaitu ‘Aisyah Radhiyallahu Anha yaitu,

تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي

Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menikahiku pada bulan Syawal dan berkumpul denganku pada bulan Syawal, maka siapa di antara istri-istri beliau yang lebih beruntung dariku?” (HR. Muslim).

Sehingga Imam An Nawawi juga memberikan penjelasan mengenai hadits di atas bahwa “Di dalam hadis ini terdapat anjuran untuk menikahkan, menikah, dan membangun rumah tangga pada bulan Syawal.”

Ketiga yakni Silaturahmi

Islam menyebutkan Syawal merupakan bulan yang baik untuk menyambung tali silaturahmi. Dalam salah satu riwayat, perintah silaturahmi termaktub dalam hadits yang berasal dari Abu Ayub Al-Anshari, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ، ذَرْهَ

Artinya: “Beribadahlah pada Allah SWT dengan sempurna jangan syirik, dirikanlah shalat, tunaikan zakat, dan jalinlah silaturahmi dengan orang tua dan saudara.” (HR Bukhari).

Demikian 3 amalan sunnah bulan Syawal. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH