ADA pelajaran penting yang patut dipahami. Syariat sebelum Islam atau syariat yang dibawa oleh nabi sebelum Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam terbagi menjadi tiga :
1. Ajaran yang dibenarkan oleh syariat Islam, maka ajaran ini shohih dan diterima
2. Ajaran yang dibatalkan oleh syariat Islam, maka ajaran ini bathil dan tertolak
3. Ajaran yang tidak diketahui dibenarkan atau disalahkan oleh syariat Islam, maka sikap kita adalah tawaqquf (berdiam diri, tidak berkomentar apa-apa). Namun, apabila perkataan semacam ini ingin disampaikan kepada manusia dalam rangka sebagai nasehat dan semacamnya maka hal ini tidaklah mengapa, dengan syarat tidak dianggap bahwa perkataan itu multak benar. (Lihat Syarh Arbain Syaikh Ibnu Utsaimin, hlm. 207-208)
Rasa malu merupakan bentuk keimanan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Malu merupakan bagian dari keimanan.” (HR. Muslim, no. 161)
Rasa malu ini juga dipuji oleh Allah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah itu Maha Malu dan Maha Menutupi, Allah cinta kepada sifat malu dan tertutup, maka jika salah seorang di antara kalian itu mandi maka hendaklah menutupi diri.” (HR. Abu Daud no. 4014, dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani)