3 Kota Bersejarah Suriah

Suriah, menurut Muhammad Syafii Antonio dalam Encyclopedia of Islamic Civilization, konon menurut sebuah cerita, nama syam atau sham atau sam diambil dari kata “syem” yang menurut keyakinan sebagian orang adalah putra tertua Nabi Nuh.

Tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, kata “syam” tidak hanya dinisbatkan pada kawasan yang kini disebut Damaskus, tetapi menjadi nama wilayah yang meliputi Suriah, Palestina, Yordania, dan Lebanon. Keseluruhan wilayah tersebut, menurut beberapa pakar geografi, dinamakan Suriah Raya. 

Beberapa ahli sejarah juga menyebutkan nama Suriah muncul setelah Kekaisaran Asyur jatuh pada 612 sebelum Masehi (SM). Namun, pada masa ini, bagian barat Suriah masih disebut Asyur. Penyebutan nama Suriah baru dikenal pada masa Kekaisaran Seleukus. 

Penyebutan nama Suriah atau Syria pertama kali digunakan oleh seorang ahli ilmu bumi dan sejarawan Yunani yang bernama Strabo (63 SM-24 M). Menurut Strabo, Suriah yang dimaksud meliputi wilayah timur dekat antara Asia Kecil dan Mesir yang dikuasai Kerajaan Romawi.

Berikut ini kota-kota bersejarah di Suriah:

Kota Palmyra

Selain Bushara sebagai kota saat tanda-tanda kenabian ditemukan pendeta Bahira. Di Suriah juga ada kota tua bernama Palmyra. Kota yang menghubungkan Persia dengan pelabuhan Mediterania ini merupakan kota yang dibebaskan taklukkan pasukan Muslim di bawah Khalid bin Walid.

Palmyara merupakan sebuah kota kuno di Suriah yang terletak 215 kilometer di timur laut Damaskus. Di kota ini terdapat banyak situs bersejarah, mulai dari Batu Bel, Batu Ba’al, Shamin, hingga Makam Batu Palmyra. Pada 1980, kota ini masuk warisan dunia UNESCO.